Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Featured

Tuntutlah Ilmu Sampai ke Negeri China, Bukan Hanya Belanja Barang Impor dari Mr. Hu

Haris Firmansyah oleh Haris Firmansyah
4 Maret 2021
A A
Tuntutlah Ilmu Sampai ke Negeri China, Bukan Hanya Belanja Barang Impor dari Mr. Hu terminal mojok.co Digitalisasi Usaha Terbukti Selamatkan UMKM, Ini Tipsnya Agar Bisnis Lancar

Tuntutlah Ilmu Sampai ke Negeri China, Bukan Hanya Belanja Barang Impor dari Mr. Hu terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Teman saya bernama Bima gandrung beli barang-barang lucu dari luar negeri. Padahal barang sejenis bisa dibelinya di penjual lokal. Alasan Bima lebih memilih produk impor karena murah. Sudah begitu, bisa COD pula. Tambah kalau ada promo, bisa-bisa Bima cuma kasih uang seratus rupiah ke kurirnya.

Hobi Bima ini menginspirasi tetangganya untuk membeli produk serupa, dengan cara yang sama. Membuat kurirnya mengulang hari yang sama, dengan hasil yang sama: menerima koin pecahan 100 perak.

Perilaku bangga beli produk impor murah ini menjadi gaya hidup baru di kampung saya. Mungkin di kampung-kampung lain pun begitu. Beli barang murah kok bangga?

Anehnya, setiap paket yang dikirim dari luar negeri, nama pengirimnya bernama Mr. Hu. Siapa ini Mr. Hu? Who is Mr. Hu? Sudah seperti Raffi Ahmad yang muncul terus, bedanya ini bukan di TV, tapi di online shop.

Yang tidak diperkirakan oleh pelanggan Mr. Hu, kecenderungan memilih produk impor yang murah ini bisa mencederai UMKM lokal. Ketika pandemi, UMKM sudah tergerus. Entah karena aturan PSBB, WFH, gaji dipotong 50%, dll. Setelah kenormalan baru, UMKM menggeliat lagi dan berusaha bangkit. Nah, fenomena Mr. Hu ini bisa menjadi pandemi baru di dunia usaha yang membunuh satu per satu UMKM lokal.

Dua dekade lalu, Presiden Soeharto sudah memperingatkan kita untuk mencintai produk dalam negeri. Alim Markus pun menanamkan dalam benak penonton TV dengan tagline iklannya yang fenomenal, “Cintailah ploduk-ploduk Indonesia.”

Tidak berlebihan jika anak muda di tahun 2020-an disebut sebagai benteng negara. “Perang” di revolusi industri 4.0 adalah perang dagang antarnegara. Bentengnya bukan tembok fisik, melainkan “cinta terhadap produk dalam negeri”. Dengan adanya globalisasi di mana Indonesia diserbu produk asing, merekalah pertahanan ekonomi negara.

Di zaman kiwari, anak muda bisa saling memengaruhi sesamanya. Satu orang bangga beli produk impor dan update di media sosial, pengikutnya bisa ikut-ikutan melakukan hal serupa, lalu jadi tren. Itulah proses bagaimana Mr. Hu bisa mendominasi jasa ekspedisi.

Baca Juga:

Yang Membunuh UMKM Itu Bukan Indomaret atau Alfamart, Tapi Parkir Liar dan Pungli

Sistem COD: Menguntungkan Buyer, Merugikan Seller

Lantas, kalau semua orang membeli produk dari luar negeri, siapa yang bakal beli produk yang dijual tetangga sendiri? Padahal UMKM adalah kunci pemulihan ekonomi negeri ini.

Produk dalam negeri bisa menjadi tameng sekaligus senjata untuk menginvasi pasar internasional, seperti Indomie seleraku. Namun, jika semuanya takluk dengan gempuran produk impor yang murah, kita sudah tahu akhir dari peperangan ini. Perusahaan lokal bangkrut, pabrik-pabrik tutup. Pengangguran merajalela. Tanpa penghasilan, akhirnya malah nggak bisa beli di online shop sama sekali.

Kalau jatuhnya pilihan kepada produk impor didasari alasan menguntungkan diri sendiri tanpa peduli pengusaha lokal sebangsa dan setanah air, apa bedanya kita dengan globalis (yang percaya bahwa batas-batas negara itu tidak penting)? Ya beda saldo rekening dan lingkup kekuasaan aja sih.

Setidaknya konsumen seperti kita-kita (kita???) punya kuasa untuk memilih produk lokal dengan harga wajar. Sebab, kampanye untuk mendukung UMKM adalah vaksin untuk pandemi yang dihasilkan dari cross border e-commerce.

