Sejak meninggalkan rumah di usia 18 untuk kuliah, saya sering pindah-pindah kos. Bahkan saat sudah lulus dan masuk dunia lain, eh dunia kerja. Macam-macam teman kos saya jumpai. Dari yang baiknya kayak malaikat sampai yang joroknya kayak setan.
Di tulisan ini saya hendak menyampaikan uneg-uneg mengenai teman-teman indekos yang jorok. Hei, kamu, iya kamu, yang merasa pernah satu kos dengan saya di masa lalu, semoga kamu baca ini, ya.
Di satu masa, saya pernah ngekos di daerah Pabelan, Kartasura. Di belakang supermarket Goro Assalam. Rumah kos itu terdiri dari 7 kamar. Pemilik kos tidak menunggu sehingga anak kos merasa bebas merdeka. Bebas mau muter MP3 sekencang-kencangnya, bebas mau gojegan sampai dini hari dan bebas mau pulang jam berapa pun.
Sebenarnya saya suka dengan kos itu. Bangunannya baru dan kamar mandinya bersih. Air juga lancar. Tapi, yang njelehi adalah kelakuan penghuninya yang super jorok dan malas kalau soal kebersihan.
Disediakannya tempat cuci piring tak membuat mereka tertib membereskan alat makan setelah selesai menggunakannya. Alih-alih bersikap waras dan bertanggung jawab mencuci piring atau gelas, mereka menggeletakkan piring bekas begitu saja di lantai dekat pintu dapur.
Sebagai ketua kos, saya mencuci dosa teman-teman
Mula-mula, hanya satu orang yang melakukannya. Lama kelamaan yang lain ikut-ikutan. Sampai kemudian piring kotor menumpuk hingga menimbulkan pemandangan jorok dan bau busuk dari sisa makanan.
Sudah begitu, ketika ribut, tidak ada yang mau mengakui perbuatan. Masing-masing cuci tangan (harusnya kan cuci piring, yak) dan saling tunjuk kesalahan. Akhirnya, sebagai tetua kos, sayalah yang ngalah mencuci semua dosa mereka itu.
Pun demikian dengan masalah sampah. Saya nggak habis pikir kenapa sih penghuni kos di tempat saya ngekos pada ignorant begitu. Mereka numpuk sampah di kantong besar dan membiarkannya begitu saja sampai kantongnya penuh bahkan luber-luber. Dan mereka nyaman-nyaman saja dengan keadaan itu.
Akhirnya karena jengah, saya lagi dong yang membuang sampahnya ke depan atau ke TPA sekalian ketika Kang Sampah telat bertugas.
Segitu dulu sih uneg-uneg saya mengenai kejadian-kejadian tak mengenakkan saat saya ngekost. Ini baru permulaan ya, kawans. Kalau tulisan ini dimuat, saya akan lanjut spill kelakuan dajjal kalian. Terima kasih.
Linggar Rimbawati, Jambi, linggarwati48@gmail.com