Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Wikimo Tokoh

Bung Tomo

Redaksi oleh Redaksi
4 April 2017
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Bung Tomo, begitu kita sering menyebut tokoh pahlawan yang bernama asli Sutomo ini. Ia lahir di Surabaya, 3 Oktober 1920, dan sangat terkenal karena perannya dalam membangkitkan semangat rakyat untuk melawan kembalinya penjajah Belanda. Perjuangan ini berakhir dengan pertempuran 10 November 1945, yang hingga saat ini diperingati sebagai Hari Pahlawan.

Walau tidak menyelesaikan pendidikan formalnya, Bung Tomo bergabung dengan Kepanduan Bangsa Indonesia (KBI) pada tahun 1937. Di sini, ia seolah mendapatkan pendidikan pengganti pendidikan formal. Ia pun memperoleh kesadaran nasionalisme dan perjuangan dari kegiatan kepanduan ini. Selain aktif di kepanduan, ia juga terlibat dalam dunia tulis menulis.

Dalam dunia tulis menulis, ia pernah menjadi jurnalis lepas Harian Soeara Oemoem, redaktur mingguan Pembela Rakyat, jurnalis dan penulis pojok harian berbahasa Jawa, Ekspres. Tak hanya itu, ia juga bekerja di kantor berita Antara.

Bung Tomo tumbuh menjadi sosok yang punya karakter dapat berbicara dengan terus terang, penuh semangat, serta senang bekerja keras untuk memperbaiki keadaan. Ia bukanlah pemuda yang hanya bermodal nekat, namun seorang yang menggunakan otak. Sebagai pemuda yang pernah sebentar mengenyam bangku sekolah kolonial, ia mengenal teknologi bernama radio. Maka, lewat mikropon dan pancaran Radio Pemberontakan milik Barisan Pemberontak Rakyat Indonesia (BPRI), tersiarlah pidato-pidatonya yang penuh emosi dan menjaga semangat arek-arek Suroboyo.

Setelah kemerdekaan Indonesia, Bung Tomo sempat terjun dalam dunia politik pada tahun 1950-an. Ia pernah menjabat sebagai Menteri Negara Urusan Bekas Pejuang Bersenjata, Menteri Sosial Ad Interim, serta sebagai anggota DPR. Kariernya di kancah perpolitikan Indonesia timbul tenggelam. Terkadang ia mesra dengan penguasa, namun kadang bersebrangan. Karena merasa tidak bahagia, ia pun menghilang dari panggung politik.

Awal tahun 1970, ia kembali dan memiliki pandangan yang berbeda dengan pemerintahan Orde Baru. Ia berbicara keras mengenai program-program yang dijalankan oleh Soeharto. Pada  akhirnya, ia dipenjara karena Pemerintah Indonesia khawatir dengan kritik-kritik kerasnya tersebut. Setahun kemudian, ia dilepaskan. Walau semangatnya tidak hancur, Bung Tomo nampak tidak lagi berminat untuk bersikap vokal. Ia lebih berkonsentrasi untuk keluarga dan anak-anaknya, serta berusaha keras agar kelima anaknya berhasil dalam pendidikan.

Terakhir diperbarui pada 4 April 2018 oleh

Tags: Bung Tomohari pahlawanpahlawan indonesiapolitikus
Redaksi

Redaksi

Artikel Terkait

Fakta-Fakta Unik Bung Tomo di Pertempuran Surabaya yang Jarang Diketahui Orang
Video

Fakta-Fakta Unik Bung Tomo di Pertempuran Surabaya yang Jarang Diketahui Orang

20 November 2023
kampanye digital mojok.co
Podium

Memahami Pola Kampanye Digital Para Politisi di Tahun Politik

26 Januari 2023
Bung Tomo Sibuk Memburu Loker di BUMN dan Ditolak MOJOK.CO
Esai

Di Tengah Api Revolusi, Bung Tomo Sibuk Memburu Loker di BUMN dan Ditolak

10 November 2022
Politik Kliping Tidak Bisa Menyelamatkan Sukarno dari Kejatuhan MOJOK.CO
Esai

Politik Kliping Tidak Bisa Menyelamatkan Sukarno dari Kejatuhan

10 November 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Maybank Cycling Mojok.co

750 Pesepeda Ramaikan Maybank Cycling Series Il Festino 2025 Yogyakarta, Ini Para Juaranya

1 Desember 2025
Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
Guru sulit mengajar Matematika. MOJOK.CO

Susahnya Guru Gen Z Mengajar Matematika ke “Anak Zaman Now”, Sudah SMP tapi Belum Bisa Calistung

2 Desember 2025
Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
banjir sumatera. MOJOK.CO

Bencana di Sumatra: Pengakuan Ayah yang Menjarah Mie Instan di Alfamart untuk Tiga Orang Anaknya

1 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.