Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Beranda Esai

Aylan Kurdi? Ah, Besok juga Lupa

Ali Salmande Harahap oleh Ali Salmande Harahap
6 September 2015
0
A A
Aylan Kurdi? Ah, Besok juga Lupa

Aylan Kurdi? Ah, Besok juga Lupa

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Dunia berduka. Begitu pula Indonesia. Simpati berdatangan. Foto bocah mungil yang tewas terdampar di pantai Turki pemicunya. Sebagian besar dari kita kini tahu siapa dia. Namanya Aylan Kurdi. Pengungsi asal Suriah. Meninggal bersama kakak dan ibunya setelah mereka berusaha mencari suaka ke Kanada.

Foto-foto itu berseliweran dimana-mana. Hampir di semua akun media sosial. Ada di Facebook, Twitter, Instagram, Path dan sebagainya.

Sharing foto di media sosial itu juga diiringi dengan berbagai kecaman. Ada yang mengecam Uni Eropa yang tak membuka luas kran untuk para pengungsi. Ada juga yang mengecam pemimpin negara-negara Arab yang sangat royal membeli klub sepakbola liga-liga Eropa, tapi tak peduli dengan masalah kemanusian seperti itu.

Ada pula yang mempertanyakan kebijakan Turki terhadap pengungsi. Presiden Turki yang kabarnya begitu semangat membantu pengungsi Rohingya, lalu mengapa bisa ada pengungsi Suriah sampai mati tenggelam di pantai Turki. Yang mempertanyakan mungkin lupa, atau belum sempat riset, bahwa ada 1,7 juta pengungsi Suriah di Turki. Ini jumlah pengungsi terbesar Suriah yang ditampung dibandingkan negara manapun di dunia.

Dan ada yang mengecam Kanada yang menjadi tujuan akhir pencarian suaka dari keluarga Aylan.

Tidak hanya media sosial, media mainstream pun tak ketinggalan menampilkan foto Aylan yang tak bernyawa itu. Redaksi dari sebagian media-media ini sebenarnya gundah. Perlukah untuk menampilkan foto yang menyayat hati itu? Tak cukupkah dideskripsikan dengan kata-kata? Salah satunya editorial LA Times yang cukup powerful berjudul Why we ran the photo of the Syrian toddler.

Pada akhirnya mereka pun memilih untuk menampilkan. Agar masyarakat dan pemangku kebijakan benar-benar membuka mata dengan apa yang sebenarnya sedang terjadi, terutama mengenai pengungsi Suriah—serta membangkitkan simpati.

Tujuan berhasil. Semua orang hampir di seluruh dunia, termasuk Indonesia, marah besar pasca foto-foto itu beredar.

***

Di Indonesia, Presiden Joko Widodo pun beraksi. Jokowi mengundang diktator “yang terhormat” Abdel Fattah el-Sisi. Ya, Presiden Mesir yang telah membunuh ratusan warganya sendiri dan memasukkan lawan politiknya ke penjara tanpa fair trial. Adakah yang berdemonstrasi menolak kedatangan el-Sisi? Oh, sorry, saya ubah pertanyaannya: adakah yang masih ingat dengan peristiwa pembantaian oleh el-Sisi?

Memang, ada yang berdemonstrasi mengecam kedatangannya. Namun, itu hanya segelintir orang. Mereka yang berdemo adalah yang sering “dicap” berafiliasi dengan Ikhwanul Muslimin—organisasi yang the right to freedom of speech and expression atau bahkan the right to life para pengikutnya diberangus hingga ke akar-akarnya oleh el-Sisi.

Namun, bagaimana dengan mereka yang konon peduli dengan Hak Asasi Manusia tanpa terafiliasi dengan IM? Mungkin, saya kurang lihat berita. Jadi, tolong beritahu saya bila ada kelompok lain, yang selama ini mengaku sebagai pejuang HAM—terlebih, pernah mengecam tindakan el-Sisi—yang secara tegas menunjukkan penolakannya terhadap kedatangan el-Sisi ke Indonesia. Atau mungkin, semua orang sudah lupa dengan medan pembantaian itu?

