Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Waspada! Kalimat-Kalimat Ini Menandakan Rencana Bakal Jadi Wacana

Ade Vika Nanda Yuniwan oleh Ade Vika Nanda Yuniwan
6 September 2019
A A
wacana

wacana

Share on FacebookShare on Twitter

Sedang merencanakan liburan atau pertemuan dengan sahabat dalam waktu dekat ini? Atau sebentar lagi rencana itu hampir terlaksana? Jika iya, betapa beruntungnya kalian. Karena banyak di luar sana orang-orang yang merencakan liburan atau pertemuan bahkan saat jauh-jauh hari, berujung pada kegagalan rencana. Rencana pun berakhir jadi sebuah wacana dan terkadang lenyap begitu saja seolah-olah tidak pernah dibicarakan sebelumnya.

Ada konsisten pasti ada inkonsisten. Inkonsisten diartikan sebagai ketidak-konsistenan seseorang terhadap sesuatu yang sedang dihadapi. Ketidak konsistenan ini bukan hanya pada ucapan janji. Ketidak konsistenan juga bisa muncul dalam perbincangan seputar rencana pertemuan yang menimbulkan batalnya rencana dan akhirnya jadi wacana. Ketidak konsistenan itu bisa dilihat melalui beberapa kalimat yang jadi indikasinya.

1. Aku ngikut aja deh

Merencanakan pertemuan dengan teman lama di akhir pekan atau di musim libur adalah hal yang sangat menyenangkan. Sekian lama tidak bertemu, saling rindu, lalu bersama mereka kita merencanakan sebuah pertemuan. Perbincangan rencana reuni itu pasti akan menjadi topik hangat yang bisa meramaikan ruang obrolan WAG.

Sudah seru menyatakan saling kangen, lalu muncul pertanyaan, “di mana nih kita ketemunya?” oleh salah satu teman. Pertanyaan itu kemudian disusul oleh jawaban, “aku ngikut aja deh”, “iya aku ngikut kalian aja”, “ngikut cuy” dan kalimat-kalimat lain yang senada menyatakan kata “ngikut”. Waspada! Kalimat itu bisa mengindikasikan batalnya rencana meet up atau berlibur bersama.

Kalimat “aku ngikut aja deh” muncul karena ketidaktahuan atau kebingungan seseorang atas suatu tempat yang akan dijadikan lokasi pertemuan. Hanya saja jika kalimat ini digunakan oleh banyak orang bisa jadi pertanda ketidak konsistenan. Karena adanya kalimat itu juga dapat mengarahkan rencana pada sebuah ketidakpastian. Sudah buat rencana ketemu, tapi tempat ketemunya belum dipastikan. Alamat rencana jadi wacana.

2. Terserah sih enaknya dimana

Meskipun kalimat ini bisa dikategorikan sebagai kalimat ajaibnya cewek (seperti kata orang kebanyakan), ternyata saat sedang merencanakan pertemuan tidak jarang kalimat ini juga diucapkan oleh cowok.

Baca Juga:

Cara Mahasiswa S1 agar Bisa Survive setelah Lulus dan Tidak Hidup secara Menyedihkan

Saya Mahasiswa S1 Lulus 7 Tahun, tapi Hidup Saya Baik-baik Saja dan Karier Saya Tidak Mengecewakan, Ini Tipsnya

Setelah tanggal ketemuan sudah pasti, ternyata ada hal lain yang belum dipastikan—adalah lokasi ketemu. Hal yang biasanya terakhir dibicarakan setelah basa-basi kangen dan tanggal ketemu adalah lokasi ketemuan. Ya nongkrong dimana gitu atau jalan kemana gitu. Tapi saat ditanyakan dimana tempat ketemuan jawaban yang didapat adalah “terserah sih enaknya dimana”. Ding dong—siap-siap rencana batal.

Siapa yang suka bilang kangen, bilang ketemu, tapi saat ditanya ketemuan dimana jawabnya malah, “terserah sih enaknya di mana.” Diucapkan oleh satu orang tidak masalah, tapi akan jadi masalah jika hampir semua orang  bilang “terserah sih enaknya dimana”. Karena akan jadi pertanda ketidak konsistenan yang bikin rencana jadi wacana. Sebaiknya waspada dansiapkan plan B!

3. Duh tapi aku bokek!

Beruntunglah ketika ada seseorang yang mengambil jalan tengah soal dimana tempat meet up. Ini berarti tanggal dan tempat sudah bisa dipastikan. Bahagia karena akan reuni dengan teman lama semakin menggebu. Rasanya sudah tidak sabar dan ingin lekas hari-hari berlalu cepat agar segera bertemu.

