ADVERTISEMENT
  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Newsletters
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Sapa Mantan
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Sapa Mantan
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Hiburan
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Valentino Rossi Sebaiknya Pensiun, karena Era Ini Milik Marc Marquez

M. Farid Hermawan oleh M. Farid Hermawan
28 Juli 2020
A A
Valentino Rossi Naik Podium Lagi dan Idealisme Lightning McQueen di Lintasan Balap MOJOK.CO

Valentino Rossi Naik Podium Lagi dan Idealisme Lightning McQueen di Lintasan Balap MOJOK.CO

Share on FacebookShare on Twitter

Sepertinya tidak perlu mengumpamakan seorang Valentino Rossi dengan tokoh apa pun ketika melihat kondisinya saat ini. Blak-blakan saja, Valentino Rossi dengan berbagai status menterengnya memang sudah wajib fardhu ain mundur dari ajang MotoGP.

Saya bukan haters The Doctor. Saya akui saya adalah fans utamanya. Saya punya poster blio pose jumping yang saya beli dengan harga 10 ribu lalu saya tempel di pintu kamar saya. Saya punya baju kaus dengan tulisan Valentino Rossi dengan warna kuning kebanggaannya. Dan yang pasti, setiap seri MotoGP, selama di situ ada nama Valentino Rossi pasti saya akan menjagokan blio.

Seiring waktu saya sadar dan semakin sadar. Rossi memang legenda dengan segudang prestasi. Namun tidak ada yang abadi. Tidak terkecuali Valentino Rossi. Tahun 2020 semakin meyakinkan saya bahwa Rossi memang harus pensiun.

Seberapa pun hebatnya Rossi mampu berjibaku di barisan depan, dia bukan lagi seorang Rossi yang dahulu. Ia adalah Rossi sang legenda. Yang namanya akan lebih baik didengar sebagai kisah paling hebat sepanjang sejarah MotoGP.

Tidak perlu mengumpamakan Rossi sebagai Doc atau Lightning McQueen yang ada di film Cars agar kita semua sadar bahwa Rossi sebaiknya pensiun. Kenyataannya,  kemenangan Rossi di GP Andalusia kemarin menjadi bukti bahwa saat ini Rossi lebih baik duduk di rumahnya dan fokus saja ke akademi yang ia buat.

Di GP Andalusia kemarin Rossi memang naik podium. Namun kemenangan itu lebih bersifat keberuntungan alih-alih hasil unjuk determinasi Rossi seperti yang dahulu. Di sana nampak sekali, zaman telah berubah. Era Rossi sudah tamat. Seandainya dua motor di depan dan belakangnya tidak kena sial motornya rusak. Saya yakin, di GP Andalusia kemarin Rossi harus kembali puasa naik podium.

Saya tidak bermaksud menjelek-jelekkan seorang Rossi. Saya adalah fansnya. Hanya saja saya bersikap realistis. Di usia kepala 4 saat ini. Rossi terlihat hanya seperti brand ambassador MotoGP. Hanya sebagai simbol yang membuat orang tertarik untuk menonton MotoGP.

Rossi sempat menjelaskan bahwa alasan ia tetap bertahan membalap di usia 40 tahun karena semangatnya membalap belum redup dan blio nggak mau mengandalkan kesuksesan masa lalu. Semangat Rossi memang layak diacungi jempol. Namun sebagai fans Rossi kadang saya justru jengkel. Melihat Rossi nampak ampas di tangan pembalap muda yang namanya nggak saya kenal itu rasanya sangat tidak menyenangkan. Memang sepele, tapi saya yakin. Seberapa pun semangatnya Rossi membalap di usia saat ini, ia hanya akan menjadi Rossi sang legenda. Dan akan sulit untuk menjadi Rossi sang juara dunia lagi.

Saya sudah menyaksikan betapa hebatnya Rossi di tiap zaman punya berbagai macam musuh yang silih berganti. Mulai dari Sete Gibernau, Max Biaggi, Casey Stoner, Nicky Hayden, Jorge Lorenzo, sampai Marc Marquez. Dan saya menyaksikan momen-momen di mana saat itu Rossi memang masih punya taring dan determinasi yang luar biasa.

