ADVERTISEMENT
Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Beranda Balbalan

Graeme Souness Harus Menyiapkan Meja yang Besar Ketika Mengkritik Paul Pogba

Rizky Prasetya oleh Rizky Prasetya
15 April 2020
0
A A
pogba, souness, premier league, champions league, piala dunia, serie a mojok.co

pogba, souness, premier league, champions league, piala dunia, serie a mojok.co

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Kita seharusnya melihat Paul Pogba secara objektif, bukan hanya lewat apa yang media tampilkan. Graeme Souness harusnya tahu itu.

Semakin menua, kita punya tendensi untuk mengomentari orang yang lebih muda dari. Tak jarang kita melontarkan kesinisan kepada para pemuda. Semua karena mereka jauh berbeda dibanding kita. Tak heran jika muncul kalimat “ketidakpuasan senior itu mutlak”.

Tapi meski itu mutlak, ada batas yang harusnya tidak dilanggar. Lebih tepatnya, mengerem diri untuk tidak sering berkomentar. Graeme Souness harusnya sudah tahu hal ini. Tapi tentu saja, susah untuk tidak mengomentari Paul Pogba. Apalagi ketika media tidak melihat Pogba dari statistik dan potensinya di lapangan, tapi lebih ke gaya hidupnya.

Souness mengomentari bahwa yang dipedulikan oleh Pogba hanyalah “how cool he is” dan “how clever he is”. Singkatnya, Pogba peduli gaya, tidak dengan performa di lapangan. Tidak hanya sekali kita mendengar komentar seperti ini. Kapan sebenarnya kita mendengar kabar baik tentang Pogba dari media?

Pogba merespons kritikan dari Souness dengan elegan, menurut saya. Pogba berkata dia bahkan tidak tahu siapa itu Graeme Souness. Pogba tidak begitu peduli dengan apa yang pundit itu katakan. Dia fokus dengan permainan.

Souness mengomentari tanggapan Pogba dengan komentar yang kekanak-kanakan. Dia menyuruh Pogba untuk menunjukkan medali yang dia punya. Itu cara lama, “Put your medals on the table,” katanya. Dan justru itulah titik di mana Pogba bisa jemawa di depan Souness.

Paul Pogba tidak muncul ke permukaan secara tiba-tiba. Dia bukan one season wonder. Gelar yang dia punya adalah bukti. Souness hanya butuh mengetik nama Pogba di peramban, dan dia bisa melihat data yang ada.

Souness bisa melihat bahwa Pogba memenangi Serie A empat kali, Coppa Italia dua kali, Supercoppa Italiana dua kali, EFL Cup, Europa League, dan yang paling prestisius tentu saja Piala Dunia 2018.

Souness punya banyak gelar, kita tidak bisa mengabaikan itu. Tapi menantang pemuda berumur 27 tahun yang masih mempunyai waktu tujuh hingga delapan tahun lagi untuk beradu gelar adalah tindakan kekanak-kanakan. Dan tidak mungkin serangan ini akan menjadi bumerang bagi Souness.

Piala yang belum dimiliki Pogba adalah Liga Champion, Premier League, dan Euro Cup. Gelar ini tidak mustahil direngkuh mengingat Pogba masih berumur 27 tahun. Manchester United mungkin masih limbung, tapi jika mereka menemukan konsistensi, bukan tidak mungkin gelar Premier League diraih musim depan.

Euro juga bukan piala yang mustahil diraih. Generasi Pogba di timnas Prancis masih sangat kuat. Bahkan satu generasi di bawah Pogba disebut punya potensi lebih besar.

Liga Champions? Sampai saat ini, Pogba masih santer dikabarkan akan kembali ke Juventus. Selain Juventus, ada nama Real Madrid juga masuk dalam perbincangan. Dua klub ini tentu punya kualitas dan potensi untuk menjadi juara dengan Pogba di dalamnya.