Preferensi beli barang impor ini seperti teori the Butterfly Effect. Sedikit demi sedikit, tetapi kalau dilakukan oleh banyak orang secara rutin, bisa jadi badai di kemudian hari. Di sisi lain, mencintai produk dalam negeri adalah bentuk pembangunan ekonomi gotong-royong yang sebenarnya kita butuhkan.

Seperti efek domino, ketika kita membeli produk dalam negeri, berarti kita meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara. Kok bisa? Jika produk lokal laku di pasaran, pengusahanya bakalan melebarkan sayap dengan membuka cabang atau anak usaha. Otomatis lapangan kerja terbuka dan sejumlah tenaga kerja setempat pun terserap. Tidak menunggu waktu lama untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

Harapannya, dengan bangkitnya UMKM, angka kemiskinan perlahan terkikis. Begitu juga tingkat kriminalitas yang kerap terdorong karena desakan ekonomi. Lingkungan pun menjadi lebih aman. Sebab maling motor mulai meninggalkan profesinya karena punya pilihan pekerjaan lain. Efeknya kembali ke kita-kita juga kan?

Menparekraf Sandiaga Uno sudah wanti-wanti untuk jangan beli produk UMKM karena kasihan, tapi karena bangga. Sebab produk lokal pun telah terbukti mampu menjangkau pasar luar negeri, seperti start-up karya anak Indonesia yang mendunia. Tinggal menunggu waktu saja UMKM lokal lain menyusul go international bak Agnez Mo. Asalkan didukung penuh oleh komitmen pemerintah dan kebanggaan rakyat pakai produk dalam negeri. Produk lokal memang bisa semembanggakan itu. Sampai ada istilah local pride yang belakangan dipopulerkan oleh brand sepatu lokal.

Nah, brand sepatu lokal ini sempat menggegerkan khalayak pada peluncuran produknya yang membuat kerumunan. Eh, beli secara online pun selalu kehabisan. Bukti bahwa produk lokal pun bisa diidolakan seperti anggota boyband Kpop baru tiba di bandara Soetta.

Kesadaran untuk meningkatkan peran UMKM ini juga dimiliki oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Makanya beliau sampai menobatkan Ade Londok sebagai duta kuliner pasca viralnya odading Mang Oleh. Sampai menutup mata dan kuping kalau cara promosi Mang Ade pakai kata-kata yang kurang pantas. Semua itu dilakukan karena urgensi kebangkitan UMKM.

Ingatlah, kita itu dianjurkan untuk menuntut ilmu sampai ke negeri China saja, bukan borong barang impor dari sana.

Ilustrasi dari Kopi Poros

BACA JUGA Jika Orang-orang Mempromosikan Warung Pinggir Jalan di Instastory Mereka dan tulisan Haris Firmansyah lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 4 Maret 2021 oleh

Tags: barang imporbarang murahekonomimarketplacemr. hupandemiumkm
Haris Firmansyah

Haris Firmansyah

Pegawai bank Ibu Kota. Selain suka ngitung uang juga suka ngitung kata.

ArtikelTerkait

Sisi Gelap Kanada, Negara yang Katanya Bersahabat

Sisi Gelap Kanada, Negara yang Katanya Bersahabat

18 Mei 2022

Saya Member Platinum Shopee dan Malas untuk Checkout di Marketplace Ini Lagi

15 April 2021
baader-meinhof marketplace ecommerce mojok.co

Dear Seller Marketplace, Kenapa sih Harus Blokir Pembeli yang Ngasih Review Bintang Satu?

6 Juli 2020
Survei: Tokopedia Paling Memuaskan Pengguna, Salip 5 Marketplace Lain terminal mojok.co

Survei: Tokopedia Paling Memuaskan Pengguna, Salip 5 Marketplace Lain

29 Desember 2021
Bumbu Rendang Instan "Uni Via" Bukittinggi, Tanpa Penyedap dengan Rempah Lengkap Terminal Mojok.co

Bumbu Rendang Instan “Uni Via” Bukittinggi, Tanpa Penyedap dengan Rempah Lengkap

5 April 2022
Tempoyak, Olahan dari Fermentasi Durian dengan Rasa Unik (Gunawan Kartaprana via Wikimedia Commons)

Tempoyak, Olahan dari Fermentasi Durian dengan Rasa yang Unik

16 April 2022
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Toyota Corolla Altis, Sedan Tua Terbaik yang Masih Sulit Dikalahkan di Harga Kurang dari Rp100 Juta

Toyota Corolla Altis, Sedan Tua Terbaik yang Masih Sulit Dikalahkan di Harga Kurang dari Rp100 Juta

17 Desember 2025
Ngemplak, Kecamatan yang Terlalu Solo untuk Boyolali

Ngemplak, Kecamatan yang Terlalu Solo untuk Boyolali

15 Desember 2025
Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label “Mobil Taksi”

16 Desember 2025
Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

16 Desember 2025
Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

18 Desember 2025
Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

16 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan
  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi
  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.