Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus

Uang Listrik yang Mengusik Kedamaian

Tappin Saragih oleh Tappin Saragih
15 Agustus 2019
A A
uang listrik

uang listrik

Share on FacebookShare on Twitter

Setelah merantau dan ngekos di Jogja, saya jadi ingat unek-unek ibu saya. Dari kecil, ibu saya sering kesal setiap kali membayar tagihan uang listrik. Kata ibu, tagihan listrik selalu tidak pernah  masuk akal. Kadang-kadang uang yang harus dikeluarkan ibu terlampau jauh dari bayangan. Padahal, rata-rata jumlah pemakaian setiap bulannya tidak jauh berbeda. Yang bikin ibu tambah kesal saat membayarnya, listrik juga sering mati. Katanya sih pemadaman bergilir. Tapi masak iya berkali-kali dalam sebulan? Hehe

Di Jogja, saya dan teman-teman kos juga sering mempersoalkan tagihan uang listrik itu. Setiap bulan kami harus membayar tagihan yang sering kali tidak masuk akal. Apalagi saya dulu—tahun 2010—tidak punya apa-apa selain lampu kamar. Akhirnya kami protes ke ibu kos yang selalu membagi rata tagihan listrik antara anak kos dan pemilik kos.

Karena lelah mendengar keluhan kami, dua tahun kemudian ibu kos mengubah meteran dari analog ke digital. Meteran listrik antara ibu kos dan anak kos  terpisah. Kami merasa lega, karena akhirnya pemakaian listrik lebih terkontrol dan jelas perhitungannya. Apalagi sistemnya adalah prabayar. Pulsa listrik setiap hari bisa dicek.

Seiring waktu, sebagian anak kos tamat, ada yang datang, ada pula yang pindah. Barang-barang anak kos juga berubah. Ada handphone, ada laptop, komputer, rice cooker, piano portable (digital), televisi dan lain sebagainya. Kedamaian yang sudah  saya rasakan berubah perlahan-lahan sampai akhirnya muncul masalah baru. Arus listrik sering jetrek—terbalik. Pulsa habis belum waktunya. Lalu muncul pula perasaan tidak adil. Sebab antara urunan per bulan dan barang yang membutuhkan listrik tidak sebanding.

Setelah beberapa kali cecok—ibu kos sudah tidak peduli, kami pun memutuskan menghitung  kebutuhan arus masing-masing. Masalah selesai. Waktu kembali berjalan normal. Tetapi ternyata masalah belum selesai. Saat itus aya sering menjadi korban karena anak-anak yang lain kerap tidak punya uang. Sehingga, saya mengalah dan sering mendahulukan.

Tidak hanya itu. Berikutnya, teman-teman yang menggunakan komputer kadang tidak pernah mengenal batas pemakaian. Mereka kadang menghidupkan komputer lebih dari 12 jam setiap hari. Akhirnya, kami cecok lagi—tidak saling bicara. Maklum, semua masih egois dan tidak peka. Saya sendiri sering membiarkan listrik mati dan tidak mau terus berkorban. Saya merasa tidak adil. Sekian lama saya menderita tinggal di kos itu.

Lalu saya pindah. Di kos baru itu, ibu kos melihat barang elektronik yang saya miliki. Dia menghitung berapa kira-kira yang harus saya bayar setiap bulannya. Itu cukup melegakan karena saya tidak lagi harus cekcok dengan teman yang lain. Dan satu yang pasti, saya bisa menikmati arus listrik setiap hari. Tidak seperti kos sebelumnya, untuk mengisi batre handphone saja harus ke kos teman atau ke kampus.

Walau begitu, saya kemudian tersadar dan merasa kos baru juga tidak adil. Karena apa? Saya pernah pulang kampung selama sebulan tapi saya tetap bayar uang listrik. Nah, saya sedikit jengkel dengan itu. Saya tidak memakai listrik sama sekali selama satu bulan, kenapa saya harus bayar?

Baca Juga:

5 Istilah di Jurusan Ilmu Politik yang Kerap Disalahpamahi. Sepele sih, tapi Bikin Emosi

4 Salah Kaprah tentang Jurusan Ilmu Politik yang Sudah Terlanjur Dipercaya

Permasalahan saya ternyata dialami anak-anak kos lainnya juga, khususnya kos-kosan menengah ke bawah. Beberapa masih menggunakan meteran yang sama antara ibu kos dan anak kos. Anak-anak kos harus urunan mengisi pulsa atau membayar tagihan listrik. Selain itu, ada satu dua orang yang selalu menjadi korban. Saat mereka menagih ke teman-temannya selalu ada alasan kiriman orang tua belum datang. Kadang mereka sengaja pula lupa. Itu yang sering menjadi awal mula pertengkaran.

Belakangan, saya melihat beberapa kos-kosan—cukup mahal sih—yang menggunakan satu kamar satu meteran. Menurut saya pribadi, cara itu sepertinya sangat cocok untuk anak-anak kos apalagi itu menggunakan meteran digital. Jadi, anak kos tidak harus cecok atau tidak enakan masalah tagihan dengan temannya atau dengan pemilik kos. Selain itu, anak kos juga bisa mengontrol pemakaiannya setiap bulan. Saya pikir itu juga lebih adil karena saya hanya membayar jumlah arus yang saya pakai.

