Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Sulu Pamuji, Dua Potong Ayam Goreng, dan Perjuangan yang Belum Usai

Beni Satryo oleh Beni Satryo
10 September 2014
A A
Sulu Pamuji, Dua Potong Ayam Goreng, dan Perjuangan yang Belum Usai

Sulu Pamuji, Dua Potong Ayam Goreng, dan Perjuangan yang Belum Usai

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Saat kota Yogyakarta diguyur hujan abu dari letusan Gunung Kelud, sangat sulit untuk menemukan warung makan yang buka. Kebanyakan mahasiswa perantau yang mengggantungkan urusan perutnya pada warung-warung ini tentu saja kelabakan. Beberapa dari mereka mengandalkan mie instan untuk melanjutkan hidup. Termasuk Sulu, kawan saya yang saat itu tengah merampungkan skripsi.

Merampungkan skripsi memerlukan kerja-kerja otak yang berat dan tentu membutuhkan asupan gizi yang lebih dari sekadar mie instan. Apalagi, selain merampungkan skripsi, Sulu juga melakukan perjuangan berat sebagai seorang editor di sebuah media progresif kenamaan. Sebut saja Indoprogress.

Bayangkan, akan serapuh apa skripsi dan perjuangan seorang Sulu, apabila beliau memaksakan diri untuk mengkonsumsi mie instan terus menerus selama hujan abu di kota ini.

Memasuki hari kedua hujan abu, Sulu mengirim SMS kepada saya. “Cari warung yuk,” tulisnya. “Ayo, kamu ke kosku lah,” saya membalas.

Beberapa menit kemudian, Sulu sudah tiba di kos saya. Lalu berangkatlah kami berdua mencari warung makan di sekitar Jalan Kaliurang.

Hujan abu sudah tidak begitu deras, namun debu-debu tertimbun cukup tebal di dahan-dahan dan di pinggir jalan. Beberapa pengendara motor dan mobil yang kurang pikiran memacu kendaraannya dengan kencang membuat debu-debu berhamburan. Kami berdua jadi tak nyaman mencari warung makan. Malas berlama-lama di jalan, sebuah warung Padang, yang kebetulan warung pertama yang kami temui, menjadi pilihan kami.

Pucuk dicinta ulam tiba, ternyata nasinya boleh ngambil sendiri. Betapa girang hati Sulu. Tak tanggung-tanggung, Sulu ambil nasi semampu tangannya mengayun sendok nasi. Dia ambil daun singkong sejumput, sepotong ayam goreng lalu mengguyurnya dengan kuah pindang dan sambal hijau yang berminyak-minyak.

Sesampainya di meja, tanpa babibu, langsung tancap. “Ini baru makan beneran,” ungkapnya sambil mengecap-ecap. Baru beberapa menit, sepotong ayam sudah raib. “Wah, nasiku kebanyakan, nih. Ambil ayam lagi ah,” ujarnya sembari bangkit dari kursinya. Ia berjalan menuju tumpukan ayam goreng yang tersaji di etalase warung.

Langkahnya begitu mantap. Saya melihatnya sembari menyruput es teh. Seteguk demi seteguk. Saya seperti melihat masa depan perjuangan kaum proletar.

Begitu Sulu duduk dan menyantap ayam goreng keduanya, saya semakin optimis. Ada wajah-wajah delapan juta kanak-kanak tanpa pendidikan di setiap gigitan ayam goreng itu. Ada wajah-wajah buruh upah murah di sambal hijau yang berlumuran di jari-jarinya.

Wajah-wajah itu seketika lenyap, melebur ke dalam raut wajah Sulu yang penuh semangat pembebasan. Kejayaan semakin mendekat seiring suapan terakhirnya, seperti ada sayup-sayup Internasionale terdengar dari dalam perutnya, keluar sebagai gas rasa kenyang lewat mulutnya.

“Mosok dua hari makan mie terus. Aku butuh protein dari ayam beneran, bukan cuma dari ayam bawang,” ujarnya seusai makan.

Bila satu kali ada yang berujar bahwa seseorang yang kekenyangan berarti merenggut nyawa orang lain, maka ia belum bertemu dengan Sulu. Ia belum melihat wajah Sulu yang kekenyangan dan penuh semangat pembebasan.

Terakhir diperbarui pada 6 November 2018 oleh

Tags: ayamperjuangansemangat
Beni Satryo

Beni Satryo

Artikel Terkait

4 Penjual Ayam Geprek Red Flag yang Sebaiknya Dihindari Pembeli daripada Nyesek Mojok.co
Pojokan

4 Penjual Ayam Geprek Red Flag yang Sebaiknya Dihindari Pembeli daripada Nyesek

17 Juli 2025
Ayam Bahagia, Telur Ayam Sejahtera: Begini Cara Beternak Anti Stres ala UGM
Video

Ayam Bahagia, Telur Ayam Sejahtera: Begini Cara Beternak Anti Stres ala UGM

8 Mei 2025
biografi maria ulfah
Podium

Mengenal Maria Ulfah (Bagian II): Perempuan Bisa Menggugat Cerai, Ada Trauma dan Perjuangan Panjang di Baliknya

12 Februari 2023
menyaksikan sabung ayam di selatan jawa timur
Liputan

Menyaksikan Judi Sabung Ayam di Jawa Timur Selatan

6 Maret 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Drama sepasang pekerja kabupaten (menikah sesama karyawan Indomaret): jarang ketemu karena beda shift, tak sempat bikin momongan MOJOK.CO

Menikah dengan Sesama Karyawan Indomaret: Tak Seperti Berumah Tangga Gara-gara Beda Shift Kerja, Ketemunya di Jalan Bukan di Ranjang

17 Desember 2025
Teknisi dealer Yamaha asal Sumatera Utara, Robet B Simanullang ukir prestasi di ajang dunia WTGP 2025 MOJOK.CO

Cerita Robet: Teknisi Yamaha Indonesia Ukir Prestasi di Ajang Dunia usai Adu Skill vs Teknisi Berbagai Negara

16 Desember 2025
Pasar Petamburan di Jakarta Barat jadi siksu perjuangan gen Z lulusan SMA. MOJOK.CO

Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah

19 Desember 2025
borobudur.MOJOK.CO

Borobudur Moon Hadirkan Indonesia Keroncong Festival 2025, Rayakan Serenade Nusantara di Candi Borobudur

15 Desember 2025
Peringatan Hari Monyet Ekor Panjang Sedunia di Jogja. MOJOK.CO

Pilu di Balik Atraksi Topeng Monyet Ekor Panjang, Hari-hari Diburu, Disiksa, hingga Terancam Punah

15 Desember 2025
Atlet panahan asal Semarang bertanding di Kota Kudus saat hujan. MOJOK.CO

Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran

19 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.