Gengsi kuliah di kampus ternama itu (bisa) berbahaya
Sebelum kuliah, idealnya, kamu sudah merencanakan semuanya. Termasuk ketika harus menyisihkan pendapatan untuk biaya kuliah. Nah, bicara soal biaya kuliah, saya jadi teringat kasus mahasiswa DO semester 2. Mereka nggak kuat membayar biaya kuliah. Dan semakin sedih karena 2 mahasiswa itu adalah karyawan saya!
Jadi, saya sempat membuka usaha kecil-kecilan dengan 2 karyawan. Status mereka masih mahasiswa kampus ternama di Jogja. Keduanya sama-sama memiliki masalah finansial, hingga harus cuti. Setelah melewati sekian pertimbangan, akhirnya keduanya sama-sama DO.
Memang, seharusnya finansial bukan halangan bagi siapa saja untuk mendapatkan ilmu dan sekolah setinggi mungkin. Namun, kenyataan di luar sana tidak seperti itu. Jika tidak memungkinkan kuliah di kampus impianmu karena masalah biaya, pilih kampus yang terjangkau, misalnya Universitas Terbuka.
Menyandang status lulusan kampus ternama memang menyenangkan. Tapi itu kalau kamu bisa sampai lulus. Kalau akhirnya DO karena nggak mampu bayar? Maka dari itu, silakan pilih kampus yang sesuai dengan kantong dan seberapa besar kamu mampu menghadiri setiap proses pembelajarannya.
Ingat, banyak dari mahasiswa yang memutuskan untuk bekerja demi bayar kuliah. Namun, pada akhirnya tugas dan kehadiran kelas tak pernah dilaksanakan dengan baik, bahkan tertinggal.
Edukasi yang terjangkau itu sungguh ideal
Saya pribadi sempat mendaftar beberapa kampus negeri di Jogja. Namun, kini saya bersyukur kampus-kampus tersebut menolak saya. Jika tidak menjadi mahasiswa Universitas Terbuka, saya tak akan merasakan nyamannya mendapatkan edukasi, tetap berpenghasilan, dan tak pernah merasakan kesulitan finansial.
Saya pernah membayangkan jika kampus negeri itu menerima saya. Melihat kesibukan saya sekarang ini, apa iya saya bisa bayar kuliahnya tanpa bekerja. Namun, kalau bekerja, sudah pasti kuliah saya keteteran.
Pengalaman itu mengajari saya bahwa apa yang kita mau belum tentu baik untuk kehidupan kita. Tuhan sudah menyiapkan jalan terbaik untuk kamu berkehidupan dengan layak.
Beruntungnya saya juga cukup apatis menyikapi orang-orang yang meremehkan Universitas Terbuka. Berkat kampus negeri menolak saya, sekarang saya bisa bertemu dengan orang-orang yang memiliki background dengan value tinggi dan menjadi relasi penunjang karier saya.
Saya berdoa supaya Tuhan mempermudah jalan kita dalam menimba ilmu. Karena selelah-lelahnya bekerja, jauh lebih lelah ketika kamu hanya bisa mencari-cari pekerjaan. Dan, ingat, selalu menghargai sesama manusia tak peduli kuliah di mana.
Penulis: Hayumi Suwanti
Editor: Yamadipati Seno
BACA JUGA Bersama Universitas Terbuka, Semua Mimpi Bisa Terwujud, lho!
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.