Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Website Resmi Pemerintah Mending Ditutup, Rakyat Lebih Percaya Twitter

Prabu Yudianto oleh Prabu Yudianto
10 Desember 2021
A A
Website Resmi Pemerintah Mending Ditutup, Rakyat Lebih Percaya Twitter terminal mojok.co
Share on FacebookShare on Twitter

Sebutkan produk digital pemerintah yang dekat dengan masyarakat! Kalau tidak PeduliLindungi, Prakerja, paling banter website Badan Pusat Statistik (BPS). Tapi kalau saya tanya, “Sering membuka website resmi Pemerintah Indonesia?” Saya yakin pasti jarang. Kecuali, Anda menemukan backlink di media sosial, atau mencari bahan untuk merujak pemerintah.

Lantas, ke mana rakyat mencari informasi seputar pemerintahan? Kalau bukan ke website resmi pemerintah? Kini media sosial yang berkuasa. Bahkan rilisan akun Twitter Indonesia cukup menyengat akal sehat. Baru-baru ini Twitter Indonesia menerbitkan rilisan bertajuk #HanyaDiTwitter. Isinya tentu perihal pencarian informasi dan dinamika media sosial masyarakat Indonesia.

Salah satu utasan mereka membahas akun tenaga kesehatan yang paling banyak dibicarakan di Indonesia. Tentu pencarian ini berkaitan dengan situasi pandemi yang mbuh kapan selesainya. Salah satu yang dikritik di utas ini adalah masuknya salah satu akun nakes yang dipandang tidak relevan.

Akun tersebut dinilai tidak pernah membagikan informasi kredibel tentang kesehatan. Bahkan dinilai lebih layak menjadi akun alter. Memang, 4 akun lain sangat dekat dengan informasi kesehatan. Tapi entah kredibel atau tidak, sih.

Saya tidak mempermasalahkan masuknya akun semi alter tapi nakes tadi dalam daftar Twitter Indonesia. Toh, yang menilai algoritma Twitter. Namun, yang saya lihat adalah situasi yang boleh dibilang ironis. Situasi pandemi yang perlu data kredibel dijawab masyarakat dengan kepercayaan tinggi pada akun media sosial.

Tidak masalah jika akun tersebut memang menyampaikan informasi kredibel. Tapi yang jadi masalah adalah bagaimana masyarakat Indonesia telah nyemplung ke era post truth dengan sempurna. Era yang mengedepankan opini emosional daripada data valid ini menjadi momok yang kelak membesar di masa mendatang.

Dengan pergerakan media sosial yang masif, masyarakat memilih percaya pada opini tanpa filter ala media sosial. Dan situasi ini menyebabkan masyarakat lebih percaya akun-akun demagog daripada informasi kredibel dari website terpercaya. Bahkan ketika bicara kesehatan yang krusial, opini yang diujarkan akun media sosial lebih diterima daripada data resmi.

Tidak hanya bicara kesehatan. Seluruh opini masyarakat dibangun dengan mengedepankan emosional. Pantas saja kalau tokoh politik hari ini getol bermain media sosial demi memenangkan suara rakyat. Bukan demi mendengarkan opini dan mewakilkan ke dewan terhormat, ya. Lihat saja isi konten mereka, hanya sibuk membangun citra bahkan dengan cara paling konyol seperti bicara pada badai.

Baca Juga:

Akun Affiliate yang Jualan Numpang Tragedi Itu Biadab, dan Semoga Nggak Laku!

Pemerintah Bangkalan Madura Nggak Paham Prioritas, Memilih Sibuk Bikin Ikon Pendidikan daripada Perbaiki Kualitas Pendidikan

Lalu, bagaimana fungsi negara sebagai sumber informasi rakyat? Tentu makin luntur secara sistem legal. Era post truth menggiring masyarakat pada bola liar. Mungkin ini hal positif karena rakyat telah bebas dari kontrol opini pemerintah (secara legal sih, bukan secara BuzzeRp).

Kalau bicara kebebasan berpendapat, hari ini kebebasan itu pelan-pelan terasa. Meskipun cyber police dan UU ITE telah menjadi teror baru, toh cengkraman mereka tetap lemah melawan arus informasi yang sama cepatnya dengan gosip tetangga ketika ada kembang desa pulang kemalaman.

Pandemi ini menjadi bukti nyata pergeseran masyarakat menuju post truth dan mengkultuskan media sosial. Mau segencar apa pun data kredibel disuapkan, rakyat lebih percaya informasi yang mbuh validitasnya asal menyerang sisi emosional mereka.

Akan tetapi, ini menjadi peringatan besar bagi pemerintah. Pada akhirnya kita sadar, peran pemerintah makin lemah di era digital dan post truth yang berjalan beriringan. Ya, mau tidak mau, pemerintah harus turun ke dunia yang berkembang menjadi metaverse ini. Membiarkan kendali tertinggi di tangan korporasi digital yang jelas profit oriented.

Jadi, mungkin ini momen tepat untuk pemerintah berhenti mengurus website resmi mereka. Minimal biarkan saja seadanya tanpa perlu menguras anggaran lebih untuk pengembangan. Lha wong rakyat lebih percaya akun media sosial daripada artikel website resmi pemerintah yang menjemukan dan SEO-unfriendly itu, kok.

Sumber Gambar: Unsplash

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 9 Desember 2021 oleh

Tags: pemerintahTwitterwebsite resmi
Prabu Yudianto

Prabu Yudianto

Penulis kelahiran Yogyakarta. Bekerja sebagai manajer marketing. Founder Academy of BUG. Co-Founder Kelas Menulis Bahagia. Fans PSIM dan West Ham United!

ArtikelTerkait

fan fiction situs baca mojok

4 Rekomendasi Aplikasi Baca Fan Fiction

27 Desember 2020
sinetron dunia terbalik tokohyang nyampah dudung ujang juni mojok.co

Alangkah Baiknya Jika Pemerintah Kita Belajar dari Warga Ciraos Bernama Idoy

10 April 2020
Netizen Twitter Adalah Antagonis Paling Kejam dan Fakta-fakta Lainnya Kenapa Becandaan di Twitter Nggak Laku Dibawa ke Facebook?

Kenapa Becandaan di Twitter Nggak Laku di Facebook?

10 Maret 2020
Modal Cuitan Dapat Cuan Jadi Buzzer Twitter Terminal mojok

Jadi Buzzer Twitter: Modal Cuitan Dapat Cuan

12 Februari 2021
Selain KKN di Desa Penari, 3 Thread Horor Berikut Layak Dibuat Film Terminal Mojok

Selain KKN di Desa Penari, 3 Thread Horor Berikut Layak Dibuat Film

1 Mei 2022
Twitter, Tempat Orang Berlomba Menjadi Jahat jerome polin elon musk akun base twitter

Saran untuk Jerome Polin agar Tidak Dihujat Netizen (Lagi)

21 Februari 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

1 Desember 2025
7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

30 November 2025
8 Aturan Tak Tertulis Tinggal Surabaya (Unsplash)

8 Aturan Tak Tertulis di Surabaya yang Wajib Kalian Tahu Sebelum Datang ke Sana

1 Desember 2025
5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain Mojok.co

5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain

1 Desember 2025
5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru Mojok.co

5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru

2 Desember 2025
4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop Mojok.co

4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop

4 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.