Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Video

Prof. Masduki & Rimba: Ketika Kekuasaan Menentukan Pahlawan

Redaksi oleh Redaksi
11 November 2025
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Episode Putcast kali ini menghadirkan dua narasumber dengan perspektif yang berbeda, namun saling melengkapi: Prof. Masduki, akademisi yang puluhan tahun meneliti media, demokrasi, dan komunikasi politik, serta Rimba, penulis muda yang memahami dinamika budaya digital dan pola pikir generasi baru. Keduanya  datang di momen yang tepat. Sebab Putcast membahas isu yang sedang memecah opini publik: wacana pengangkatan Soeharto sebagai Pahlawan Nasional.

Sekilas, isu ini terlihat sederhana—hanya soal gelar. Namun diskusi ini membongkar lapisan yang jauh lebih rumit. Pertanyaan utamanya adalah:

“Bisakah kita menyebut Soeharto pahlawan, ketika Reformasi 1998 lahir sebagai koreksi atas pelanggaran HAM dan otoritarianisme Orde Baru?”

Prof. Masduki memulai dengan menjelaskan bagaimana Orde Baru mengendalikan media. Berita disensor, opini berbeda dibungkam, dan narasi sejarah dibentuk sepihak. Media menjadi alat kekuasaan. Stabilitas yang terlihat pada masa itu sesungguhnya dibangun melalui represi, rasa takut, dan hilangnya ruang bagi suara oposisi. Ia menegaskan bahwa pola pengendalian informasi seperti itu tidak langsung hilang setelah Reformasi.

Rimba kemudian membawa diskusi ke konteks kekinian. Menurutnya, di era digital, narasi yang sederhana dan emosional lebih mudah diterima publik. Media sosial bergerak terlalu cepat, sementara ruang untuk berpikir kritis semakin sempit. Akibatnya, sebagian generasi muda lebih mudah percaya pada gambaran romantis tentang “stabilitas Orde Baru,” tanpa tahu harga yang harus dibayar generasi sebelumnya: kebebasan yang dirampas, kontrol ketat negara, dan kekerasan politik.

Putcast ini tidak mencoba memberikan jawaban hitam-putih. Justru sebaliknya, diskusi ini mengajak kita melihat sejarah sebagai medan perebutan narasi. Sejarah bukan hanya soal mengingat masa lalu, tetapi juga soal siapa yang berhak menuliskannya dan menentukan mana yang dianggap benar.

Ketika gelar pahlawan diberikan tanpa penyelesaian kasus pelanggaran HAM dan tanpa kejujuran pada sejarah, maka yang dipertaruhkan bukan hanya ingatan kolektif—melainkan arah masa depan bangsa.

Tags: pahlawanpenolakanPutcastSoeharto gelar pahlawan

Terpopuler Sepekan

8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
Relawan di Sumatera Utara. MOJOK.CO

Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor

3 Desember 2025
Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Tragedi Sumatra Timbulkan Trauma: “Saya Belum Pernah Lihat Gayo Lues Seporak-poranda ini bahkan Saat Tsunami Aceh”

2 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.