X: “Oke, kita ketemu di kafe POJOKAN ya? Iya yang POJOK bukan yang di tengah-tengah. Hahaha!”

Y: “Duh, tapi aku bokek!”

Z : “Iya nih, aku juga. Maklum masih tanggal tua. Belum gajian kitorang… 🙁 “

X: “Sembarang rek, sembarang!”

Bisa jadi kalimat “duh, tapi aku bokek!” adalah kode buat dapat traktiran. Tapi apa daya, karena sama-sama terjebak dalam masa bokek, ya mau tidak mau harus pakai sistem BDD alias bayar dhewe-dhewe. Masih tanggal tua tapi tanggal ketemuan sudah dipastikan. Waspadai kalimat semacam itu. “Duh, aku bokek” jadi pertanda seseorang berubah tidak konsisten dengan keinginan meet up-nya. Bisa jadi rencana akan berujung jadi wacana.

4. Eh, maaf aku absen dulu, ternyata aku ada janji lain sebelumnya

Semua sudah dipastikan dan tinggal eksekusi. Ternyata H- beberapa menit sebelum pertemuan dilakukan, beberapa orang justru menghilang dan slow respon di WAG. Konfirmasi ulang pun dilakukan, “woi, ini jadi nggak?” Tidak ada respon. Lalu kalimat, “ini aku udah mau berangkat nih.” Dijawab slow respon.

Setelah berjam-jam melebihi jam meet up yang sudah ditetapkan, ternyata banyak anggota WAG yang  slow respon bahkan tidak merespon sama sekali. Karena tidak mendapat tanggapan, beberapa orang yang siap menuju lokasi pun mulai putus asa.

Y : “Eh, maaf aku absen dulu, ternyata aku ada janji sebelumnya.”

Z : “Iya nih, aku lupa aku udah bikin janji sebelumnya. Aku juga absen dulu ya. Semoga bisa ketemu lain waktu.”

X : “asdjwkkfckksnorioktpmbftdcvbn!!!111!!”

Jika sudah begitu yang harus dilakukan adalah sabar dan berpikir positif. Bukannya lebih enak jika beristirahat di rumah dan menghemat pengeluaran karena batal meet up? Hidup itu simpel kok, mereka-mereka aja yang ribet. wqwq (*)

BACA JUGA Tidak Penasaran dengan Cerita Horor KKN Desa Penari Indikasi Seseorang Ber-IQ Tinggi: Benarkah? atau tulisan Ade Vika Nanda Yuniwan lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 6 September 2019 oleh

Tags: Kritik SosialPertemananrencanawacana
Ade Vika Nanda Yuniwan

Ade Vika Nanda Yuniwan

Pekerja literasi yang mencintai buku, anak-anak, dan pendidikan. Suka berdiskusi sambil nulis ringan untuk isu-isu yang di sekelilingnya.

ArtikelTerkait

Kena Modus Penipuan Bank di Hari Libur Nasional. Apes Bener! terminal mojok.co

Jangan Mudah Marah: Critic dan Shaming itu Berbeda

11 Juli 2019
udah Nggak Usah Dipikirin

Kalimat “Udah Nggak Usah Dipikirin” yang Sebaiknya Kamu Pikirin

16 Agustus 2019
belajar dan sekolah

Sekolah Tidak Lebih Penting dari Belajar

3 Juli 2019
menghakimi secara sosial

Menghakimi Secara Sosial Adalah Budaya Kita

11 Juli 2019
Nama Panggilan Nyeleneh Itu Bukan Ejekan, tapi Simbol Keakraban terminal mojok.co

Apakah Kita Sudah Benar dalam Berteman?

19 Juli 2019
sandal

Akhirnya Saya Menemukan Sandal yang Aman dari Tertukar ataupun Hilang

25 Juni 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall Mojok.co

3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall

5 Desember 2025
8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah (Unsplash)

8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah

3 Desember 2025
Menanti Gojek Tembus ke Desa Kami yang Sangat Pelosok (Unsplash)

“Gojek, Mengapa Tak Menyapa Jumantono? Apakah Kami Terlalu Pelosok untuk Dijangkau?” Begitulah Jeritan Perut Warga Jumantono

29 November 2025
Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

3 Desember 2025
Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

1 Desember 2025
3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.