Tawar Menawar Ongkos Tukang Becak dan Cara Kiai Kholil Bersedekah - Mojok.co
  • Cara Kirim Artikel
Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Politik
    • Sosial
    • Tekno
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Politik
    • Sosial
    • Tekno
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
Logo Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
Beranda Esai Khotbah

Tawar Menawar Ongkos Tukang Becak dan Cara Kiai Kholil Bersedekah

Ahmad Khadafi oleh Ahmad Khadafi
25 Januari 2019
0
A A
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

MOJOK.CO – Salah satu masalah jadi kiai yang dihormati adalah kesulitan untuk membayar transaksi jual-beli atau bayar ongkos becak. Bagi Kiai Kholil itu merepotkan.

Menjadi seorang kiai yang dihormati warga sekitar kadang memang bikin susah. Bukan apa-apa dalam berbagai urusan sehari-hari kadang Kiai Kholil merasa nggak enak. Jika berniat minta tolong ke seseorang, Kiai Kholil sering merasa tidak enak hati ketika orang yang menolongnya mau diberi sekadar uang ucapan terima kasih selalu menolak.

Masih mending kalau kejadian itu terjadi karena dalam proses tolong menolong, tapi agak repot kalau kejadiannya adalah sebuah hubungan transaksional jual-beli. Seperti saat Kiai Kholil mencoba naik becak dari pasar ke kediamannya yang tidak terlalu jauh.

Sebenarnya Kiai Kholil bisa saja diantar ke pasar oleh putranya, Gus Mut, hanya saja kebetulan hari itu Kiai Kholil ingin sekalian jalan-jalan. Sekali-kali Kiai Kholil juga kepingin belanja sendiri ke pasar tanpa ditemani siapa pun.

Sayangnya, ketika dari dalam pasar saja keadaan jadi repot karena ada pedagang malah kasih diskon yang kelewatan ke Kiai Kholil.

“Bu, ini tempenya berapaan ya?” tanya Kiai Kholil.

Baca Juga:

becak listrik mojok.co

Gantikan Becak Kayuh, Becak Listrik Mulai Mengaspal di Malioboro  

20 Maret 2023
Pasar Wiguna Yogyakarta

Tampil Modis Minggu Pagi di Pasar Wiguna Saat Ruang Publik di Jogja Mulai Sirna

10 November 2022

“Waduh, Pak Kiai. Kok tumben belanja sendirian ke pasar?” kata Ibu Penjual sambil sedikit membungkuk takzim.

“Iya, lagi kepingin jalan-jalan sendirian aja,” jawab Kiai Kholil. “Eh, berapaan, Bu, tempenya?”

“Oh, buat Pak Kiai mah diambil saja. Nggak perlu bayar,” kata Ibu Penjual sambil memasukkan berapa tempe ke dalam plastik.

Kiai Kholil sedikit terkejut, “Lho kok begitu? Nanti sampeyan rugi dong, Bu.”

“Saya mah udah didatengin Pak Kiai ke lapak jualan saya aja udah seneng, Pak Kiai. Ketemu juga kalau pengajian dan jaraknya jauh. Bisa lihat Pak Kiai langsung begini aja udah nggak bisa nggantiin duit berapa pun,” jawab Ibu Penjual.

“Tapi kan ini jual beli, Bu. Harus ada harganya dong. Biar sah ini akadnya,” kata Kiai Kholil.

“Ya sudah kalau Pak Kiai memaksa. Harganya seribu rupiah aja, Pak Kiai,” jawab Ibu Penjual.

Kiai Kholil tahu betul kalau uang segitu tidak akan bisa menutup modal beberapa tempe yang sudah dimasukin ke plastik. Tapi apa boleh buat, Kiai Kholil khawatir kalau mencoba mendebat keadaan bisa jadi runyam.

Usai membayar, Kiai Kholil lalu berkeliling di pasar. Kali ini Kiai Kholil tak berani membeli barang sama sekali. Kiai Kholil takut, takut kalau para pedagang yang dia datangi malah kasih barang ke dirinya tanpa minta bayaran.

Setelah puas jalan-jalan di pasar, Kiai Kholil pun berencana pulang naik becak. Sebenarnya Kiai Kholil bisa saja naik ojek, tapi melihat bahwa ada banyak tukang becak yang mulai sepi peminat, Kiai Kholil mendekat.

“Pak, anterin saya pulang ya?” kata Kiai Kholil.

Tukang becak yang sedang santai sambil ngisi TTS biasa saja melihat Kiai Kholil di hadapannya. Bisa jadi karena si tukang becak bukan orang asli sekitar, jadi tidak tahu persis siapa yang ada di hadapannya.

“Oh, siap, siap, Pak,” jawab tukang becak.

Kiai Kholi sempat gembira mendengar reaksi tukang becak yang biasa saja. Sepertinya si tukang becak memang tidak mengenal Kiai Kholil. Rasanya senang saja menjadi sosok yang tidak dikenal.

“Berapa, Pak, sampai rumah di belakang Masjid Miftahul Jannah?” tanya Kiai Kholil.

Tukang becak mengangguk paham lokasi yang akan dituju. Sambil menyiapkan kendaraannya, si tukang becak memberi harga fantastis, “Yah, 25 ribu aja, Pak.”

Kiai Kholil sempat terkejut mendengar. Jarak antara pasar ke rumahnya tidak terlalu jauh, jika naik ojek, biasanya tukang ojek hanya akan diminta uang 5 ribu saja. Harga ini memang kelewat mahal. Tapi, Kiai Kholil malah semakin senang mendengarnya. Sebab itu artinya, Kiai Kholil dianggap sebagai pelanggan biasa.

Dan karena dianggap pelanggan biasa, Kiai Kholil pun bersikap seperti penumpang pada umumnya, yakni menawar.

“Wah, nggak 10 ribu aja, Pak?” tawar Kiai Kholil.

“Jangan 10 ribu dong, Pak. Gimana kalau 18 ribu?” kata tukang becak sedikit ketus.

“15 ribu gimana?” tawar Kiai Kholil lagi.

“Ya udah deh, 15 ribu,” jawab tukang becak.

Kiai Kholil pun naik. Sedikit bernostalgia dengan transportasi tradisional yang sebentar lagi akan punah, Kiai Kholil tampak menikmati betul perjalanan tersebut.

Begitu sampai rumah Kiai Kholil segera menyiapkan uang. Mengambil uang 25 ribu di selipan pecinya Kiai Kholil langsung memberikan begitu saja ke tukang becak.

Melihat uang 25 ribu diberikan, tukang becak jadi bingung.

“Lho? Bukannya tadi kita sepakat 15 ribu ya, Pak?” tanya tukang becak bingung sambil mencoba mengambil uang di sakunya untuk kembalian.

“Udah, Pak. Itu sisanya diambil saja,” kata Kiai Kholil.

Tukang becak tersenyum kecil.

“Lha kalau emang mau ngasih segini, kenapa Bapak tadi nawar? Kan jadi ribet tadi kita tawar-menawar,” kata tukang becak sambil terkekeh masih heran.

“Kalau tadi kita sepakat 25 ribu, aku jadi nggak dapat kesempatan sedekah dong buat sampeyan. Gimana sih?” jawab Kiai Kholil santai.

Tukang becak cuma tertawa mendengarnya lalu undur diri.


*) Diolah dari kisah KH. Zainal Abidin Munawwir, Pengasuh Pondok Pesantren Krapyak, Yogyakarta.

 

Terakhir diperbarui pada 25 Januari 2019 oleh

Tags: becakKhotbahkiaiPasarSedekahtukang becak
Ahmad Khadafi

Ahmad Khadafi

Redaktur Mojok. Santri. Penulis buku "Dari Bilik Pesantren" dan "Islam Kita Nggak ke Mana-mana kok Disuruh Kembali".

Artikel Terkait

becak listrik mojok.co
Sosial

Gantikan Becak Kayuh, Becak Listrik Mulai Mengaspal di Malioboro  

20 Maret 2023
Pasar Wiguna Yogyakarta
Geliat Warga

Tampil Modis Minggu Pagi di Pasar Wiguna Saat Ruang Publik di Jogja Mulai Sirna

10 November 2022
harga sembako mojok.co
Ekonomi

Harga Sembako Mulai Naik di Jogja, Pedagang Putar Otak

11 Oktober 2022
rebo wekasan
Kilas

Rebo Wekasan, Seputar Mitos Bala dan Ijazah Amalan dari Para Kiai

20 September 2022
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
pelajaran ekonomi berharga keluarga cemara

Pelajaran Ekonomi Berharga dari Film Keluarga Cemara

Tinggalkan Komentar


Terpopuler Sepekan

sekolah kedinasan mojok.co

10 Sekolah Kedinasan yang Paling Ramai dan Sepi Peminat

22 Maret 2023

Tawar Menawar Ongkos Tukang Becak dan Cara Kiai Kholil Bersedekah

25 Januari 2019
Toyota Fortuner Membuat Saya Kesulitan Menahan Ego di Jalan Raya MOJOK.CO

Toyota Fortuner Membuat Saya Kesulitan Menahan Hawa Nafsu di Jalan Raya

18 Maret 2023
Derita Mahasiswa yang Kampusnya Tutup Tiba-tiba: Mimpi Kami Punya Ijazah Musnah. MOJOK.CO

Derita Mahasiswa yang Kampusnya Tutup Tiba-tiba: Mimpi Kami Punya Ijazah Musnah 

23 Maret 2023
Samsung Galaxy A Series Android Terbaik MOJOK.CO

Samsung Galaxy A Series: Seri Terbaik untuk Kelas Midrange Android

21 Maret 2023
universitas brawijaya mojok.co

15 Jurusan yang Sepi Peminat di Universitas Brawijaya, Tingkat Ketetatannya Rendah!

23 Maret 2023
Honda Supra X 125 Tetap Juara di Pelosok Indonesia MOJOK.CO

Honda Supra X 125: Tetap Juara di Pelosok Indonesia

20 Maret 2023

Terbaru

kuliah politik di masjid

Jadwal Kuliah Umum Masjid Kampus UGM Selama Ramadan, Intens Bahas Politik

25 Maret 2023
rekomendasi 5 drakor politik

Rekomendasi 5 Drakor Bertema Politik, Cocok Buat Maraton Nunggu Buka Puasa!

25 Maret 2023
ciuman saat puasa mojok.co

Hukum Mencium Pasangan saat Puasa, Bikin Batal?

25 Maret 2023
perguruan tinggi muhammadiyah mojok.co

5 Perguruan Tinggi Muhammadiyah Terbaik di Indonesia

25 Maret 2023
Ketum PP, Muhammadiyah, Haedar Nashir menyampaikan komentar terkait larangan bukber pejabat di UMY, Jumat (24/03/2023). MOJOK.CO

Kata Ketua PP Muhammadiyah tentang Larangan Bukber Pejabat dan ASN

25 Maret 2023
Duduk perkara penutupan patung Bunda Maria di Kulon Progo. MOJOK.CO

Duduk Perkara Penutupan Patung Bunda Maria di Kulon Progo

24 Maret 2023
alan Sunyi Kiai Bonokeling di Banyumas yang Sengaja Dibuat Menjadi Misteri Abadi. MOJOK.CO

Jalan Sunyi Wangsa Bonokeling di Banyumas yang Sengaja Menjadikan Leluhur Sebagai Misteri Abadi

24 Maret 2023

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
DMCA.com Protection Status

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Kanal Pemilu 2024
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Sosial
    • Tekno
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-Uneg
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In