MOJOK.CO – Dari Raditya Dika, Ernest Prakasa, sampai Si Doel berjubel rebutan panggung bioskop tanah air. Rilisnya pun barengan deket lebaran. Kejar setoran THR, Bang?
Libur panjang di hari Lebaran cocok dijadikan momen berkumpul dengan keluarga. Salah satu aktivitas yang bisa dilakoni sekeluarga adalah nonton film di bioskop. Maka tak perlu kaget jika sejumlah sineas film tanah air melepas karya andalan pada waktu yang sama: sehari sebelum lebaran.
Setidaknya, ada lima film Indonesia yang dirilis berbarengan. Bioskop pun menjadi zona merah. Di saat penonton maaf-maafan, film-film lokal gontok-gontokan: rebutan jualan tiket. Memang apa saja film-film itu? Ini dia lima di antaranya.
Single Part 2
Sepertinya memang tiada tahun tanpa film komedi Raditya Dika. Tahun ini, sang penulis, stand up komedian, YouTuber, dan industrialis film itu kembali mempersembahkan karyanya: Single Part 2.
Sejauh ini, Raditya Dika bisa dibilang sebagai salah satu filmmmaker paling produktif—hampir seperti pabrik malah. Kelak, Radit bersama Ernest Prakasa bisa jadi legenda sinematik komedi Indonesia, mungkin cukup layak kalau dibandingkan dengan produktivitas film Warkop DKI pada eranya.
Tidak bosan-bosannya Raditya Dika mengambil tema jomblo sebagai komoditi. Selain merupakan konten pertanyaan di momen kumpul keluarga saat lebaran, isi film Raditnya Dika memang hampir semuanya tentang jomblo yang secara TSM mengalami kegagalan cinta, lalu di ending mendapatkan sedikit harapan, kemudian ditutup dengan kuliah asmara ala Raditya Dika.
Komposisi pemain pun masih sama seperti film pendahulunya, Single: menggandeng selebriti internet dan para komika. Ditambah pemeran perempuan yang dieksplorasi kecantikannya melalui zoom in demi zoom in.
Setelah prekuelnya dipenuhi close up ekstrim wajah Annisa Rawless yang flawless, sekuelnya diimbuhi dengan paras Mentari Novel yang disorot kamera dekat dan pencahayaan berlebih. Jatuhnya kayak elf cewek di film The Lord of The Rings.
Seri film Single terbuat dari nasi goreng, humor hiperbolis Raditya Dika, dan pesona Bali. Sejak film pertama, Bali dijadikan latar cerita tempat drama dan komedi bergulir. Di sebuah adegan sempat diperlihatkan kerennya jalan tol Bali Mandara.
Pemandangan megah tersebut sekilas mirip iklan layanan masyarakat yang memamerkan hasil kerja pemerintah. Halah, itu loh iklan yang biasanya nyempil diputar di bioskop sebelum film mulai.
Overall, film Single Part 2 menunjukkan konsistensi Raditya Dika dalam berkreasi. Bagi kamu yang suka film komedi romantis plus plot twist ala 5cm-nya Donny Dhirgantoro, kayaknya cocok banget dengan film ini.
Hit and Run
Joe Taslim lawan Yayan Ruhian. Ditambah Jefri Nichol yang muda dan berbahaya. Bonus Chandra Liow sebagai… mana mestinya.
Hasilnya, lucu, seru, dan tentunya bisa dijadikan ajang cuci mata para cewek. Eh, cowok juga dikasih layanan penggemar melalui akting Tatjana Saphira sebagai pelantun tembang “Taman Safari” yang cetar-membahana-bukan-fatamorgana-di-kegelapan-malam-bagi-mereka-para-tuna-asmara-yang-rindu-KUA.
Hit and Run bercerita tentang Tegar Saputra (Joe Taslim), seorang polisi narsis yang menggawangi program reality show. Mirip-mirip dengan 86 yang ditayangkan di NET. Yang jadi antagonis di sini adalah—always—Yayan Ruhian sebagai Coki sang pengedar narkoba. Nggak di Majelis Lucu Indonesia nggak di film, nama “Coki” emang cocok banget jadi antagonis.
Selama sang jagoan mengejar penjahat, dipertontonkan juga aksi demi aksi. Dari mulai kejar-kejaran mobil, nabraki rumah-rumah warga di pinggiran Jakarta, sampai jotos-jotosan ala film The Raid.