Puncaknya saya rasa di tahun 2015. Tahun itu adalah masa di mana Rossi masih luar biasa kompetitif.  Ia masih mampu duel satu lawan satu dengan Lorenzo. Masih mampu kejar-kejaran dengan Marquez. Dan ditambah drama adanya persekongkolan untuk memenangkan Lorenzo agar menjadi juara dunia. 2015 sepertinya adalah kali terakhir saya melihat Valentino Rossi yang sebenarnya. Itu ditambah dengan upacara tak resmi di GP Valencia. Rossi disambut tumpah ruah fansnya walau ia kalah. Semacam menjadi pertanda bahwa itu adalah tahun terkahir saya melihat Rossi yang benar-benar garang, ngotot, penuh determinasi, dan nggak mau kalah sama siapa pun.

Setelah 2015, Rossi memang cukup kompetitif. Namun Rossi perlahan meredup dan meredup. Bahkan sempat pindah ke Ducati. Sebuah keinginan yang tinggi untuk menjadi juara lagi serta simbol frustasi mengetahui dirinya sudah sangat sulit membabat anak-anak muda itu.

Di MotoGP, Rossi semacam kultus. Seperti Messi dan Ronaldo di sepak bola. Di MotoGP, jika ingat MotoGP pasti ingat Rossi. Konsep sederhana bahwa Rossi sudah menjadi darah dan daging di MotoGP. Dan kenyataannya, tak ada daging yang tak busuk. Tak ada darah yang tak berhenti mengalir. Valentino Rossi bukan robot. Ia manusia biasa. Ia adalah legenda. Dan ia adalah pembalap yang punya semangat luar biasa. Dan ia memang benar-benar layak untuk menjadi legenda saja tanpa membalap lagi. Ia memang benar-benar layak pensiun saja.

Biarkan kultus yang bernama Valentino Rossi itu perlahan turun tahta dan berganti menjadi kultus baru bernama kultus Marc Marquez. 8 gelar juara dunia Marquez sepertinya sudah pantas menjadi simbol baru bahwa saat ini ikon utama dan raja MotoGP adalah Marc Marquez.

Bahkan sekelas Rossi pun, saya rasa sudah tidak bisa berbuat apa-apa saat ini ketika menghadapi Marquez. Apalagi ketika melihat nama pembalap musim 2020. Tidak ada lagi nama-nama seperti Dani Pedrosa dan Jorge Lorenzo.  Tidak ada lagi fantastic four yang selalu bersaing di depan.

Sekarang adalah era Marc Marquez. Era di mana kultus baru itu bernama Marquez. Era di mana pembalap akan dianggap hebat ketika mampu memenangi duel melawan Marquez. Era di mana Marquez akan merajai MotoGP hingga 5 sampai 10 tahun ke depan.

MotoGP 2020 dan tahun-tahun berikutnya dipastikan hampir semuanya diisi pembalap muda. Diisi oleh determinasi gila anak muda yang bercita-cita ingin menjadi juara dunia baru. Dan saya rasa di situ Rossi tidak punya tempat lagi.

Lantas di mana tempat Valentino Rossi? Tempat terbaik Valentino Rossi adalah di hati para fansnya dan di hati para pembalap muda yang menjadikan Rossi sebagai simbol pantang menyerah dan determinasi.

Valentino Rossi sudah tidak punya tempat di trek balap MotoGP era ini. Karena trek balap MotoGP saat ini adalah milik Marc Marquez seutuhnya.

Tidak perlu memakai perumpamaan apa pun untuk mencap Rossi layak pensiun. Karena faktanya, Valentino Rossi memang wajib pensiun. Apa pun alasannya, kultus bernama Rossi sudah harus dialihtugaskan kepada kultus baru bernama Marquez.

