Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

WBL Katanya Wisata Andalan Lamongan, kok Jalannya Berlubang?

M. Afiqul Adib oleh M. Afiqul Adib
5 September 2025
A A
WBL Katanya Wisata Andalan Lamongan, kok Jalannya Berlubang?

WBL Katanya Wisata Andalan Lamongan, kok Jalannya Berlubang? (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Sebagai warga asli Kecamatan Paciran, saya sering dibuat gusar tiap kali melewati jalur depan Wisata Bahari Lamongan (WBL). Bukan karena macet, bukan juga karena tiketnya mahal, tapi karena satu hal krusial: jalannya jelek.

Iya, saya paham kalau hampir semua wilayah Lamongan jalannya memang amburadul. Tapi ini di depan WBL, lho. Di depan tempat wisata yang digadang-gadang menjadi andalan Lamongan. Tempat yang dibangun megah di pinggir laut, fasilitasnya lengkap, promonya di mana-mana, bahkan sudah jadi ikon kebanggaan kabupaten!

Kok bisa gitu lho hal mendasar soal akses jalan menuju wisata sebesar itu kondisinya memprihatinkan? Aspalnya berlubang dan bergelombang. Jan, ora mashok blasss. Saya sendiri sering punya niat untuk masuk ke WBL lagi, sekadar nostalgia masa kecil. Tapi tiap kali melintas di depannya, niat itu langsung hilang. Lha wong melewati jalan depannya saja sudah bikin kapok, apalagi mau bayar tiket dan masuk ke dalam.

Ironis memang. Saya sering membatin, wisata yang katanya “kelas nasional” tapi jalannya kelas kampung. Selain itu, jalur tersebut juga merupakan jalan utama yang juga dilalui warga Paciran setiap hari. Artinya, bukan cuma turis yang dirugikan, tapi juga masyarakat lokal.

Saya sendiri sering merasa miris, bagaimana mungkin warga harus rela setiap hari melewati jalan rusak, padahal letaknya persis di depan ikon wisata kabupaten?

WBL katanya wisata andalan Lamongan, kok jalannya berlubang?

Jujur, tak ada maksud apa-apa. Saya hanya heran ini wisata model apa kalau jalannya jelek? Sebab setahu saya, wisata itu bukan cuma soal wahana, harga tiket, atau spot selfie, melainkan juga pengalaman utuh sejak orang pertama kali menginjakkan kaki. Dan jalan menuju tempat wisata adalah semacam “halaman rumah”. Kalau halaman rumahnya saja jorok, gimana orang mau percaya ruang tamunya rapi?

Selain itu, pemerintah daerah juga seakan-akan tutup mata. Nggak mungkin mereka nggak tahu, wong ini jalan utama, kok. Padahal tiap tahun selalu ada jargon pengembangan pariwisata Lamongan, khususnya “Wisata Bahari Lamongan”. Tapi yang paling dasar, yakni infrastruktur jalan, justru sering diabaikan.

Aneh memang. Kalau coba direnungkan, memperbaiki jalan di depan WBL itu jauh lebih penting ketimbang membuat baliho besar bertuliskan “Ayo Wisata ke Lamongan”. Baliho boleh menarik, tapi kalau aksesnya bikin orang jatuh di jalan, siapa yang mau datang?

Baca Juga:

Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

Dari Wingko Babat hingga belikopi, Satu per Satu yang Jadi Milik Lamongan Pada Akhirnya Akan Pindah ke Tangan Semarang

Kalau Pemkab Lamongan benar-benar serius ingin menjadikan WBL sebagai kebanggaan, ya harusnya hal pertama yang diperhatikan adalah jalan rayanya. Ambil contoh Gunungkidul. Jalan menuju ke sana cukup mulus. Memang ditata sedemikian rupa agar enak dilewati wisawatan. Hasilnya ya di sana jadi ramai dikunjungi.

