Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Nyuruh Orang-Orang Uninstall Bukalapak Itu Biar Apa, sih?

Aprilia Kumala oleh Aprilia Kumala
15 Februari 2019
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Peristiwa uninstall Bukalapak gara-gara kelakuan ‘Lupabapak’ ini memang bikin geleng-geleng kepala. Kenapa, sih, orang-orang ini???

Hari Kasih Sayang tahun 2019 agaknya berubah menjadi Hari Annoying Nasional di media sosial, khususnya Twitter. Lagi-lagi, para pengguna medsos Indonesia menunjukkan ‘kelasnya’ lewat sebuah reaksi terhadap cuitan yang mendadak viral. Kali ini, sasaran utamanya adalah pendiri dan CEO Bukalapak, Achmad Zaky.

Pada twit yang diketahui sudah dihapus, Zaky menuliskan data mengenai industri 4.0 dengan budget riset dan pengembangan negara. Secara bersusun, ia menunjukkan perbandingan dana riset Indonesia dan negara-negara lain: di Amerika sebesar US$511 miliar, Cina US$451 miliar, Jepang US$165 miliar, Jerman US$118 miliar, Korea US$91 miliar, Taiwan US$33 miliar, Australia US$23 miliar, Malaysia US$10 miliar, Singapura US$10 miliar, dan Indonesia US$2 miliar. Sebagai penutup, ia menambahkan:

“Mudah-mudahan presiden baru bisa naikin.”

Sontak, netizen heboh. Yah, namanya juga netizen—kalau namanya kamu mah bukan bikin heboh, tapi bikin sa—

—Ups. Maaf. Mari kita lanjut lagi.

Jadi, netizen heboh. Plesetan nama Bukalapak menjadi ‘Lupabapak’ pun bermunculan. Beberapa orang mengungkit-ungkit betapa Jokowi, Presiden kita saat ini, mengapresiasi keberhasilan Achmad Zaky dan tim dalam membesarkan nama Bukalapak di dunia digital. Apalagi, Bukalapak memang baru saja menjadi startup nomor satu di Indonesia menurut Startupranking.

FYI, Mojok masuk daftar, loh, nomor 10. Hehe~

“Saya terima laporan kalau Pak Zaky tadi menyampaikan (Bukalapak) sudah didirikan 9 tahun lalu modalnya Rp 80 ribu. Kemudian saya dengar di 2011, setahun setelah berdiri, Pak Zaky agak putus asa sudah mau menyerah karena sudah kehabisan uang dan juga calon mertuanya tidak yakin Bukalapak bisa memberikan penghasilan yang stabil atau tidak,” kata Jokowi pada suatu kesempatan, memuji bagaimana Zaky telah berjuang demi penghidupan yang layak melalui Bukalapak.

Tapi, pertanyaannya: memangnya apresiasi ini ditujukan untuk membatasi ruang gerak Zaky dalam berekspresi atau berpendapat apa pun di ranah digital, gitu??? Kenapa hanya dengan kalimat “Mudah-mudahan presiden baru bisa naikin”, Zaky langsung di-bully, bahkan diikuti dengan tagar yang—menurut saya—aneh dan picik sekali: #UninstallBukalapak???

Like—helllaaawwww, kamu nyuruh orang-orang untuk uninstall Bukalapak cuma karena pendirinya (mungkin saja) berbeda pandangan politik denganmu, sekalipun ia baru saja dipuji oleh Pak Jokowi yang merupakan idolamu, gitu???

Peristiwa ini sedikit banyak mengingatkan kita (hah, kita??? Kowe bae, kali, sing nulis!) pada aksi boikot serupa, seperti tagar #UninstallTraveloka dan Boikot Sari Roti. Setiap ada pergerakan ‘berbeda’ dari pemilik usaha, netizen bakal langsung ‘merayakan’ kejadian ini dengan ajakan untuk ‘membenci’ produk yang mereka produksi, bahkan hingga ke titik ‘boikot’.

Namun begitu, sebuah klarifikasi juga segera muncul di tengah konflik. Diutarakan oleh banyak netizen, berikut adalah salah satu sumber pencerahan:

Bantu Retweet ya manteman. Data ini ingin menjelaskan kepada publik kenapa terlahir tagar #UnistallBukaLapak yg begitu cetar. Ternyata masih banyak orang yg kemakan hoaks & tidak mengunakan akal sehat buat melakukan kritik. Stop nyebar hoaks dari sekarang ! #UnistallBukaLapak pic.twitter.com/D9pdL7zF8x

— Anurandha (@AnurandhaJogja) February 15, 2019

Iklan

Atas data yang salah ini, makin hebohlah gerakan uninstall Bukalapak. Heran, gampang banget ngajak-ngajak boikot—jangan-jangan netizen-netizen ini adalah tipe yang sukanya kabur dari masalah, ya, dalam kehidupan yang fana dan menyebalkan ini??? Hih!!!

