Wisuda sering dipandang sebagai momen bersejarah. Bahkan setara sunat, menikah, dan mati. Keberhasilan seseorang untuk meraih gelar akademis memang patut dirayakan. Selain karena sudah membuang ratusan juta, orang tersebut diakui sudah ahli dalam sebuah bidang. Tapi kalau wisuda TK sampai SMA, apakah juga momen bersejarah? Atau pemborosan yang terlalu diromantisasi?
Saya bisa memaklumi suara kontra pada wisuda pra-perguruan tinggi ini. Dan saya sepakat, mending sudahi saja budaya teatrikal padat dana ini. Untuk apa merayakan kelulusan yang sebenarnya tak perlu-perlu amat ini? Tenang, saya punya argumen untuk itu. Jadi untuk para orang tua dan guru, monggo saya tampar dengan kenyataan.
Momok seluruh dunia
Jangan dikira hanya orang Indonesia yang iseng mengadakan wisuda TK sampai SMA. Justru budaya ini dimulai di Amerika Serikat. Wisuda menjadi pelengkap acara kelulusan selain pesta dansa. Sekolah menggunakan acara ini sebagai kesempatan melepas murid yang kini sudah lulus.
Namun, tidak semua orang bisa menerima wisuda model ini. Banyak yang menolak dan mengecam wisuda TK sampai SMA. Acara ini dipandang buang-buang uang, apalagi ketika dipadukan dengan pesta. Bahkan budget pesta wisuda ini bisa mencapai 1000 dollar AS. Sebuah angka yang besar untuk pesta yang tak perlu-perlu amat.
Tapi apa sebenarnya wisuda itu? Apakah memang pesta dan foya-foya? Atau ada hal sakral dan simbolis di dalamnya?
Sejarah wisuda bukanlah foya-foya
Wisuda pertama kali diadakan universitas di Eropa pada abad ke-12. Tidak jelas universitas mana yang melakukan wisuda pertama kali. Tapi tujuannya jelas, yaitu penganugerahan gelar kepada mahasiswa yang sudah menyelesaikan masa studi dan mempertahankan tesisnya. Setiap universitas dan negara memiliki sejarah tersendiri. Namun umumnya, topi dan toga menjadi ciri khas acara wisuda. Toga sendiri terinspirasi oleh pakaian sehari-hari civitas academica di Timur Tengah.
Salah satu prosesi paling umum dalam wisuda adalah penyerahan ijazah. Di mana rektor atau dekan akan menyerahkan ijazah asli atau salinan kepada wisudawan. Penyerahan ini menjadi pernyataan bahwa wisudawan tersebut telah menyandang gelar akademik baru. Gelar baru itu disaksikan dan diakui oleh para civitas academica lain. Pernyataan ini juga menjadi pengumuman pada masyarakat secara simbolis.
Anda menangkap poin pentingnya? Benar, wisuda itu bukan acara kelulusan semata. Namun pengakuan terhadap gelar akademis seseorang. Wisuda bukanlah foya-foya merayakan selesai masa studi. Namun momen sakral seperti penyematan gelar bangsawan atau keagamaan.
Baca halaman selanjutnya