Nasib Jadi Anak Tunggal Yatim yang Nggak Kaya Raya: Ibu Jangan Sampai Sakit

Nasib Jadi Anak Tunggal Yatim yang Nggak Kaya Raya: Ibu Jangan Sampai Sakit MOJOK.CO

Ilustrasi Nasib Jadi Anak Tunggal Yatim yang Nggak Kaya Raya: Ibu Jangan Sampai Sakit. (Mojok.co)

Kehidupan adalah perjalanan yang penuh warna, di mana setiap orang memiliki cerita uniknya sendiri. Saya adalah seorang anak tunggal dari keluarga yang tidak berkecukupan secara finansial. 

Meskipun berjuang dengan keterbatasan, saya saat ini berada di semester 5 kuliah di Jurusan Ilmu Komunikasi di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. Dalam perjalanan ini, saya telah belajar menghadapi tantangan, mengejar impian, dan membangun harapan untuk masa depan.

Anak tunggal yang kehilangan ayah saat kecil

Kisah hidup saya dimulai dari kecil, di mana kehilangan ayah menjadi langkah awal perjalanan yang penuh perjuangan. Ibu saya tercinta yang seorang penjual nasi campur, adalah satu-satunya penopang keluarga. 

Meskipun kami tidak memiliki banyak harta, ibu selalu berusaha keras untuk memastikan bahwa saya mendapatkan pendidikan yang layak. Pendidikan, menurutnya, adalah satu-satunya warisan yang akan membuka pintu kesuksesan di masa depan.

Sejak duduk di bangku SMP, saya mulai belajar arti kemandirian dan kerja keras. Sambil menjalani pendidikan, saya juga mencari penghasilan dengan bekerja di produsen tas. Membantu tetangga berdagang sayur di pasar, bahkan sebagai kuli. Setiap keringat yang keluar dari tubuh saya membawa arti yang lebih dalam, yaitu membiayai pendidikan saya sendiri.

Namun, menempuh perjalanan kuliah adalah tantangan tersendiri. Kuliah adalah impian saya, namun, tidak memiliki beasiswa membuat saya harus memikirkan solusi kreatif untuk membiayai studi saya. Meski memiliki pengalaman kerja sejak dulu, saya menyadari bahwa saya tidak memiliki keahlian khusus di satu bidang tertentu yang dapat menghasilkan uang. Tetapi, saya tetap memutuskan untuk berusaha.

Perjalanan kuliah saya dimulai dengan tekad yang kuat. Meskipun tanpa beasiswa, saya terus berupaya menemukan peluang dan solusi untuk mendanai kuliah. Saya memanfaatkan setiap kesempatan, termasuk bekerja paruh waktu, untuk mendukung keuangan keluarga dan membiayai pendidikan saya. 

Hal ini tidak hanya memberi saya pengalaman dan ilmu baru, tetapi juga mengasah karakter dan sikap tangguh dalam menghadapi situasi sulit.

Setiap individu punya kisah berbeda, jangan menyerah!

Tantangan tidak hanya datang dari aspek keuangan, tetapi juga dari kurangnya keahlian spesifik. Saya merasa terbebani dengan ketidakpastian tentang masa depan dan iri terhadap teman-teman yang memiliki warisan dan arahan jelas untuk merencanakan hidup mereka. 

Namun, saya menyadari bahwa kisah hidup setiap individu adalah berbeda, dan saya tidak boleh membandingkan diri saya dengan orang lain.

Di tengah semua ini, saya tetap bersyukur. Saya bersyukur karena saya masih memiliki kesempatan untuk kuliah dan mendapatkan ilmu pengetahuan. Kuliah membuka pintu untuk mendapatkan wawasan baru, memperluas pengetahuan, dan membuka peluang yang lebih besar. Saya bertemu dengan teman-teman yang lucu, konyol, dan cerdas, yang menginspirasi dan memotivasi saya.

Mereka mengajarkan saya arti persahabatan, tekad, dan semangat untuk berjuang mencapai impian. Saya belajar untuk tidak mudah putus asa, bahkan ketika perjalanan terasa sulit. Dengan bantuan teman-teman dan kegigihan saya sendiri, saya menemukan kekuatan untuk melangkah maju dan berusaha mencapai apa yang saya impikan.

Terkadang, saya masih merasa iri terhadap teman-teman yang memiliki segalanya lebih mudah. Namun, saya belajar untuk mengubah rasa iri itu menjadi motivasi dan inspirasi. Saya memutuskan untuk menciptakan jalan hidup saya sendiri dan membuktikan bahwa semangat dan tekad dapat melampaui segala rintangan.

Semua boleh sakit, asal jangan ibu

Saya ingin menyampaikan pesan kepada mereka yang berada dalam situasi serupa: jangan pernah menyerah. Keterbatasan adalah tantangan, bukan hambatan. Percayalah pada diri sendiri dan kegigihan Anda. Tetaplah berjuang untuk mewujudkan impian, karena di dalam diri kita terdapat kekuatan untuk mengubah masa depan.

Melalui perjalanan hidup ini, sebagai anak tunggal saya belajar bahwa keterbatasan bukanlah batas akhir. Saya akan terus berjuang, belajar, dan berusaha mencapai impian saya. Saya yakin bahwa satu hari nanti, dengan kerja keras dan tekad yang kuat, saya akan mencapai impian saya dan membawa kebahagiaan bagi orang-orang yang saya cintai. Hidup adalah perjuangan, dan saya siap untuk menghadapinya dengan penuh semangat.

Meskipun dengan berjuang keras bisa menyebabkan kita jadi sakit, gapapa, asalkan kita masih bisa melihat senyum ibu. Kita masih muda, tubuh kita masih kuat untuk melawan rasa sakit dan bangkit lagi. Seperti kata pepatah, “Semua boleh sakit asal jangan ibu, nanti dunia berhenti.”

Muchammad Jiddan Azhar, Kelurahan Porong, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur

jiddanazhar230703@gmail.com

BACA JUGA Aku Lelah dengan Hidupku, Aku Bingung Harus Ngapain Lagi dan keluh kesah lain dari pembaca Mojok di UNEG-UNEG

Keluh kesah dan tanggapan Uneg-uneg  bisa dikirim di sini

Exit mobile version