Ketika saya berkelana ke suatu tempat, hal yang amat sangat saya perhatikan adalah kebersihan kamar mandi umumnya. Misal, sewaktu berada di pantai. Beberapa kali saya temukan pantai yang memiliki toilet yang berkategori “kurang berkenan”. Kategori tersebut berdasarkan komponen-komponennya seperti lantai yang kotor, WC kecoklatan, serta bau tak sedap. Apalagi kalau disertai biaya yang tinggi, nggak ikhlas euy.
Saya juga kerap memperhatikan keadaan kamar mandi atau toilet di masjid yang notabene merupakan tempat suci. Kata “suci” yang melekat pada masjid berbanding terbalik dengan kondisinya yang…ah… tak layak untuk jamaah pokoknya. Ada sebuah masjid yang cuma menyediakan sebuah lubang di dalam toilet sebagai pengganti kloset untuk buang hajat. Lalu, Ada lagi masjid yang ketika saya buang air kecil, klosetnya mampet . Hmm.. bukankan kebersihan sebagian dari iman?.
Saat perjalanan jauh menuju Pulau Dewata bersama kawan-kawan pun, toilet di setiap tempat pemberhentian bus banyak yang yak layak. Dan konyolnya, kami harus membayar biaya kebersihan untuk setiap kamar mandi yang kami pakai.
Pengalaman saya yang teranyar, ketika saya mencicipi sebuah kamar mandi di masjid saat berada di sebuah daerah Jawa Tengah. Masjidnya sih berdiri megah dengan warna yang dipenuhi hijau dan putih. Namun, toiletnya nggak ada pintunya! Sebagai sekatnya, dipasang terpal bekas yang tak mampu menutupi seluruh bagiannya. Jadi, harus ada seorang teman yang berjaga di depannya hanya untuk mencegah orang lain menyerobot masuk.
Pengunjung toilet umum pun kadang nggak tahu diri juga. Seenaknya membuang puntung rokok sembarangan meskipun sudah diberi tulisan peringatan. Lebih parah lagi kalau lupa disiram hasil buang airnya. Ya mbok tau diri to mas mbak. Kasihanilah pengunjung lain dan penjaga kebersihan.
Tapi, saya juga menyoroti tempat-tempat yang menyediakan kamar mandi bersih dan layak kok. Seperti ketika saya melakukan perjalanan jauh mencari kitab suci ke timur. Toilet di sebuah pom bensin dihiasi keramik berwarna merah. Lantainya bersih dan memiliki pengharum ruangan di pojok atas dinding. Fasilitas yang layak seperti itu membikin suasana nyaman ketika memenuhi panggilan alam.
Masjid di tempat saya mengenyam bangku kuliah, juga memiliki toilet yang amat bersih. Bahkan, tak jarang saat tengah “kebelet” di sela-sela perkuliahan, saya segera menuju toilet masjid itu.
Perihal kamar mandi, entah mengapa banyak orang meremehkannya. Padahal bagi saya, tempat ini merupakan sebuah ruang sunyi yang memantik munculnya berbagai macam inspirasi. Selain itu, yang paling sakti, ketika toilet secara ajaib dapat mengubah suara seseorang menjadi merdu. Saya termasuk orang yang suka bersenandung di kamar mandi. Selain untuk menutupi suara sumbang, bernyanyi di kamar mandi juga sebagai ritual agung yang membersamai hanyutnya dosa sebab guyuran air bak, hehe.
Masalah yang menghinggapi sebagian orang Indonesia perihal kebersihan mungkin adalah kemalasan. Saya yakin semua orang Indonesia pasti suka dengan kebersihan. Entah itu kebersihan kamar, kamar mandi, baju, kendaraan dan lain dan lain. Namun, Perlu dicatat, orang Indonesia mungkin hanya menyukai “kebersihannya”, bukan menyukai “proses menuju kebersihan tersebut”.
Hasil analisis dangkal itu saya peroleh ketika di suatu sore, saya pernah menegur kawan yang hanya memandang saya yang tengah membersihkan tumpukan sampah. Kawan itu bilang begini. “Aku ki seneng resik jak, tur ra seneng ngeresikine (aku tuh senang bersih jak, tapi nggak suka membersihkannya). Sejak itu, saya selalu menganalisis kebersihan, terutama kamar mandi, berdasarkan kata-kata kawan saya tadi hehe.
Tak pelak kawan, fakta yang saya paparkan diatas membuktikan pentingnya menjaga kebersihan agar para pengunjung kamar mandi dapat khidmat mencari inspirasi. Kebersihannya juga dapat menjadi promosi tempat wisata setidaknya memanjakan pengunjung wisata yang merangkap pengamat toilet profesional. Ingat kawan, Bangsa yang besar adalah bangsa yang menjaga kebersihan kamar mandinya. Apa kata dunia kalau tau Indonesia mempunyai sebagian besar kamar mandi umum yang tak terawat dan tak nyaman?. Boleh jadi, siapa yang tau, inspirasi yang seseorang peroleh di kamar mandi umum dapat merubah dunia menjadi lebih adil dan setara di kemudian hari.