“Pak Lurah” panggilan dari kalangan elite
Istilah yang melekat ke Jokowi merupakan kode panggilan di kalangan elite parpol. Ketua DPP PDIP, Said Abdullah, menjelaskan bahwa sebutan itu menunjukkan rasa cinta para elite ke Jokowi. Perasaan tersebut tidak berlebihan mengingat tingkat kepercayaan publik ke pemerintahan yang tinggi.
Terkait pernyataan tegas Jokowi mengenai kode, Said mengungkapkan, sikap itu sebenarnya tanda bahwa sebagai seorang presiden Jokowi tetap berdiri kokoh.
“Dia tidak ikut-ikut langgam partai politik karena sadar betul,” ujar Said, melansir dari CNN Indonesia, Rabu (16/8/2023).
Sumber lain menjelaskan, sebutan ke Jokowi bisa muncul karena mantan Wakil Presiden RI Try Sutrisno. Pada saat itu Jokowi masih menjadi calon Presiden Pemilu 2014. Try Sutrisno bertemu dengan Jokowi di tempat pemungutan suara, mereka bertegur sapa dan sempat ngobrol. Kemudian, sambil menunjuk Jokowi, Try Sutrisno mengungkapkan Jokowi sebagai lurah kawasan Menteng.
“Ini kan lurah kita,” kata Try Sutrisno, mengutip dari Merdeka.com.
Berbeda cerita, istilah lurah yang melekat pada presiden sebenarnya bukan hal baru. Ketua Majelis Pertimbangan Partai PPP, Romahurmuziy alias Rommy, mengungkapkan bahwa Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga pernah mendapat panggilan serupa.
Rommy tidak tahu secara pasti asal mula panggilan itu. Namun, Rommy meyakini, istilah itu muncul karena jabatan presiden yang disegani, bukan karena sosok Jokowi. Pernyataan ini berseberangan dengan pendapat pihak PDIP sebelumnya.
“Kalau Pak Jokowi sebenarnya bukan disebut lurah karena Jokowinya, tetapi karena Presiden. Karena zaman Pak SBY dulu pun sudah dipanggil lurah,” jelas Rommy dalam detik.com, Rabu (16/8/2023).
“Kebiasaan elite-elite sebelumnya, ya kita panggil lurah saja,” imbuh dia.
Penulis: Kenia Intan
Editor: Purnawan Setyo Adi