Universitas Trunojoyo Madura (UTM) Lebih Mirip UIN daripada Universitas Negeri Biasa, Bikin Mahasiswa Insaf Tiap Masuk Gerbang Kampus

Universitas Trunojoyo Madura (UTM) Sebenarnya Lebih Mirip UIN daripada Universitas Negeri Biasa. Bikin Mahasiswa Pengin Insaf Tiap Masuk Gerbang Kampus

Universitas Trunojoyo Madura (UTM) Lebih Mirip UIN daripada Universitas Negeri Biasa, Bikin Mahasiswa Insaf Tiap Masuk Gerbang Kampus (Unsplash.com)

Universitas Trunojoyo Madura (UTM) adalah satu-satunya universitas negeri di Madura. Lokasi pastinya berada di Kabupaten Bangkalan Madura. Statusnya beralih negeri sejak tahun 2001, dan sebelumnya bernama Universitas Bangkalan. Tapi sayang, saya lebih sering mendengar celotehan yang menyebut bahwa UTM sebenarnya lebih mirip UIN daripada universitas negeri biasa. Lho, lho, lho, yang bener ajeee!

Sebenarnya saya merasa jengkel sih mendengar hal tersebut. Karena saya merasa, saya sendiri kurang alim untuk bisa disebut sebagai mahasiswa UIN, hehehe. Tapi saya maklum kenapa orang-orang menyebut Universitas Trunojoyo Madura ini lebih mirip UIN, sebab kuliah di sini memang sangat terasa nuansa islaminya. Bahkan bikin saya yang bejat ini selalu pengin insaf kalau sudah masuk gerbang kampus.

Program Mentoring Tafaqquh Fiddin

Sejujurnya ini adalah program yang cukup aneh untuk sekelas universitas negeri. Program wajib sharing hearing ilmu agama Islam dan bimbingan mengaji Al-Qur’an. Dulu disebut Mentoring Pendidikan Agama Islam (PAI), tapi kini namanya berubah makin islami, yakni Mentoring Tafaqquh Fiddin (MTF).

Semua mahasiswa muslim di Universitas Trunojoyo Madura wajib lulus program ini. Ada kriteria tertentu untuk dapat lulus program tersebut, misalnya rutin ikut tadarus dan merangkum materi-materi ceramah. Jika nggak lulus, mahasiswa harus menempuh program ini di semester selanjutnya.

Lalu, bagaimana untuk mahasiswa yang non-Islam? Ada program khusus seperti itu nggak? Setahu saya ada, tapi langsung diarahkan ke organisasi keagamaannya, misalnya UKM UK3 (Unit Kegiatan Kerohanian Kristen) untuk agama Kristen. Tapi sepertinya kegiatannya nggak seribet program MTF ini.

Baca halaman selanjutnya: Pendidikan karakter asrama mahasiswa…

Pendidikan karakter asrama mahasiswa

Berbicara mengenai asrama, pastinya nggak lepas dengan bayang-bayang kehidupan bak pondok pesantren. Kurang lebih seperti itulah kehidupan di lingkungan asrama Universitas Trunojoyo Madura. Setiap anggota asrama diharuskan mengikuti semua peraturan dan kegiatan di asrama seperti salat berjamaah, kajian kitab, ta’limul qur’an, khotmil qur’an, dan lain sebagainya.

Teman kelas saya yang memilih tinggal di asrama bahkan sempat mengeluh pada saya. Katanya, tinggal di asrama berasa tinggal di pondok pesantren. Kegiatannya full mendekatkan diri pada Tuhan, hehehe. Inilah salah satu alasan yang paling mecolok mengapa Universitas Trunojoyo Madura sangat mirip dengan kampus UIN daripada kampus negeri biasa.

Selain itu, asrama UTM juga punya aturan tentang pakaian. Meskipun kalian bukan penghuni asrama, jangan coba masuk tanpa penutup kepala (kerudung), auto ditegur sama penjaganya. Jika nggak, kalian akan jadi pusat perhatian para penghuni asrama lainnya.

Di Universitas Trunojoyo Madura mahasiswa muslim disediakan dua tempat ibadah

Menjadi mahasiswa muslim di UTM sepertinya memang sebuah keistimewaan. Tempat ibadah saja kami punya dua, sama-sama luas lagi. Bahkan, masjid yang baru saja dibangun mungkin lebih luas dari Masjid Agung Bangkalan.

Saya pun cukup yakin, lambat laun masjid UTM yang baru ini akan menjadi ikon kampus. Nggak kalah megah sama kampus yang memang UIN dari sananya. Lalu, bagaimana dengan mahasiswa non-Islam?

Fyi, Gaes, saat ini Universitas Trunojoyo Madura memang belum mendirikan tempat ibadah untuk mahasiswa non-Islam. Entah, saya pun bingung alasannya. Jika alasannya adalah karena mayoritas beragama Islam, menurut saya alasan tersebut kurang bisa diterima.

Sebagai universitas negeri, seharusnya UTM juga perlu menyediakan tempat ibadah khusus untuk teman-teman non-muslim. Sebab, UTM bukan UIN, atau jangan-jangan UTM sebenarnya memang ingin disebut UIN. Jangan, deh, saya nggak cocok jadi ukhti-ukhti.

Ya, mungkin itu beberapa alasan mengapa Universitas Trunojoyo Madura memang lebih cocok disebut kampus UIN. Saya berharap tulisan ini bisa menjadi pertimbangan bagi teman-teman yang ingin memilih kampus ini untuk menempuh studi. Jika kalian ingin kuliah di universitas negeri tapi dengan nuansa UIN, seperti yang saya jelaskan, Universitas Trunojoyo Madura adalah jawabannya.

Penulis: Hamidah
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Keunggulan UIN Dibanding Perguruan Tinggi Negeri Lain, Biaya Kuliah Lebih Terjangkau Salah Satunya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version