Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Kata Adalah Senjata dan Lagu Adalah Meriam: Dari NWA Sampai Sukatani

Prabu Yudianto oleh Prabu Yudianto
21 Februari 2025
A A
Kata Senjata dan Lagu Adalah Meriam: Dari NWA Sampai Sukatani MOJOK.CO

Ilustrasi Kata Senjata dan Lagu Adalah Meriam: Dari NWA Sampai Sukatani. (Mojok.co/Ega Fansuri)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Suara kritis bersama lagu Sukatani harus ikut lantang! Bukankah kritik adalah bahasa paling jujur? Jangan gentar!

Jika kata adalah senjata, maka lagu adalah meriam. Paduan nada dan lirik ini bisa memekakkan telinga dan meledakkan kedzaliman. Dari Bob Dylan sampai Harry Roesli. Dari “Fuck Tha Police” karya NWA sampai “Bayar, Bayar, Bayar” karya Sukatani. Yang terakhir ini memang meledakkan otak “oknum”, dan berakhir klarifikasi.

Penghapusan lagu “Bayar, Bayar, Bayar” diikuti klarifikasi Sukatani menjadi tanda tanya besar. Apa yang salah dari lagu yang liriknya mudah diingat dan dinyanyikan saat demonstrasi? Apa yang terjadi di balik layar, hingga Sukatani harus memberi klarifikasi?

Entah bagaimana kronologinya, Sukatani adalah contoh nyata lagu dapat menakuti banyak orang. Bahkan mereka yang berkuasa dan bersenjata. Pembredelan, alih-alih meneror, malah jadi bensin yang membuat api menjadi makin berkobar.

Lagu adalah “hantu kekuasaan”

Lagu lahir dari imajinasi bebas manusia. Kadang ia memadukan suara alam dengan sajak indah. Lagu menyatukan nada indah dengan pujian pada Tuhan. Dan kadang ia adalah nada kasar dan lirik lantang penuh amarah.

Lagu juga jadi alat bersuara. Berbeda dengan tulisan yang lebih konvensional, ia sederhana namun puitis. Makanya mudah terjangkar dalam benak banyak orang. Jika lagu itu cinta-cintaan, maka ia akan mengendap sebagai hal romantis dalam pikiran. Jika lagu itu kritik sosial, ia akan menghantui kekuasaan beserta instrumen pendukungnya.

Maka lumrah jika lagu tidak hanya jadi alat perjuangan, namun juga media propaganda. Isi otak masyarakat dipenuhi lagu-lagu patriotis dan menggugah mental chauvinis. Dari mars partai sampai lagu-lagu nasional.

Namun ia mudah dikemas sebagai penggugah perlawanan. Misal “Bella Ciao” yang menjadi mars melawan fasis Italia. “Solidarity Forever” jadi lagu buruh yang kini lebih sering dinyanyikan anak teknik mesin. Bahkan “Do You Hear The Peoples Sing” yang sejatinya lagu dalam film Les Miserables jadi penyemangat demonstran Hongkong.

Jika harus membahas semua lagu yang jadi hantu kekuasaan, akan jadi berjilid-jilid buku. Maka saya hanya ingin membahas 2 lagu saja, karya NWA dan Sukatani. Keduanya punya persamaan isu dan diperlakukan seperti teror berbahaya.

Baca halaman selanjutnya: Fuck tha Police, masterpiece dari NWA

Halaman 1 dari 2
12Next

Terakhir diperbarui pada 21 Februari 2025 oleh

Tags: bayar bayar bayarlagu Fuck Tha Policelagu sukataniNWAsukatanisukatani bayar bayar bayarsukatani klarifikasi
Prabu Yudianto

Prabu Yudianto

Jika artikel saya menyinggung Anda, saya tidak peduli.

Artikel Terkait

Kapolri Tawari Sukatani Duta Polisi MOJOK.CO
Esai

Kapolri Tawari Sukatani Duta Polisi: Seandainya Aku Seorang Staf PR Polisi

24 Februari 2025
Mengantar Bayar Bayar Bayar Sukatani ke Pemakaman MOJOK.CO
Esai

Mengantar Bayar Bayar Bayar Sukatani ke Pemakaman dengan Sukacita

21 Februari 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

waspada cuaca ekstrem cara menghadapi cuaca ekstrem bencana iklim indonesia banjir longsor BMKG mojok.co

Alam Rusak Ulah Pemerintah, Masyarakat yang Diberi Beban Melindunginya

1 Desember 2025
Bioskop NSC Rembang, bangunan kecil di tanah tandus yang jadi hiburan banyak orang MOJOK.CO

Bioskop NSC Rembang Jadi Olok-olokan Orang Sok Kota, Tapi Beri Kebahagiaan Sederhana

1 Desember 2025
Bakpia Mojok.co

Sentra Bakpia di Ngampilan Siap Jadi Malioboro Kedua

1 Desember 2025
Guru sulit mengajar Matematika. MOJOK.CO

Susahnya Guru Gen Z Mengajar Matematika ke “Anak Zaman Now”, Sudah SMP tapi Belum Bisa Calistung

2 Desember 2025
Maybank Cycling Mojok.co

750 Pesepeda Ramaikan Maybank Cycling Series Il Festino 2025 Yogyakarta, Ini Para Juaranya

1 Desember 2025
jogjarockarta.MOJOK.CO

Mataram Is Rock, Persaudaraan Jogja-Solo di Panggung Musik Keras

3 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.