Segala adegan berbahaya itu mudah saja dilakukan oleh Joe Taslim yang telah melanglang buana sampai ketemu Vin Diesel dalam waralaba Fast & Furious. Begitu juga dengan Yayan Ruhian yang sudah berkelana dari dunia John Wick sampai jauh ke galaksi nun jauh di sana lewat Star Wars. Keduanya telah tumbuh menjadi aktor laga harapan bangsa yang kaya akan pengalaman.
Film ini juga jadi reuni Joe Taslim dan Mad Dog setelah sama-sama punya banyak ilmu. Sebelumnya mereka sempat berantem di film The Raid. Ketika itu Joe Taslim dipatahkan lehernya oleh Mad Dog, lalu pertanyaannya; apakah di film ini ia bisa membalas?
Tentu temukan jawabannya di bioskop. Atau bisa lewat televisi swasta—tapi nunggu lebaran tahun depan ya?
Si Doel the Movie 2
All hail Rano Karno the King of Batavia Soap Opera!
Sejak Mandra masih sering bengong di oplet sampai sekarang mau daftar ojol, konflik Si Doel masih belum beranjak dari cinta yang dilematis: pilih Sarah atau Zaenab.
Posisi Doel masih belum cerai dengan Sarah, tapi sudah kawin siri dengan Zaenab. Dari Sarah, ia dikaruniai Dul Junior. Namun, Zaenab juga sudah mulai mual-mual tanda tekdung-lalala. Sementara itu Nyak melarang Doel poligami karena ini bukan film religi cinta adaptasi novel Habiburrahman El Shirazy atau Asma Nadia. Tuh, apa nggak pusing jadi Si Doel? Coba dia mau kuliah ke Mesir kayak Fahri, beres dah perkara.
Doel yang selalu bimbang bikin perempuan-perempuan di hidupnya pun turut terluka. Namun, Bang Mandra tetap ada untuk mencairkan suasana. Membuat Si Doel the Movie 2 jadi film lucu sekaligus haru.
Ditambah dramatisasi Zaenab yang nangis sambil memarut kelapa tatkala mendapati rumah tangganya kembali kedatangan rival abadi, yaitu Sarah. Setelah ini, kita akan tahu konklusi yang diambil oleh Rano Karno sebagai pemeran Si Doel sekaligus dalang cerita. Tunggu Si Doel the Movie 3! Hadeeeh, udah kayak Tersanjung aja.
Dari sini, kita tahu kesamaan Rano Karno dan Raditya Dika: multitalenta. Bisa jadi aktor, penulis skenario, sampai kursi sutradara juga diembat.
Bedanya, Raditya Dika belum bisa jadi kayak Rano Karno: selain piawai meraih jutaan penonton di bioskop, juga mampu meraup ratusan ribu suara.
Ghost Writer
Dua orang ini: Radit dan Ernest Prakasa emang udah kayak kondektur angkot, film kok ya kejar setoran. Kagak ada jedanya.
Ernest Prakasa yang rajin rilis film setiap akhir tahun menyambut libur Natal dan tahun baru, mencoba peruntungan di hari Lebaran. Bedanya, film Ernest Prakasa kali ini si Koko tidak jualan baju koko, tapi jadi produser film horor komedi bertajuk Ghost Writer.
Istilah “ghost writer” umum dikenal sebagai penulis bayangan untuk buku-buku dari tokoh terkenal yang nggak sempat menulis biografinya sendiri. Berhubung film komedi, penulis hantu di sini betulan hantu. Yang jadi penulis adalah Tatjana Saphira (ya, ya, dia emang laku keras.) Sementara sosok hantu diperankan oleh Ge Pamungkas.
Film Ghost Writer tidak hanya agak lucu, tapi juga sedikit seram (namanya juga film horror, dasar bijiiik pocong!).
Padahal yang genrenya drama keluarga itu film Si Doel, tapi Ghost Writer malah bisa memberikan amanat yang menghangatkan hati. Selaras dengan momentum Idulfitri, film ini punya pesan untuk menerima, memaafkan, sampai akhirnya mengikhlaskan.
Hal baik itu dimulai dari keluarga sendiri.
Lalu terakhir…
Kuntilanak 2
?
Kuntilanak 1 aja belum nonton. Hihi.