Yang netizen ingat dalam keadaan ini adalah emosi yang berlebih: bahwa, di pikiran mereka, Jokowi yang mengapresiasi Zaky adalah pertanda bahwa Zaky akan membalasnya dengan sanjungan-sanjungan tanpa henti kepada sang Presiden. Yang mereka lupa, Zaky adalah manusia biasa yang—disebut Jokowi—cerdas dan kritis. Dengan demikian, wajar-wajar saja, kan, kalau Zaky punya pandangan sendiri?

O, dan tentu saja: ia ternyata hanya manusia biasa yang bisa keliru dan bawa-bawa data yang lama~

Lagi pula—bagi orang-orang yang kesel gara-gara pandangan politiknya berbeda, karena golongan ini jelas ada dan juga nyata—Zaky kan cuma bilang “Mudah-mudahan presiden baru bisa naikin”, kenapa semua orang langsung kebakaran jenggot??? Memangnya nanti kalau Jokowi yang menang Pilpres 2019, ia nggak bisa juga disebut sebagai ‘Presiden baru’??? Kalaupun maksudnya bukan Jokowi, ya urusanmu apa loh ngatur-ngatur pilihan orang lain sampai ngajakin boikot???

Sudahlah, nggak perlu jadi orang yang emosian—dikit-dikit boikot, dikit-dikit uninstall. Nggak perlu juga jadi orang julid yang tiba-tiba banding-bandingin Bukalapak dengan marketplace lainnya. Paling-paling juga, mau marketplace apa pun, kelakuanmu sama saja: milih-milih barang bagus dan ujung-ujungnya mentok di cart, tanpa pernah di-check out karena dompetnya nggak cukup. Iya, kan??? Iya, kan???!!!

Padahal, daripada kebakaran jenggot dan langsung uninstall Bukalapak atau boikot, kita (hah, kita maning???) kan bisa duduk dengan tenang dan berpikir rasional bahwa hal-hal seperti ini wajar terjadi. Kuncinya sudah jelas: deal with it dan saling menghargai. Hadapi.

Bukannya pergi.

Tapi, yaaaah, kalau kamu tetap kekeuh mau uninstall Bukalapak juga nggak papa, kok. Kita-kita, sih, mau ikutan Promo Serbu Seru dulu dengan peluang yang sekarang jauh lebih besar~

Terakhir diperbarui pada 12 Agustus 2021 oleh

Tags: Achmad Zakyboikot sari rotijokowitravelokauninstall Bukalapak
Aprilia Kumala

Aprilia Kumala

Penulis lepas. Pemain tebak-tebakan. Tinggal di Cilegon, jiwa Banyumasan.

Artikel Terkait

Destinasi Obelix Hills. MOJOK.CO
Kilas

Liburan Menyenangkan di Obelix Hills Jogja, Nikmati Sunset Sambil Ngopi hingga Live Music di Akhir Pekan

8 Desember 2025
Kereta Cepat Whoosh DOSA Jokowi Paling Besar Tak Termaafkan MOJOK.CO
Esai

Whoosh Adalah Proyek Kereta Cepat yang Sudah Busuk Sebelum Mulai, Jadi Dosa Besar Jokowi yang Tidak Bisa Saya Maafkan

17 Oktober 2025
KA Logawa Jogja Jember Tiket Mahal, Bikin Menyesal MOJOK.CO
Otomojok

Penyesalan Saya Menggunakan KA Logawa Ekonomi dari Jogja ke Jember: Sudah Harga Tiketnya Mahal, Badan Remuk Sakit Semua

16 September 2025
Sialnya Warga Banjarsari Solo: Dekat Rumah Jokowi, tapi Jadi Langganan Banjir Gara-gara Proyek Jokowi.MOJOK.CO
Aktual

Sialnya Warga Banjarsari Solo: Dekat Rumah Jokowi, tapi Jadi Langganan Banjir Gara-gara Proyek Jokowi

7 Maret 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Jogja Macet Dosa Pemerintah, tapi Mari Salahkan Wisatawan Saja MOJOK.CO

Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah

23 Desember 2025
Sarjana nganggur digosipin saudara. MOJOK.CO

Dianggap Aib Keluarga karena Jadi Sarjana Nganggur Selama 5 Tahun di Desa, padahal Sibuk Jadi Penulis

22 Desember 2025
Event seni budaya jadi daya tarik lain wisata ke Kota Semarang selama libur Nataru MOJOK.CO

Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya

26 Desember 2025
Anugerah Wanita Puspakarya 2025, penghargaan untuk perempuan hebat dan inspiratif Kota Semarang MOJOK.CO

10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua

23 Desember 2025
Gedung Sarekat Islam, saksi sejarah dan merwah Semarang sebagai Kota Pergerakan MOJOK.CO

Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik

20 Desember 2025
Terpaksa jadi maling, buronan polisi, hingga masuk penjara karena lelah punya orang tua miskin MOJOK.CO

Terpaksa Jadi Maling-Mendekam di Penjara karena Lelah Punya Orang Tua Miskin, Sejak Kecil Hanya Bisa Ngiler ke Hidup Enak Teman Sebaya

22 Desember 2025

Video Terbaru

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

23 Desember 2025
Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

20 Desember 2025
SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.