Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Corak Cipox

Bahasa Kode “Mengetik Berita”

Agus Mulyadi oleh Agus Mulyadi
22 Oktober 2017
A A
tempat tidur
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Bagi Rambat dan Yanti, urusan bercumbu bukanlah urusan yang sederhana. Maklum, walaupun status keduanya sudah suami istri, namun mereka masih tinggal di rumah kontrakan kecil yang hanya punya satu kamar. Kamar tersebut mereka tiduri bersama dengan Supri, anak mereka yang masih berusia empat tahun.

Awalnya bukan perkara yang pelik, sebab Rambat dan Yanti selalu bisa mencari waktu khusus saat Supri tertidur pulas untuk memuaskan hasrat mereka. Namun, seiring waktu berjalan, Supri semakin tidak bisa diajak bekerja sama. Sudah dua kali Supri terbangun saat Rambat dan Yanti sedang asyik-asyiknya. Beruntung Rambat dan Yanti cukup tangkas untuk melakukan manuver yang cepat dan lincah dengan berlagak tidur dengan langsung menutup tubuh mereka berdua dengan selimut.

Tidak hanya soal waktu bangun si Supri kecil yang cukup bikin repot, rasa ingin tahu Supri rupanya juga membikin masalah tersendiri. Minggu kemarin Supri tak sengaja mendengar percakapan lirih kedua orang tuanya. Celakanya itu adalah percakapan saat Rambat ingin meminta jatah.

“Dik, habis ini aku minta jatah ya? Burungku ini kelihatannya gampang kangen sama sangkarnya,” kata Rambat kepada Yanti sembari melirik Supri yang tampak terpejam dalam tidurnya.

Belum juga Yanti menjawab, Supri yang ternyata masih terjaga langsung menyambar pertanyaan Rambat dengan pertanyaan pula. “Burung apa sih, Pak? Memang kita punya burung ya? Terus itu jatah apa? Jatah uang jajan ya, Pak?”

Rambat tentu kaget karena tidak menyangka Supri masih bangun. Lebih kaget lagi karena Supri tak dinyana mengajukan pertanyaan yang tentu cukup susah untuk dijawab.

Dasar untung, Rambat punya jiwa improv yang cukup mumpuni. Ia bisa menjawab pertanyaan Supri dengan jawaban slenco. “Burung labet (maksudnya lovebird). Itu Pak Darto samping rumah kita kemarin baru beli burung labet sama Bapak. Terus Bapak katanya mau dikasih jatah anak burungnya kalau besok sudah menetas.”

Walau jawabannya serampangan, jawaban tersebut cukup untuk membuat Supri diam dan tidak mengajukan pertanyaan lanjutan.

Akibat insiden pertanyaan tersebut, Rambat dan Yanti pun mencari cara komunikasi yang aman. Hingga akhirnya keduanya sepakat untuk menggunakan bahasa kode.

Kode yang mereka pakai untuk menggantikan komunikasi percumbuan adalah “mengetik berita”. Kode ini dipakai karena memang ndilalah, Rambat bekerja sebagai wartawan paruh waktu di salah satu koran lokal di kota mereka. Jadi, setiap kali Rambat ingin minta jatah, ia akan bilang “Dek, mengetik berita yuk!”

Penggunaan bahasa kode ini rupanya cukup berhasil. Sudah satu bulan lamanya kode “mengetik berita” ini digunakan dan belum pernah satu kali pun mengundang tanya dari Supri.

Namun, yah namanya juga hidup, selalu saja ada masalah-masalah baru. Setelah masalah Rambat soal pertanyaan Supri yang kemudian bisa diselesaikan dengan kode, kini masalah yang baru kembali datang. Kali ini soal kesibukan Yanti yang semakin menjadi-jadi.

Sejak Yanti ikut bergabung menjadi reseller taperwer dan sabun pembersih muka, ia jadi semakin susah untuk dimintai jatah.

“Dek, nanti malam mau mengetik berita nggak?” tanya Rambat suatu ketika.

Iklan

“Ehm … nggak dulu deh, Mas. Badanku capek, tadi siang sibuk ngurus orderan,” jawab Yanti.

Kali lain Yanti beralasan sedang tidak enak badan. Pada kesempatan yang lain lagi, giliran alasan mau mikir ide buat bikin promosi. Pokoknya, beragam alasan dipakai oleh Yanti untuk menolak ajakan bercumbu dari Rambat.

Rambat pun frustrasi . Kebutuhan seksualnya terbatas. Ia menjadi temperamental dan susah dimintai tolong oleh Yanti. Mungkin semacam dendam karena Yanti sering menolak untuk diajak bercumbu.

Yanti pun mulai sadar akan kesalahannya. Untuk menebus kesalahannya, Yanti kemudian berinisiatif menawarkan jatah sangkar burungnya kepada Rambat. Hal yang tentu saja agak aneh, sebab biasanya Rambatlah yang duluan merayu.

“Mas,” kata Yanti, “Supri sudah tidur, Mas mau mengetik berita apa nggak?” Yanti menawari Rambat yang sedang sibuk bermain ponsel di ranjang.

Rambat terlihat malas. Ia kemudian mematikan ponselnya, berpaling dari Yanti, kemudian menjawab dengan ketus.

“Nggak usah!” jawab Rambat, “berita hari ini singkat, tadi sore sudah aku tulis tangan!”

Terakhir diperbarui pada 23 Oktober 2017 oleh

Tags: cumbujatahrambatrumah tanggasuami istri
Agus Mulyadi

Agus Mulyadi

Blogger, penulis partikelir, dan juragan di @akalbuku. Host di program #MojokMentok.

Artikel Terkait

Gorengan, Sumber Konflik Rumah Tangga Paling Nggak Terduga
Pojokan

Gorengan, Sumber Konflik Rumah Tangga Paling Nggak Terduga

28 Juni 2025
Berhubungan Seks saat Haid, pahami manfaat dan risikonya
Kesehatan

Jangan Asal Berhubungan Seks Saat Haid, Pahami Risiko dan Manfaatnya

27 Desember 2022
pekerja rumah tangga mojok.co
Hukum

Para Pekerja Rumah Tangga, Kalian Memiliki Hak-Hak Ini lho

2 November 2022
hubungan seksual yang berkualitas
Kesehatan

Dokter UI Jelaskan Kriteria Hubungan Seksual yang Berkualitas

24 Juli 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

S3 di Bandung, Istri PNS Makassar- Derita Jungkir Balik Rumah Tangga MOJOK.CO

Jungkir Balik Kehidupan: Bapak S3 di Bandung, Istri PNS di Makassar, Sambil Merawat Bayi 18 Bulan Memaksa Kami Hidup dalam Mode Bertahan, Bukan Berkembang

1 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
Bakpia Mojok.co

Sentra Bakpia di Ngampilan Siap Jadi Malioboro Kedua

1 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Para penyandang disabilitas jebolan SLB punya kesempatan kerja setara sebagai karyawan Alfamart berkat Alfability Menyapa MOJOK.CO

Disabilitas Jebolan SLB Bisa Kerja Setara di Alfamart, Merasa Diterima dan Dihargai Potensinya

2 Desember 2025
Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.