MOJOK.COÂ – Film adaptasi novel sering bikin pembaca novelnya kecewa. Katanya, imajinasi selalu lebih liar dari eksekusi sinematik. Ah masa? Ada yang bagus dan layak tonton ulang kok!
Paulho Coelho menuliskan dalam bukunya Zahir, bahwa memfilmkan buku larinsya yang berjudul Alchemist justru bakal menuai konflik dari pembacanya yang setia. Kursi empuk dan layar lebar tidak bisa menghibur penonton jika kelak mereka menyaksikan imajinasinya dirusak habis-habisan oleh sinema.
Nggak hanya Paulho Coelho, banyak penulis novel yang selalu berpikir ulang kalau ada tawaran untuk mengadaptasi cerita mereka dalam sebuah film. Tapi di antara kegagalan demi kegagalan dalam prosesnya, beberapa film berikut justru ngangkat banget. Bahkan beberapa novel yang tadinya nggak laku-laku amat jadi laris manis.
Film Adaptasi Novel #1 Fight Club (1999)
Peraturan pertama tentang Fight Club: dilarang ngomongin Fight Club. Satu kalimat yang paling mengena dalam film ini aja udah bikin merinding sekaligus ngakak. Mana ada film yang bisa menyajikan ‘misteri’, komedi, sekaligus tragedi begini.
Fight Club adalah film adaptasi novel debutan Chuck Palahniuk yang awalnya nggak terlalu ‘dilihat’. Berkat penampilan mantap dari Brad Pitt dan Edward Norton, Fight Club jadi sukses berat. Sungguh layak ditonton ulang untuk menghayati maskulinitas dan budaya baku hantam.
Film Adaptasi Novel #2 The Shining (1980)
Menonton film psikologi horor ini di masa-masa sekarang memang awalnya bikin stres. Kalian nggak akan dikaget-kagetin pakai scorring seram ala horornya James Wan, tapi nonton The Shining ngasih pengalaman dan perspektif baru tentang cerita dan imajinasi. Di tahun 1980, The Shining jadi sebuah gebrakan baru dalam menyajikan teror.
Film ini diadaptasi dari novelnya Stephen King yang terbit pada 1977. Namun kalimat “All work and no play make Jack a dull boy” yang terkenal itu cuma ada di film ini dan nggak ada di novelnya. Sebuah bukti kalau sineas juga bisa melakukan improvisasi yang pas demi membangun karakteristik filmnya sendiri.
Film Adaptasi Novel #3 The Silence of The Lambs (1991)
Hannibal Lecter (Anthony Hopkins) adalah seorang kanibal sekaligus pembunuh berantai yang terlalu mengerikan. Walau sudah terkurung di penjara kalian akan tetap merasakan kengerian saat si Hannibal ngobrol sama Clarice Satrling (Jodie Foster).
Seluruh serial yang ada hubungannya dengan Hannibal Lecter jadi menarik. Jarang-jarang ada film adaptasi novel dengan protagonis yang sebegitu jahat tapi tetap asyik ditonton. Penyuka film thriller silakan nonton ulang, Bung.
Film Adaptasi Novel #4 Silver Linings Playbook (2012)
Dengan pace yang lambat, film inimenceritakan dua orang bermasalah yang saling memperbaiki satu sama lain. Diangkat dari novel karya Matthew Quick yang menceritakan seorang pria bipolar Pat (Bradley Cooper) yang kemudian bertemu Tiffany (Jennifer Lawrence).
Premis film ini sebenarnya ringan banget. Tentang bagaimana dua orang yang tidak sempurna akhirnya bekerja sama untuk saling menyempurnakan satu sama lain. Singkatnya film ini adalah komedi romantis yang diciptakn serealistis mungkin sampai kalian nggak merasa film ini memang rom-com.
Film Adaptasi Novel #5 The Devil Wears Prada (2006)
Oke deh, dari tadi rekomendasinya film yang serius. Devil Wears Prada ini film adapatasi novel yang bisa dibilang menggemaskan. Drama yang menghibur di kala senggang dan sekaligus ngasih banyak insight di dunia fesyen. Kalian nggak akan lupa sama bagaimana ketusnya Maryl Streep di film ini.
Film Adaptasi Novel #6 To Kill A Mockingbirs (1962)
Bukunya pemenang Pulitzer Price, filmnya berhasil memenangkan Oscar. Kalian nggak butuh alasan kedua untuk menonton film ini atau mengulangnya lagi. Cerita dari Harper Lee ini menangkat isu tentang pelecehan seksual dan ketidaksetaraan ras tapi disampaikan dengan hangat dan menghibur. Film ini bikin kalian banyak mensyukuri hidup di tengah apa-apa yang membuat sedih belakangan.
Film Adaptasi Novel #7 Life of Pi (2012)
Diangkat dari novel karya Yann Martel, sutradara Ang Lee punya ambisi membuat film ini kelihatan serealistis mungkin. Sehingga nggak jarang orang yang mengira bahwa perjalanan Pi terinspirasi dari kisah nyata. Film ini banyak dinilai memberikan nasihat tentang nilai-nilai kehidupan lewat sebuah dongen yang begitu menarik buat diikuti dari awal hinga akhir.
Siapkan kudapan, bersihin kasur, ganti sprei, dan bersiap rebahan. Mumpung lagi social distancing, sempatkan waktu buat ‘membaca’ novel lewat film-filmnya.
BACA JUGA 10 Rekomendasi Film Netflix buat Pelengkap Rebahan Akhir Pekan atau artikel lainya di LIST.