Daftar Isi
Yang melayani pelanggan di Waroeng Jadoel Temanggung rata-rata lansia
Ada satu hal yang membuat saya makin bahagia makan di Waroeng Jadoel Temanggung. Yang saya maksud adalah melihat semangat eyang-eyang ketika menyapa dan menyajikan makanannya untuk pembeli.Â
Terlihat ketulusannya, walaupun sudah berusia senja. Semangat mereka untuk memasak dan menyapa pelanggannya patut diacungi jempol. Kalau biasanya seumuran mereka berdiam diri di rumah, tidak dengan eyang-eyang di sini. Mereka menikmati masa istirahat dengan produktif dan menyapa dengan penuh keramahan.
Tempatnya estetik dan natural
Kecintaan saya yang lain adalah ketika kali pertama masuk Waroeng Jadoel Temanggung. Terlihat meja makan dan menu makanan yang berdekatan, khas warung zaman dulu yang semakin nostalgic.Â
Nggak hanya itu, toples-toples di sini juga masih seperti zaman dulu. Toples besar bulat dengan tutup mungil di atasnya. Oiya, tempat kerupuk kotak yang terbuat dari seng juga masih dijadikan tempat kerupuk di sini.Â
Penciptaan suasana warung jadul yang natural ini terlihat enak dipandang. Nggak berlebihan, dan membuat siapa saja nyaman di sini. Apalagi melihat senyum lansia yang masih melayani di sini, membuat saya semakin betah.
Burung perkutut di depan warung semakin membuat nyaman
Sebelum masuk ke Waroeng Jadoel Temanggung, di luar ada burung perkutut di sebuah sangkar yang berbentuk tabung. Kehadiran burung di sini tidak membuat saya terganggu atau jijik dengan kotorannya. Namun, suasana malah semakin nyaman dengan iringan kicauan yang kadang-kadang dilontarkan burung perkutut.
Itulah Waroeng Jadoel Temanggung, beneran jadul dan sudah ada sejak zaman dulu. Jadulnya natural, bukan gimmick belaka. Apalagi ditambah kicauan burung perkutut yang semakin membuat ramai.Â
Makanan yang tersaji begitu banyak dan cocok di lidah saya. Kalau beruntung, bisa menikmati tape goreng hangat yang menggoyang lidah. Enak deh, serius, wajib dicoba kalau melintas di Temanggung. Sesekali coba makan di sini ya. Walaupun sudah ada sejak zaman dulu, tapi harganya nggak mahal kok~
Penulis: Wulan Maulina
Editor: Yamadipati Seno
BACA JUGA Alun-Alun Temanggung Sekarang seperti Kuburan di Tengah Kota
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.