BACA JUGA Perspektif Orang Ketiga dalam Prahara Rumah Tangga Orang Lain dan tulisan M. Farid Hermawan lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 28 Juli 2020 oleh

Tags: marc marquezmotogpvalentino rossi
M. Farid Hermawan

M. Farid Hermawan

Manusia

ArtikelTerkait

legenda

Valentino Rossi, Legenda yang Kini Mulai Dilupakan

13 Agustus 2019
3 Profesi yang Bisa Dicoba Valentino Rossi setelah Pensiun terminal mojok

3 Profesi yang Bisa Dicoba Valentino Rossi setelah Pensiun

8 Agustus 2021
4 Profesi yang Sebaiknya Jangan Diambil Valentino Rossi Setelah Pensiun terminal mojok.co

4 Profesi yang Sebaiknya Jangan Diambil Valentino Rossi Setelah Pensiun

15 November 2021
motor honda astrea 800 Pol espargaro Honda scoopy Honda CT125 Honda CRF honda beat street motor matik MOJOK.CO honda c70

Untuk Bangkit, Honda Butuh Mental Baja Pol Espargaro

12 November 2020
35 Istilah dalam MotoGP yang Sering Digunakan Terminal Mojok

35 Istilah dalam MotoGP yang Sering Digunakan

9 Februari 2022
Dear Trans7, kalau Menayangkan MotoGP Mbok Ya Sampai Selesai! terminal mojok.co

Dear Trans7, kalau Menayangkan MotoGP Mbok Ya Sampai Selesai!

24 Oktober 2020
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
istilah asing mojok

Kalau Bisa, Hindari Penggunaan Istilah Asing agar Tak Tercipta Sekat Bahasa

penyembelihan hewan kurban idul adha qurban madura mojok

Idul Adha pada Hakikatnya Tak Melulu Soal Penyembelihan Hewan Kurban

ronce melati di busana pengantin jawa makna sejarah arya penangsang mojok.co

Ronce Melati di Busana Pengantin Pria Jawa Adalah Simbol Usus Terurai Milik Pemberontak



Terpopuler Sepekan

3 Hal Sederhana yang Dilakukan Tamu Undangan, tapi Bikin Sinoman Marah

3 Hal Sederhana yang Dilakukan Tamu Undangan, tapi Bikin Sinoman Marah

oleh Kuncoro Purnama Aji
28 November 2023

Olahraga Sambil Menyusuri Saluran Air Kuno Magelang Boog Kotta-Leiding Mojok.co

Olahraga Pagi Sambil Menyusuri Saluran Air Kuno Magelang Seru di Awal Saja

oleh Fatoni Rahman
30 November 2023

Kasus Beton Diganti Baja pada Pembangunan Tol MBZ Bukanlah Korupsi, Justru Upaya Penyelamatan Kerugian Negara

Kasus Beton Diganti Baja pada Pembangunan Tol MBZ Bukanlah Korupsi, Justru Upaya Penyelamatan Kerugian Negara

oleh Riyanto
29 November 2023

Seminar Proposal Itu Menguji Calon Skripsi Mahasiswa, Bukan Dosen Pembimbing. Jangan Terlalu Bergantung! (Mojok.co)

Seminar Proposal Itu Menguji Calon Skripsi Mahasiswa, Bukan Dosen Pembimbing. Jangan Terlalu Bergantung!

oleh Achmad Fauzan Syaikhoni
1 Desember 2023

Lingkungan Kerja Toxic Membunuh Jiwa dan Raga Karyawan (Unsplash)

Lingkungan Kerja Toxic Membuat Karyawan Tidak Sejahtera Jiwa dan Raga

oleh Laela Maidah
28 November 2023

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=auMw4xKznj8

DARI MOJOK

  • Saat Hanung Bramantyo Coba Menghilangkan Mitos Keramat Novel ‘Cinta Tak Pernah Tepat Waktu’
  • 13 Musisi Sepakat, Isu Krisis Iklim Semakin Mendesak Dibicarakan
  • Gudeg Kaleng Bagong Bisa sampai Mancanegara, Ini Kuncinya Awet dan Tahan Lama
  • Seno Gedhe, Sosok yang Kerap Disebut Guru Politik Jokowi Bantah Prediksi Prabowo-Gibran Akan Menang Satu Putaran
  • Glorifikasi Bule Main Musik Keroncong Bukti Inferiority Complex Orang Indonesia dan Masalah Laten yang Tak Kunjung Usai
  • Perjuangan Atlet Renang Cilik Sleman yang Sempat Gagal Naik Podium, Awalnya Takut Air Kini Mimpi Jadi Atlet Nasional
ADVERTISEMENT
  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Newsletters
DMCA.com Protection Status

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
    • Sapa Mantan
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .