Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai Khotbah

Doa untuk Mayit di Akhirat Memang Tak Bakal Diterima

Doa untuk mayit selama ini jadi perdebatan. Tapi hanya perdebatan dalam cara melakukannya, secara prinsip sih sebenarnya sama saja.

Ahmad Khadafi oleh Ahmad Khadafi
31 Desember 2021
A A
Doa untuk Mayit di Akhirat Memang Tak Bakal Diterima

Doa untuk Mayit di Akhirat Memang Tak Bakal Diterima. (mojok.co/Ega Fansuri).

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Ada benarnya ketika ada orang mengingatkan bahwa doa untuk mayit dari seorang muslim tak akan pernah sampai ke akhirat.

“Sejujurnya saya agak sakit hati, Gus,” kata Mas Is ketika curhat ke Gus Mut.

“Kenapa sakit hati, Mas Is?” tanya Gus Mut.

“Baru selesai acara 1000 hari untuk bude saya, ada aja teman yang negur kalau doa saya nggak bakal sampai. Katanya doa untuk mayit itu nggak bakal sampai ke akhirat. Itu bid’ah,” kata Mas Is.

Gus Mut terkekeh mendengarnya.

“Kok Gus Mut malah ketawa sih,” kata Mas Is.

“Bu-bukan gitu, Mas Is. Yang dibilang temenmu itu ada benernya,” kata Gus Mut.

Mas Is terkejut.

“Hah? Serius, Gus? Doa untuk mayit di akhirat itu nggak bakal sampai?” tanya Mas Is.

“Ya iya dong. Doa untuk mayit di akhirat itu memang nggak bakal sampai,” kata Gus Mut yakin.

“Bukannya, seorang muslim itu minimal bisa menerima amalan dari orang yang masih hidup? Doa dari anak yang saleh, sedekah jariyahnya, sama amalan ilmunya yang bermanfaat selama di dunia. Itu kan hadis soheh, Gus?” kata Mas Is.

Gus Mut tersenyum.

“Gini, Mas Is. Sebelum sampean salah sangka. Sampean harus tahu apa arti alam akhirat dulu,” kata Gus Mut.

“Ya saya tahu, Gus, alam akhirat itu apa,” kata Mas Is.

Iklan

“Memang apa?” tanya Gus Mut.

“Ya alam sesudah alam dunia kan?” kata Mas Is.

Gus Mut lagi-lagi terkekeh.

“Ya bukan dong,” kata Gus Mut.

“Lho? Kok bukan?” tanya Mas Is.

“Alam sesudah alam dunia itu masih ada alam barzah. Alam kubur. Alam antara alam dunia dengan alam akhirat. Alam perantara. Karena alam perantara, itu artinya masih ada manusia yang hidup, dan sudah ada manusia yang mati. Beda dengan alam akhirat,” kata Gus Mut.

Mas Is masih bingung. Mau ke arah mana ini penjelasan Gus Mut.

“Artinya, kalau Mas Is bilang alam akhirat, itu alam sesudah kiamat. Alam di mana tak ada satu pun makhluk yang hidup. Bahkan malaikat sekalipun. Semua yang di alam akhirat itu adalah makhluk yang sudah ‘pernah’ mati, Mas,” kata Gus Mut.

“Lalu?” tanya Mas Is.

“Lalu, karena semua makhluk sudah mati, ketika ada yang nyeletuk doa untuk mayit di alam akhirat tak bakal sampai itu ada benarnya. Ya iya dong, Mas Is. Hawong, tidak ada lagi satu makhluk pun yang masih hidup untuk bisa ngirim doa. Di akhirat, doa dan amalan sudah tidak berlaku sama seperti di dunia. Jangankan doa untuk orang lain, doa untuk diri sendiri saja sudah nggak bisa,” kata Gus Mut.

Tiba-tiba Mas Is tertawa. Tak ada lagi perasaan jengkel terhadap temannya, tapi justru perasaan kesal yang agak geli. Kesal karena merasa dikerjain.

“Lah terus, kalau begitu kan seharusnya nggak ada lagi perdebatan antara yang masih suka sama amalan doa untuk mayit dengan yang menolaknya dong, Gus?” tanya Mas Is, yang kali ini perasaannya lebih baik.

“Yang jadi perdebatan itu caranya. Bahwa orang yang menolak amalanmu itu nggak sepakat sama caranya—itu mungkin. Yang pakai 7 hari, 100 hari, atau 1000 hari. Tidak sepakat di bagian itu saja, kalau soal doa untuk mayit—bahkan yang Wahabi pun juga melakukannya, Mas Is,” kata Gus Mut.

“Hah? Serius, Gus? Gus Mut jangan sembarangan lho,” kata Mas Is.

Gus Mut terkekeh.

“Lho, aku ini serius. Kalau memang tak ada doa untuk mayit, salat jenazah itu nggak ada Mas Is. Lah wong isi bacaan dalam salat jenazah itu prinsipnya doa untuk mayit kok,” kata Gus Mut.

“Jadi, yang selama ini dibilang bid’ah-bid’ah itu apa dong, Gus?” tanya Mas Is.

“Ya caranya. Ada yang strict menganggap itu bagian dari amalan ibadah, ada yang menganggap doa untuk mayit bisa dikombinasi pakai banyak cara dan model. Yang satu melihat itu seperti amalan dalam rukun Islam yang harus ada tartib dan syarat sahnya, sedangkan satu melihatnya lebih cair karena melihat spektrum ibadah itu luas sekali. Sama-sama baik niatnya. Soal yang satu merasa lebih baik dari yang lain, lah itu baru yang jadi masalah. Selain itu sih, asalkan tidak saling memusuhi ya nggak masalah,” kata Gus Mut.

Mas Is kini gantian tersenyum.

“Jangankan sekadar doa untuk mayit, amalan untuk mayit itu banyak sekali cabang-cabangnya kok,” kata Gus Mut.

“Cabang-cabangnya? Maksudnya, Gus?” tanya Mas Is.

“Ya seperti kamu ngelunasi utang budemu, misal. Itu apa kalau bukan laku amalan untuk si mayit. Atau yang lain seperti misalnya budemu itu punya nadzar waktu hidupnya dan belum terlaksana, lalu kamu menggantinya.”

Mas Is manggut-manggut.

“Itu semua menandakan, semua muslim dari Islam aliran apapun percaya kalau doa untuk mayit itu ya sampai, karena si mayit masih di alam barzah, belum di alam akhirat,” kata Gus Mut.

Mas Is kini tersenyum, rasanya lega.

“Sampean memang ‘radiator’, Gus,” kata Mas Is.

“Kok radiator?” tanya Gus Mut.

“Mendinginkan mesin yang panas sukanya,” kata Mas Is yang disambut tawa Gus Mut.

 

*) Diolah dari penjelasan Gus Baha.

BACA JUGA Kok Ada Ayat Jangan Mati kecuali dalam Keadaan Muslim? Lah Kan Mati Bukan Kita yang Ngatur? atau kisah GUS MUT lainnya.

Penulis: Ahmad Khadafi

Editor: Ahmad Khadafi

Terakhir diperbarui pada 31 Desember 2021 oleh

Tags: alam akhiratalam barzahdoa untuk mayitsalat jenazah
Ahmad Khadafi

Ahmad Khadafi

Redaktur Mojok. Santri. Penulis buku "Dari Bilik Pesantren" dan "Islam Kita Nggak ke Mana-mana kok Disuruh Kembali".

Artikel Terkait

Modin perempuan mojok.co
Liputan

Modin Perempuan, Pengurus Jenazah Perempuan yang Kian Dibutuhkan

25 Januari 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Bakpia Mojok.co

Sentra Bakpia di Ngampilan Siap Jadi Malioboro Kedua

1 Desember 2025
Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
jogjarockarta.MOJOK.CO

Mataram Is Rock, Persaudaraan Jogja-Solo di Panggung Musik Keras

3 Desember 2025
'Aku Suka Thrifting': Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism.MOJOK.CO

‘Aku Suka Thrifting’: Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.