Berusia 34 tahun, saya merasakan kekecewaan yang mendalam melihat betapa sulitnya mencari kerja di Indonesia pada usia di atas 30. Rasa frustrasi ini muncul tidak hanya karena adanya hambatan dalam mencari pekerjaan, tetapi juga karena sistem yang terlihat tidak mendukung bagi para pengangguran.
Begitu banyak pengalaman hidup yang telah saya raih sejauh ini, dan saya yakin akan bisa memberikan kontribusi yang berarti kepada perusahaan di mana saya melamar. Namun, sering kali saya menemui jalan buntu dan kesulitan.
Banyak lowongan pekerjaan yang mengharuskan kandidat memiliki pengalaman minimal, tetapi kadang-kadang persyaratan pengalaman ini tidak proporsional atau melebihi kemampuan sebenarnya yang diperlukan.
Sangat disayangkan melihat betapa pengukuran kompetensi dalam dunia kerja di Indonesia masih terfokus pada usia dan masa kerja sebelumnya. Padahal, usia bukanlah penentu utama kualitas dan potensi seseorang.
Hampir semua orang berada pada titik hidup yang berbeda-beda saat mencari pekerjaan di usia 30-an. Ada yang mengambil cuti sementara untuk mengurus keluarga atau mengejar studi lanjut, sementara ada yang menggali pengetahuan baru di bidang yang berbeda.
Baca halaman selanjutnya
Seharusnya dunia kerja buka peluang bagi pengangguran usia 30-an yang mencari kerja
Seharusnya dunia kerja buka peluang bagi pengangguran usia 30-an yang mencari kerja
Seharusnya dunia kerja membuka peluang lebih luas bagi pengangguran usia 30-an. Dukungan dan pelatihan yang memadai dapat membantu kami meningkatkan kualifikasi dan mengatasi ketimpangan dalam sistem pencarian kerja.
Hal ini akan memungkinkan kita, para pencari kerja yang telah mencapai usia dewasa, untuk membangun karier yang berkelanjutan dan memberikan kontribusi berarti bagi perusahaan tempat kita bekerja.
Pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat perlu saling berkolaborasi untuk menciptakan solusi. Program pelatihan kerja, magang, atau pendidikan lanjutan dapat membantu pembaruan dan penyempurnaan keterampilan demi menyesuaikan dengan kebutuhan pasar kerja yang terus berubah.
Selain itu, pemerintah dapat mendorong kebijakan yang memperhatikan aspek kualifikasi dan kompetensi yang lebih luas, bukan hanya melihat usia.
Kita sebagai individu juga perlu mengubah mindset. Jangan biarkan kekecewaan menghentikan semangat kita. Teruslah belajar, tingkatkan kualifikasi, jalin koneksi, dan manfaatkan teknologi untuk memperluas jangkauan kita dalam mencari pekerjaan. Jadikan pengalaman dan keahlian yang kita miliki sebagai modal utama, serta ajukan diri dengan percaya diri dan tekad yang kuat.
Sungguh harapan saya agar dunia kerja di Indonesia dapat memberikan kesempatan yang lebih adil dan objektif untuk semua usia. Marilah kita bersama-sama merangkul perubahan ini, memperjuangkan sistem pencarian kerja yang inklusif, dan menghargai potensi setiap individu, tanpa memandang usia. Karena di balik kekecewaan, kita tetap memiliki potensi untuk menemukan pekerjaan yang kita idamkan.”
Novia Setya Desa Petahunan Rt 004 Rw 001 Kecamatan Pekuncen Kabupaten Banyumas Jawa Tengah noviasetya23@gmail.com
BACA JUGA Keluh Kesah Ibu Rumah Tangga Umur 30-an, Nganggur Nggak Enak Cari Kerja Susah dan keluh kesah lain dari pembaca Mojok di UNEG-UNEG
Keluh kesah dan tanggapan Uneg-uneg bisa dikirim di sini.