Turi merupakan salah satu kapanewon di Sleman yang letaknya di bagian sisi utara. Kecamatan ini memiliki empat kelurahan, yakni Donokerto, Girikerto, Wonokerto, dan Bangunkerto. Waktu SD dulu saya pernah mendapat tugas Bahasa Indonesia untuk mewawancarai salah satu tokoh masyarakat di Turi. Menurut penuturan beliau, dulunya daerah ini banyak tumbuh pohon turi hingga akhirnya dinamakan Turi. Entah ke mana hilangnya pohon-pohon itu, karena sejak saya kecil saya sudah jarang sekali melihat pohon turi yang tumbuh di Turi.
Menurut pandangan saya pribadi, Turi sebenarnya bisa direkomendasikan sebagai tempat menghabiskan masa pensiun yang mumpuni di Sleman. Jika dilihat dari segi geografis, Turi tidak terlalu jauh, namun juga tidak terlalu dekat dengan pusat kota Jogja. Daerah ini juga belum terlalu padat penduduk, sehingga tidak terlalu bising untuk dijadikan tempat tinggal yang tenang lantaran masih kental dengan nuansa pedesaan.
Turi Sleman masih asri dan bersih
Selain udara yang masih segar khas pegunungan, air di Turi Sleman juga masih terjaga kebersihannya. Warga di sini biasanya menggunakan mata air langsung untuk konsumsi dan kebutuhan sehari-hari yang dialirkan langsung ke rumah-rumah. Maka nggak usah heran kalau di Turi kita bisa melihat banyak truk air lalu-lalang mengambil air di sini untuk dijadikan air isi ulang atau air mineral kemasan.
Sungai-sungai di daerah Turi juga masih cukup jernih, walaupun menurut saya airnya sekarang ini tidak terlalu dingin seperti zaman dulu. Berhubung sungai di sini jernih dan tidak terlalu dalam, banyak desa wisata di Turi yang menawarkan kegiatan outbound susur sungai.
Bagi para mancing mania, tak perlu khawatir kekurangan spot mancing di daerah Turi Sleman ini. Hampir setiap pedesaan di sini memiliki spot mancing yang enak buat bengong memikirkan masalah hidup sambil melempar umpan.
Nilai plus lainnya dari Turi adalah pemandangan gratis dengan latar Gunung Merapi yang memesona. Mungkin bagi sebagian orang, memandang hal sama berulang kali akan membuat bosan. Namun bagi warga Turi, memandang dan mengagumi Gunung Merapi itu sudah seperti ritual dan kebiasaan yang dilakukan tanpa rasa jenuh.
Buktinya tiap ada pergerakan sedikit saja, entah pas Merapi sedang cerah-cerahnya atau bergelora, kita bisa mendapati banyak orang di sepanjang jalan langsung menghadap utara memandangi Merapi. Bukan karena takut merapi kenapa-kenapa, ya cuma gumunan.
Baca halaman selanjutnya: Terkenal sebagai penghasil salak pondoh…