Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Tipe-Tipe Golput pada Pilpres 2019

Ahmad Khadafi oleh Ahmad Khadafi
9 Februari 2019
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Ada beberbagai alasan bagi para pemilih golput pada Pilpres 2019 yang bikin mereka bisa dikategorikan jadi beberapa tipe golputers.

Salah satu hal yang diwaspadai bagi para tim sukses atau pendukung Jokowi-Ma’ruf maupun Prabowo-Sandi adalah keberadaan golput yang punya kecenderungan makin membesar dari hari ke hari. Di beberapa lingkungan pertemanan saya di Facebook, orang-orang yang dengan penuh kesadaran golput semakin berani bersuara.

Jika beberapa periode Pilpres atau Pemilu sebelumnya menjadi golput adalah hal yang malu-maluin, karena dianggap nggak melek politik, sekarang beberapa golputers justru merupakan orang-orang yang sadar betul dengan politik. Beberapa di antara mereka pun punya kecakapan yang mumpuni untuk bicara politik.

Bahkan jika kamu ingin membaca bagaimana cara memupuk sikap kritis untuk kedua pasangan capres, maka saran saya, berteman lah dengan golputers. Mereka selalu punya saja stok untuk menemukan celah keburukan dari masing-masing capres.

Meski begitu, tidak semua golputers merupakan orang-orang yang melek politik juga. Orang-orang yang golput karena tren juga ada. Bahkan bisa juga karena gebetan, karena pekerjaan, atau karena relasi dagang.

Nah, jadi kesalahan besar buat kamu jika melihat bahwa preferensi politik para golputers hanya mengacu pada satu atau dua stereotipe. Ada beberbagai alasan bagi para pemilih golput yang menyebabkan mereka—secara ugal-ugalan—bisa diklasifikasi. Inilah beberapa di antaranya.

Golput Ideologis

Tipe golputers ini merupakan bagian tertinggi pada kasta pergolputan. Ibarat klasifikasi ini bentuknya piramida, mereka inilah yang berada di ujung tertinggi karena pilihannya untuk golput didasari dari berbagai alasan rasional yang lumayan bisa dipertanggungjawabkan.

Golputers ideologis melihat sesuatu menggunakan standar ideal yang sangat tinggi. Kadang malah ketinggian. Bahkan konon para golputers ideologis menjunjung tinggi pepatah: idealisme di ujung pulau tampak, realisme di pelupuk mata tak tampak.

Biasanya, orang-orang dalam tipe golputers ini merupakan mantan (atau masih) aktivitis, SJW, atau pengangguran (karena sikap idealisme yang tidak mau tunduk dengan sistem relasi kuasa antara buruh dengan pemilik modal). Halah.

Mereka tidak akan pilih-pilih menyerang siapa capres atau partainya. Mau itu Jokowi atau Prabowo, bagi mereka tidak ada yang lebih baik. Sama-sama buruk. Jokowi dianggap tidak memiliki kewenangan penuh sebagai presiden dan Prabowo yang dianggap punya masa lalu yang belum semua diselesaikan.

Barangkali bagi mereka yang pantas jadi presiden ya—tentu saja—mereka sendiri.

Jokowi? Prabowo? Pfft.

Golput Radikal

Sekilas, golputers ideologis dengan golputers radikal itu sama, tapi sebenarnya beda banget.

Jika golputers ideologis hanya membagikan pandangannya lalu tidak terlalu berharap orang-orang sepakat dengan pandangannya, bagi golputers radikal pandangan mereka harus disebarluaskan dan sebisa mungkin menarik massa sebesar-besarnya.

Iklan

Memang ada yang seperti itu? Oh, ada.

Golput tipe ini merupakan tipe golputers yang agresif. Menyasak ke kanan dan ke kiri. Menyerang dengan keras lalu menawarkan bahwa golput cara mereka merupakan pilihan terbaik.

Jika golputers ideologis masih melihat bahwa yang dicari adalah pemimpin yang baik, maka bagi golputers radikal mereka bahkan tidak percaya dengan adanya sistem negara. Anti banget. Negara dengan sistemnya dianggap sudah melakukan penindasan di segala lini kehidupan. Ebuset.

Bisa jadi karena sistem yang dipakai masuk kategori thogut dan sudah tidak sesuai dengan konsepsi ideal yang diyakininya, atau memang tidak ada niat apa-apa selain muak dengan sistem negara.

Bagi orang-orang ini, pemilih Jokowi dan Prabowo merupakan orang-orang yang perlu disadarkan karena sudah tenggelam dalam lubang kesesatan. Penyebutan Cebong dan Kampret dianggap sudah merupakan upaya merendahkan diri sendiri sebagai makhluk Tuhan paling seksis sempurna.

Tujuan dari goputers radikal sebenarnya cuma kepingin mengganti sistem negara aja. Bisa karena merasa bahwa pemilihan umum itu buatan tapir dan produk wahyudi atau menganggap bahwa anarko merupakan jalan kehidupan terbaik bagi manusia.