Bagi para pengusaha atau pemilik kos, mungkin strategi ini bisa dipertimbangkan. Mungkin modal awal cukup besar tapi demi kenyamanan anak kos itu bisa menjadi solusi. Beberapa teman pindah—tidak betah—disebabkan masalah sederhana seperti tagihan listrik di atas. Sampai hari ini, saya sendiri masih mengalami masalah itu. Akhir kata, betah atau tidaknya anak kos memang dipengaruhi banyak faktor. Walau demikian sudah sepatutnya, urusan tagihan listrik ini perlu dipertimbangkan sungguh-sungguh oleh para pemilik kos demi kenyaman bersama. (*)

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) yang dibikin untuk mewadahi sobat julid dan (((insan kreatif))) untuk menulis tentang apa pun. Jadi, kalau kamu punya ide yang mengendap di kepala, cerita unik yang ingin disampaikan kepada publik, nyinyiran yang menuntut untuk dighibahkan bersama khalayak, segera kirim naskah tulisanmu pakai cara ini.

Terakhir diperbarui pada 4 Februari 2022 oleh

Tags: Anak Kosibu kosMahasiswatagihan listrikuang listrik
Tappin Saragih

Tappin Saragih

ArtikelTerkait

Mahasiswa Universitas Terbuka Nggak KRS-an, Nggak Masalah. Tetap Bisa Kuliah dengan Tenang, kok

Mahasiswa Universitas Terbuka Nggak KRS-an, Nggak Masalah. Tetap Bisa Kuliah dengan Tenang, kok

6 Juli 2023
Ribetnya Punya Dosen Terkenal, tapi Suka Bikin Statement Aneh di Medsos terminal mojok.co

Baju Korsa: Pilihan Fesyen Paling Fleksibel bagi Mahasiswa

22 Agustus 2021
Trik Bertanya Ke Dosen biar Nggak Dikira Caper

Trik Bertanya Ke Dosen biar Nggak Dikira Caper

19 Oktober 2023
Meluruskan Salah Kaprah Terkait IAHN Gde Pudja Mataram, Satu-satunya Kampus Hindu Negeri yang Ada di Lombok

Meluruskan Salah Kaprah Terkait IAHN Gde Pudja Mataram, Satu-satunya Kampus Hindu Negeri yang Ada di Lombok

4 Agustus 2023
pelacur

Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur!

5 Agustus 2019
Alumni Fakultas Peternakan Tidak Harus Jadi Peternak terminal mojok.co

Alumni Fakultas Peternakan Tidak Harus Jadi Peternak

15 Desember 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

5 Hal yang Biasa di Surabaya, tapi Jarang Ditemui di Trenggalek Mojok.co

5 Hal yang Biasa di Surabaya, tapi Luar Biasa di Trenggalek

11 November 2025
Transmart Pabelan Solo: Dulu Digdaya, Kini Menatap Muram-muram Duka

Transmart Pabelan: Mall Besar yang Sekarang Hidup Segan, Mati (Sepertinya) Sudah Pasti

14 November 2025
Trans Jatim Koridor 7, Seburuk-buruknya Transportasi Publik. Masih Perlu Banyak Belajar dan Berbenah

Sopir Trans Jatim yang Ngebut Ini Ngapain Sih, Mau Cari Apa? Kan Sistemnya Bukan Kejar Setoran!

16 November 2025
Jalan Raya Kalimalang Dibenci Sekaligus Dicintai Pengendara yang Melintas kalimalang jakarta

Jalur Kalimalang Arah Jakarta Adalah Jalan Paling Absurd di Jakarta, Bikin Bingung dan Sebel

13 November 2025
Realitas Pahit Lulusan Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI), Prodi Laris yang Susah Cari Pekerjaan

Realitas Pahit Lulusan Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI), Prodi Laris yang Susah Cari Pekerjaan

11 November 2025
Alfamidi Solo Baru Pantas Dinobatkan sebagai Alfamidi Terbaik di Kabupaten Sukoharjo, Inilah Alasannya!

Alfamidi Solo Baru Pantas Dinobatkan sebagai Alfamidi Terbaik di Kabupaten Sukoharjo, Inilah Alasannya!

17 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=xlSfd228tDI

DARI MOJOK

  • Driver Ojol di Malang Pertama Kali Dapat Pesanan Bersihin Makam dan Nyekar di Pusara Orang Kristen, Doa Pakai Al-Fatihah
  • Komikus Era 80-an Akui Sulitnya Membuat Karya di Masa Kini, bahkan Harus Mengamati Lewat Drakor untuk Kembangkan Cerita Anak
  • Lari Sambil Nikmati Kopi dan Pastry, Fitbar Hadirkan Shake Out Run Pertama di Indonesia
  • JILF 2025 Angkat Isu Sastra dan Kemanusiaan
  • Momen Terima Gaji Pertama bikin Nangis dan Nyesek di Antara Perasaan Lega
  • Sibuk Skripsian sampai Abaikan Telpon Ibu dan Jarang Pulang, Berujung Sesal Ketika Ibu Meninggal

Summer Sale Banner
  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.