Kebanyakan orang berasumsi bahwa bekerja di luar negeri itu enak karena gaji yang bisa berkali lipat daripada di Indonesia. Tapi di balik itu semua ada uneg-uneg yang jarang kami sampaikan agar tidak diketahui oleh banyak orang. Satu tantangan besar bagi para pekerja yang datang ke Vietnam adalah makanan. Kebiasaan makan dan cita rasa lokal yang berbeda dengan yang mereka kenal dapat menjadi pengalaman yang mengintimidasi.
Mereka yang tidak terbiasa dengan hidangan lokal Vietnam mungkin akan menghadapi kesulitan menyesuaikan diri dengan masakan yang beragam. Kadang-kadang berbeda dari bahan-bahan dan rasa yang biasa mereka nikmati di Indonesia. Terutama bagi muslim karena banyak sekali makanan dan minuman non-halal yang dijual bebas. Perlu waktu dan kesabaran untuk memahami dan menghormati budaya setempat.
Bahasa juga bisa menjadi hambatan komunikasi yang signifikan. Bahasa Vietnam, dengan tata bahasa dan pengucapan yang berbeda dari bahasa-bahasa Barat, bisa menjadi sulit bagi ekspatriat untuk menguasai. Meskipun di kota-kota besar seperti Hanoi dan Ho Chi Minh City banyak orang yang fasih berbahasa Inggris, kemampuan berbicara dalam bahasa lokal bisa membuka lebih banyak peluang dan memperdalam hubungan dengan masyarakat setempat.
Hubungan jarak jauh pekerja Vietnam
Selain itu, bagi yang sudah berumah tangga akan terasa berat karena jauh dari pasangan dan akan kesulitan dalam membangun keintiman. Keintiman fisik dan emosional adalah elemen penting dalam hubungan, dan Long Distance Marriage bisa membuat kesulitan dalam membangun dan memelihara aspek ini. Terkadang, keterbatasan dalam berbagi pengalaman sehari-hari dan berkomunikasi secara langsung dapat mempengaruhi kedalaman hubungan.
Terakhir, munculnya kawan lama dan saudara jauh yang ingin meminjam uang. Entah kenapa ini menjadi pattern yang umum dialami oleh para pekerja di luar negeri. Ketika mereka tahu bahwa kita bekerja di luar negeri–mungkin  melihat postingan di sosial media kita, mereka yang sudah lama tidak berjumpa dan berkomunikasi tiba-tiba mengkontak kita melalui pesan singkat elektronik diawali dengan basa basi dan berakhir dengan menceritakan kesulitan finansial mereka terkini.
Mau tidak mau, rela tidak rela kalau kita adalah orang yang tidak enakan akan membantu mereka dan hasil akhirnya bisa ditebak uang kita tidak pernah kembali. Semoga para tetangga, saudara bahkan keluarga kita yang membaca artikel ini sadar dan mendukung bahwa menjadi pekerja imigran itu tidak seenak yang disangka.
Muhamad Erwin Saputra,
Dusun Soka RT 04 RW 04 Lerep, Ungaran Barat,
[email protected]
BACA JUGA Tarik dan Buang Nafas Menjadi Guru di Sekolah Swasta dan keluh kesah lain dari pembaca Mojok di UNEG-UNEG
Keluh kesah dan tanggapan Uneg-uneg bisa dikirim di sini