Golput Tren

Jika digambarkan sebagai rantai makanan, maka kategori golputers karena tren ini bisa jadi tak masuk pada bagian mana pun. Ya kalau dipaksa masuk ya paling masuk dalam klasifikasi unsur hara pada tanah yang dipakai tumbuhan untuk hidup aja. Lalu dimakan hewan herbivora, terus keluar jadi tokai. Udah, gitu doang.

Golputers tren tidak punya ideologi apa pun. Bagi mereka ya jadi golput itu keren aja. Ketika banyak orang-orang—yang ia anggap keren—memplokamirkan diri golput, mereka ikut. Dalam kacamata tipe golputers karena tren ini, menjadi berbeda dari orang di sekelilingnnya bikin ia jadi sorotan. Dan memang itu tujuannya.

“Eh, si Syamsul jebul golput lho.”

“Oh, masa sih?”

“Iya, wah keren ya. Di saat yang lain koar-koar kampanye, dia golput.”

Begitu kira-kira yang ada dalam bayangan si golputers karena tren ini.

Baginya pengakuan keren itu lebih penting dari segalanya. Bahkan melebihi sandang, pangan, papan, dan pasangan. Jadi ini bukan soal pilihan politik atau semacamnya. Kalau misal menjadi gembel 10 tahun mendatang tahu-tahu dianggap keren, bagi tren-hunter macam begini mah bakal dijabanin juga.

Mau Prabowo kek, mau Jokowi kek, yang penting yang keren guwe. Ape lo.

Golput karena nasib

Klasifikasi terkahir dari golputers adalah golput karena nasib. Apa itu golput nasib?

Mereka yang sebenarnya orang-orang yang nggak antusias-antusias banget dengan Pilpres 2019 karena merasa, mau siapa saja presidennya, nggak bakal bisa bikin kenyang keluarganya.

Mereka yang jualan koran, penjual nasi goreng (yang besoknya baru bangun jam 2 siang), buka warung, jaga konter hape, tukang parkir, kuli bangunan, atau orang-orang yang bahkan tahu tanggal pemilihan saja tidak. Mereka tetap kerja, kerja, kerja aja tanpa peduli sama politik dengan Pilpresnya.

Soalnya mereka tahu, selama ini politisi nggak pernah ada yang peduli sama mereka. Ngapain sekarang tahu-tahu mereka diminta pertanggung jawaban untuk ikut peduli juga? Aneh saja buat mereka. Yang jabat siapa, yang suruh tanggung jawab siapa.

Terakhir diperbarui pada 9 Februari 2019 oleh

Tags: golputjokowipemiluPilpres 2019prabowo
Ahmad Khadafi

Ahmad Khadafi

Redaktur Mojok. Santri. Penulis buku "Dari Bilik Pesantren" dan "Islam Kita Nggak ke Mana-mana kok Disuruh Kembali".

Artikel Terkait

kapitalisme terpimpin.MOJOK.CO
Ragam

Bahaya Laten “Kapitalisme Terpimpin” ala Prabowonomics

21 Oktober 2025
Kereta Cepat Whoosh DOSA Jokowi Paling Besar Tak Termaafkan MOJOK.CO
Esai

Whoosh Adalah Proyek Kereta Cepat yang Sudah Busuk Sebelum Mulai, Jadi Dosa Besar Jokowi yang Tidak Bisa Saya Maafkan

17 Oktober 2025
Hentikan MBG! Tiru Keputusan Sleman Pakai Duit Rakyat (Unsplash)
Pojokan

Saatnya Meniru Sleman: Mengalihkan MBG, Mengembalikan Duit Rakyat kepada Rakyat

19 September 2025
Video Prabowo Tayang di Bioskop Itu Bikin Rakyat Muak! MOJOK.CO
Aktual

Tak Asyiknya Bioskop Belakangan Ini, Ruang Hiburan Jadi Alat Personal Branding Prabowo

16 September 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

11 Desember 2025
Bahayanya Cadangan Pangan Beras Jika Tak Dikelola Saat Bencana Sumatra. MOJOK.CO

Pentingnya Cadangan Pangan Beras di Daerah agar Para Pimpinannya Nggak Cengeng Saat Darurat Bencana

8 Desember 2025
Innova Reborn Menolak Mati, Toyota Belum Percaya sama Zenix? MOJOK.CO

Innova Reborn Menolak Mati, Toyota Belum Siap Kehilangan Mobil Kesayangan yang Nggak Pernah Bikin Malu

12 Desember 2025
korupsi bikin buruh menderita. MOJOK.CO

Korupsi, Pangkal Penderitaan Buruh dan Penghambat Penciptaan Lapangan Kerja

9 Desember 2025
down for life, the betrayal.MOJOK.CO

Down For Life Rilis Video Musik “The Betrayal” di Hari HAM Sedunia, Anthem bagi Mereka yang Dikhianati Negara

10 Desember 2025
UB Kampus Liar, UGM Ajari Mahasiswa Gak Omong Kosong MOJOK.CO

Pengalaman Saya Menjadi Mahasiswa yang Jago Bertahan Hidup di UB, lalu Tiba-tiba Menjadi Pintar ketika Kuliah di UGM

9 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.