Hyperhidrosis itu pengertian singkatnya keringat berlebih di area badan yang biasa terjadi. Kondisi keringat berlebih ini biasanya ada di tangan, kaki, dan ketiak.
Mungkin aku emang udah menyanggupi ketika Tuhan bertanya sanggup tidak aku hidup dengan kondisi seperti ini. Makanya sudah sejak lahir aku mengalami hyperhidrosis.
“Maa, kok aku tangannya suka basah ya (bikin nggak pede aja tambahku dalam hati),” tanyaku pada Mama. “Kamu itu dari lahir udah kayak gitu,” jawabnya yang bikin aku tak membahas lebih lanjut.
Kehidupan demi kehidupan aku jalani walaupun terkadang berbarengan dengan rasa insecure. Tiap malam aku kadang overthinking kenapa aku bisa mengalaminya padahal di keluarga nggak ada riwayat itu. Terus emangnya Tuhan lagi nyiapin apa sih di depan sana yang sekiranya bisa bikin aku tetap optimis.
Hyperhidrosis, mencoba berfikir positif
Aku tahu setiap orang yang alamin itu tidak selamanya dengan penyakit. Mungkin emang sudah dari sananya. Juga karena faktor kelenjar kulit yang berbeda dari kebanyakan orang. Tapi tetap saja aku terkadang pesimis tidak percaya diri mungkin orang juga bakal memandang aku tanda kutip.
Kalau hidup lagi capek atau ada suatu masalah, aku terkadang kepikiran ke mana-mana dan bisa hilang semangat. Tetapi aku nggak pungkiri aku bersyukur aku terbentuk seperti ini, untuk menemukan semangat kembali aku akuin lumayan cepat.
Kalau waktu kecil aku nggak mikirin hal itu dari SD-SMA aku pede-pede saja, tapi semenjak kuliah aku sedikit tertutup karena aku mau jadi anak nolep saja eh ternyata itu berpengaruh sedikit buruk aku jadi takut dan terkadang sering mikirin hal itu.
Sampai suatu ketika Idulfitri atau hari raya islam aku ngalami sakit hati dan insecure. Aku bersalaman dengan semua orang. Ketika itu ada saudara baru datang dua anak dan sepasang suami-istri. Nggak tahu cuacanya memang lagi panas aku tidak sempat mengelapkan tanganku pada bajuku dan kondisi tangan masih agak basah aku bersalaman.
Boom ketika menyentuh telapak tanganku sesudahnya mereka memainkan jari seolah mengeringkannya, dan satu anaknya dengan terang-terangan mengusapkan tangannya ke baju dengan sangat jelas. Di situ keluarga berkumpul bahkan orang tuaku juga. Aku lihat ekspresi mereka ah tapi yasudahlah. Tiada yang tahu aku menahan air mata tumpah. Mata aku berkaca-kaca menguatkan diri sendiri yang bagi aku itu menyentuh hati sekali. Dalam hati aku bertekad aku akan sukses hahaa, saat ini aku berjuang untuk self love terus dan terus.
Farhatun Nisa,
Desa. Sindanghaji kec. Palasah Kab. Majalengka Prov. Jawa Barat,
farhatun0404@gmail.com
BACA JUGA Tarik dan Buang Nafas Menjadi Guru di Sekolah Swasta dan keluh kesah lain dari pembaca Mojok di UNEG-UNEG
Keluh kesah dan tanggapan Uneg-uneg bisa dikirim di sini