Maka ketika seorang teman bilang bahwa banyak temannya di media sosial yang ikut aktif menunjukan simpati terhadap bocah Aylan, saya hanya bisa tersenyum kecut. Saya hanya bisa berhitung, sudah berapa banyak peristiwa semacam itu yang akhirnya terlupakan oleh kaum “Progresif Reaksioner”.

Korban-korban perang di Jalur Gaza (Palestina), Irak, Suriah, Rohingya, atau kekerasan aparat di Papua dan sebagainya, dibela dan diramaikan sesaat untuk kemudian dilupakan begitu saja. Sangat jarang kita temui upaya berkesinambungan untuk memperhatikan masalah-masalah tersebut hingga selesai—atau setidaknya memiliki ujung yang baik.

Hampir semua orang sibuk berteriak di kerumunan, untuk kemudian bubar dan melupakan apa yang pernah diteriakkan.

Ya, share-lah gambar-gambar itu, kecamlah siapa saja yang menurutmu harusnya bertanggungjawab atas kematian Aylan. Ekspresikan simpati dan kemarahanmu sepuas-puasnya melalui status Facebook, kicauan di Twitter atau di tempat lain. Meski ingatanmu mungkin pendek. Meski, besok juga sudah lupa…

Terakhir diperbarui pada 1 November 2018 oleh

Tags: Abdel Fattah el-SisiAylan KurdiSuriahTurki
Iklan
Ali Salmande Harahap

Ali Salmande Harahap

Artikel Terkait

Bashar Al Assad Minggat, Suriah Dikuasai Alumni Al Qaeda MOJOK.CO
Esai

Ketika Alumni Al Qaeda Memimpin Pemberontakan terhadap Bashar Al Assad di Suriah dan Mereka Menang

10 Desember 2024
Kisah Penerima Beasiswa S2 di Turki, Dari Orang Biasa hingga Memikat di Panggung Asia Tenggara. MOJOK.CO
Sosok

Kisah Penerima Beasiswa S2 di Turki, Dari Orang Biasa hingga Memikat di Panggung Asia Tenggara

7 November 2024
Melihat Tari Perut yang Katanya Erotis di Turkiye, Negerinya Erdogan. MOJOK.CO
Liputan

Melihat Tari Perut yang Katanya Erotis di Turkiye, Negerinya Erdogan

19 Juni 2023
Menengok Bunda Maria, Yesus, Kaligrafi Allah dan Muhammad di Masjid Hagia Sophia MOJOK.CO
Histori

Menengok Bunda Maria, Yesus, Kaligrafi Allah dan Muhammad di Masjid Hagia Sophia  

4 Juni 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Melestarikan aksara Jawa ala Kota Yogyakarta biar tidak punah MOJOK.CO

Melestarikan Aksara Jawa Ala Yogyakarta, Bukan Sekadar Nguri-uri tapi Juga Ngurip-urip

2 Juli 2025
Coba-coba Naik Bus Eksekutif PO Agra Mas.MOJOK.CO

Coba-coba Naik Bus Eksekutif Agra Mas: Semula Takut Naik Bus Malah Jadi Ketagihan, Merasa Katrok karena Fasilitas Melebihi Kereta Api

8 Juli 2025
Pertama kali membuat SIM C di kantor Satpas demi patuhi aturan, berujung kapok karena kegalakan petugas MOJOK.CO

Pertama Kali Ngurus SIM di Satpas: Nanya Sopan Malah Digalaki dan Dibiarkan Ruwet Sendiri, “Praktik Kotor” Tersaji di Depan Mata

3 Juli 2025
promo ojol, driver ojol.MOJOK.CO

Cerita Para Penikmat Promo Ojol yang Bertahan Hidup dari Potongan Harga

7 Juli 2025
Rosalia Indah PO Bus Penuh Drama, dari Maling sampai Kecoa (Unsplash)

Rosalia Indah, PO Bus yang Terlalu Penuh Masalah Membuat Penumpang Merasa Tidak Aman Apalagi Masalah Maling Hingga Kemunculan Kecoa

5 Juli 2025

AmsiNews

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Cara Kirim Artikel
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Kerja Sama
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.