Jalan rusak tak bisa dimaklumi

Mungkin masih ada yang bilang, “Ah, jalan rusak mah biasa.” Oke, kalau itu jalan di desa pelosok mungkin bisa dimaklumi. Tapi ini jalan depan wisata unggulan, yang jelas-jelas jadi pintu masuk turis dari berbagai daerah. Masa iya turis harus bersabar melewati jalan rusak dulu baru bisa ketawa di dalam wahana?

Jangan lupakan juga dampak ekonominya. Jalan yang rusak otomatis membuat jumlah pengunjung berkurang. Kalau pengunjung sepi, pedagang kecil di sekitar WBL ikut kena imbas. Warung makan, penjual oleh-oleh, tukang parkir, sampai penginapan di Paciran jelas merasakan dampaknya. Jadi, memperbaiki jalan bukan sekadar soal mempercantik, tapi juga menyokong ekonomi rakyat kecil yang hidup dari denyut wisata. Begitu harusnya cara berpikirnya.

Toh, selain beberapa hal tersebut, memperbaiki jalan itu kewajiban pemerintah, minimal demi keselamatan warga. Selama ini perbaikan jalan di kabupaten ini terasa lambat. Saya yakin, banyak orang Lamongan, khususnya Paciran, yang sudah terlalu lama mbatin dan misuh-misuh soal ini.

Jadi, ketimbang bapak Bupati sibuk kunjungan seremonial, ada baiknya menengok dulu ke depan WBL. Karena di situlah wajah asli pariwisata Lamongan dipertaruhkan. Ngapunten, tulung banget lho niki, Pak.

Penulis: M. Afiqul Adib
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Lamongan Adalah Daerah dengan Pusat Kota Terburuk yang Pernah Saya Tahu.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 6 September 2025 oleh

Tags: jalan lamonganjalan rusak di lamonganlamonganwbl lamonganwisata bahari lamonganwisata lamongan
M. Afiqul Adib

M. Afiqul Adib

Penulis yang tinggal di Lamongan.

ArtikelTerkait

5 Hal Normal di Lamongan tapi Susah Ditemukan di Jogja, Bikin Culture Shock Perantau

5 Hal Normal di Lamongan tapi Susah Ditemukan di Jogja, Bikin Culture Shock Perantau

17 September 2024
7 Alasan Jombang Layak Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Timur Mojok.co lamongan

Jombang dan Lamongan, Saudara Senasib Sependeritaan: Sama-sama Dihimpit Tetangga yang Maju, Sama-sama Punya Infrastruktur Remuk

15 November 2025
Klitih di Lamongan: Fenomena Baru yang Jangan Sampai Dianggap Biasa Saja!

Klitih di Lamongan: Fenomena Baru yang Jangan Sampai Dianggap Biasa Saja!

16 November 2023
Sebagai Warga Lamongan, Harus Saya Akui kalau Terminal Paciran Adalah Terminal Teraneh Sejagat Raya

Sebagai Warga Lamongan, Harus Saya Akui kalau Terminal Paciran Adalah Terminal Teraneh Sejagat Raya

17 September 2025
Lamongan, Kota yang Tak Pernah Lahir untuk Menjadi Rumah bagi Anak Mudanya

Lamongan, Kota yang Tak Pernah Lahir untuk Menjadi Rumah bagi Anak Mudanya

21 September 2025
Jalan Mulus di Kabupaten Lamongan Itu Mitos!

Jalan Mulus di Kabupaten Lamongan Itu Mitos!

16 Maret 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain Mojok.co

5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain

1 Desember 2025
Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

2 Desember 2025
Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

30 November 2025
4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

1 Desember 2025
5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

2 Desember 2025
Brakseng, Wisata Hidden Gem di Kota Batu yang Menawarkan Ketenangan

Brakseng, Wisata Hidden Gem di Kota Batu yang Menawarkan Ketenangan

2 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.