Dengan tidak mengurangi rasa hormat kepada Graeme Souness, saya ingin berkata bahwa dia memilih lawan yang salah ketika menyerang Pogba.

Paul Pogba punya segalanya, dan orang-orang memilih untuk melihat warna rambutnya daripada pencapaiannya. Media lebih sering memperlihatkan bagaimana Pogba menghabiskan uangnya, bukan memperlihatkan peran pentingnya saat Prancis merengkuh Piala Dunia. Media memberitakan pengaruh buruk Pogba, bukan bagaimana dia memberi pengaruh positif ke permainan Manchester United.

Dan Graeme Souness pun tidak berbeda dengan media-media tersebut. Pantas saja jika Pogba berkata “I don’t even know who he was.”

BACA JUGA 11 Pemain yang Kariernya Terkubur di Real Madrid dan artikel menarik lainnya dari Rizky Prasetya.

 

Terakhir diperbarui pada 15 April 2020 oleh

Tags: champions leaguePiala duniapogbapremier leagueSerie Asouness
Iklan
Rizky Prasetya

Rizky Prasetya

Redaktur Mojok. Hobi main game dan suka nulis otomotif.

Artikel Terkait

Kegilaan Cinta Sejati di Napoli: Antara Sepak Bola dan Maradona MOJOK.CO
Esai

Menyaksikan Kegilaan Cinta Sejati di Kota Napoli: Antara Copet, Kota Bau Pesing, Sepak Bola, dan Maradona

31 Desember 2024
Silvio Berlusconi Abadi Bersama Angka 3 di Universe AC Milan MOJOK.CO
Esai

Silvio Berlusconi Abadi Bersama Angka 3 di Universe AC Milan

13 Juni 2023
Elektabilitas Ganjar Pranowo merosot tajam. MOJOK.CO
Kotak Suara

Dinilai Gagalkan Piala Dunia U-20, Elektabilitas Ganjar Pranowo Dipepet Prabowo

11 April 2023
piala dunia u-20 mojok.co
Olah Raga

Jogja Gagal Dapat Limpahan Wisatawan Akibat Indonesia Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20

31 Maret 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Menyaksikan Kegilaan dari Dalam Bus Bagong dan Harapan Jaya MOJOK.CO

Menyaksikan Kegilaan Sopir Harapan Jaya dan Bus Bagong dari Dalam Bus, Menjadi Saksi Kehidupan Bus yang Selalu Dianggap Biang Masalah Jalanan

13 Juni 2025
Fadli Zon menyangkal pemerkosaan massal dalam kerusuhan 1998. MOJOK.CO

Menyangkal Pemerkosaan Massal 1998 adalah Bentuk Pelecehan Dua Kali: Fadli Zon Seharusnya Minta Maaf, meskipun Maaf Saja Tak Cukup

16 Juni 2025
Lulusan SMA-SMK awalnya malu karena tak kuliah dan jadi karyawan Alfamart-Indomaret. Tapi merasa terhormat karena bisa kerja sendiri MOJOK.CO

Lulusan SMA-SMK Awalnya Malu Tak Kuliah dan Kerja di Alfamart-Indomaret, Direndahkan Guru Sendiri tapi Kini Merasa Lebih Terhormat

12 Juni 2025
Jadi driver Gojek buat cari duit malah tekor terus kena order fiktf, hidup tertolong promo MOJOK.CO

Jadi Driver Gojek untuk Cari Duit Malah Tekor Terus Kena Order Fiktif, Hidup Tertolong Promo

13 Juni 2025
Setelah 6 Tahun Merantau ke Luar Jawa, Saya Jadi Takut untuk Kembali Kerja di Jakarta MOJOK.CO

Setelah 6 Tahun Merantau ke Luar Jawa, Saya Jadi Takut untuk Kembali Kerja di Jakarta

11 Juni 2025

AmsiNews

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Cara Kirim Artikel
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Kerja Sama
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.