Jadi momok bagi orang Indonesia yang ingin ke Eropa
Sayangnya, seperti yang dijelaskan di awal tulisan, mengantongi visa Schengen begitu sulit. Bahkan, mengurus visa ini jadi momok bagi orang Indonesia karena syaratnya yang rumit dan ketat. Banyak pemegang paspor Indonesia bercerita, mendapatkan visa Schengen, kita harus “berdarah-darah” dulu.
Salah satu persyaratan berkas yang jadi momok adalah rekening koran. Rekening koran diperlukan demi menunjukkan bahwa pemohon visa memiliki keuangan yang cukup untuk menanggung dirinya sendiri selama di Eropa. Nominal rekening koran juga harus sesuai dengan kebijakan Schengen biar permohonannya diterima. Tentu jumlahnya tidak sedikit, mengingat biaya hidup di negara-negara Eropa tidak murah. Apalagi kalau dihitung dengan kurs rupiah tergolong rendah dibanding negara-negara di area Schengen.
Persyaratan lain yang merepotkan adalah asuransi perjalanan yang mencakup biaya medis. Jadi, nggak bisa tuh yang namanya jalan-jalan ke Eropa cuma bawa badan. Kalau badan kenapa-kenapa, harus ada asuransi yang menanggung. Ada pula persyaratan bahwa pemohon visa wajib menunjukkan bukti pemesanan akomodasi dan tiket pesawat pulang-pergi. Tujuannya, suapaya pemohon visa nggak melewati masa kunjungan yang diberikan.
Memasuki negara asing memang tidak boleh sembarangan, itu mengapa persyaratan tertentu jelas diperlukan. Persoalannya, kalian belum tentu berhasil mengantongi visa Schengen sekalipun sudah menyerahkan semua syarat yang ruwet itu. Banyak orang kemudian menilai persayaratan itu berlebihan. Tidak sedikit yang kemudian membandingkan bagaimana mudahnya orang-orang Eropa berwisata ke Indonesia. Sementara, tidak semua dari mereka berkelakuan baik. Beberapa orang Indonesia lain kemudian menyesal jadi warga negara dengan paspor yang lemah, ke luar negeri jadi super merepotkan.
Saran sebelum mengajukan permohonan visa
Salah satu teman saya yang sering berlibur ke luar negeri mengamini kalau visa Schengen memang ribet dan ketat. Namun, dalam kasusnya, permohonan visa miliknya bisa langsung diterima. Menurut perkiraan teman saya, permohonan visanya disetujui karena dia sudah sering pergi ke luar negeri. Mungkin akan beda ceritanya kalau perjalanannya ke Eropa adalah pengalaman pertamanya ke negara orang.
Oleh karena itu, sebelum apply visa Schengen, ada baiknya mengikuti tips and trick dari para travelers: kunjungilah negara-negara lain yang permohonan visanya lebih mudah ditembus. Warnailah paspor kalian dengan cap dari berbagai negara.
Saran lain, dapatkanlah beasiswa. Teman saya yang lain paspornya masih mulus alias belum pernah ke luar negeri. Namun, dia bisa dengan mudah ke Eropa karena jadi awardee beasiswa Erasmus+ dan visa yang dia peroleh adalah visa education, bukan travel.
Walaupun agak ngeri-ngeri sedap, visa Schengen sepertinya memang layak diperjuangkan. Selain bisa bebas bepergian ke 29 negara di Eropa, teman saya cerita, dia semakin gampang mengantongi visa dari negara lain. Salah satunya visa Korea Selatan yang terkenal cukup ribet. Memang sih tidak ada jaminan, tapi setidaknya, pengalaman mengurus visa Schengen bisa jadi bekal mental mengajukan permohonan visa ke negara-negara lain yang terkenal “kejam” mengeluarkan visa.
Penulis: Noor Annisa Falachul Firdausi
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA WHV Australia Ternyata Tidak Seindah di Konten Orang-orang
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.