Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kuliner

Trilogi Kesalahan Es Teh Solo: Kaidah Ginastel yang Dikhianati dan Bikin Esensi Teh Solo Ternoda

Arrauna Bening Aji Kus Indriani oleh Arrauna Bening Aji Kus Indriani
23 Agustus 2025
A A
Es Teh Jumbo Tidak Bakal Laku di Solo, kalah Melawan Teh Lokal (Unsplash) es teh solo

Es Teh Jumbo Tidak Bakal Laku di Solo, kalah Melawan Teh Lokal (Unsplash)

Share on FacebookShare on Twitter

Sebagai wong Solo tulen, saya merasa punya kewajiban moral untuk meluruskan pemahaman khalayak tentang apa itu es teh Solo. Wong Solo boleh hidup sederhana, tapi soal es teh, kami tidak pernah main-main.

Es teh Solo bukan sekadar minuman, tapi sebuah pakem. Ada kaidahnya, ada aturannya, bahkan ada filosofinya ginastel—legi, panas, kenthel. Panas boleh kita toleransi, sebab kita bicara es. Tapi legi dan kenthel itu wajib hukumnya. Melanggar pakem ginastel sama saja menodai martabat kuliner Solo.

Kedudukan Solo sebagai penguasa teh oplosan atau “ngeteh” yang dimulai sejak era Kadipaten Mangkunegaran. Teh oplosan khas Solo dibuat dari minimal tiga merek teh dengan teh melati sebagai bintang utama dan bahan bakunya berasal dari perkebunan teh unggulan di Kemuning dan Tawangmangu, yang menghasilkan seduhan beraroma memikat dan cita rasa yang kompleks.

Itulah rahasia mengapa teh Solo sangat digemari: karena ia bukan sekadar teh, tetapi warisan budaya yang melekat di tiap tegukan.

Sayangnya, banyak penjual di luar sana yang mengaku jual “Es Teh Solo”, padahal isinya cuma cairan gula ber-es. Mereka tak sadar, atau mungkin tak peduli, bahwa telah jatuh ke dalam jurang kehinaan kuliner. Saya menyebutnya Trilogi Kesalahan Es Teh Solo.

Babak I: Manis yang Kehilangan Elegansi

Kaidah pertama ginastel adalah legi—manis. Tapi jangan salah kaprah. Legi itu bukan sekedar manis. Wong Solo itu sejak dulu terbiasa pakai gula asli (gula batu atau gula pasir murni) bukan gula sintetis penuh sakarin. Rasanya lembut, menyatu, tidak nyegrak, apalagi bikin eneg.

Sejarah pun membuktikan. Solo sejak dulu dikepung pabrik gula legendaris seperti Pabrik Gula Colomadu dan Pabrik Gula Tasikmadu. Dua-duanya berdiri sejak zaman kolonial dan jadi saksi kejayaan industry gula di Jawa. Jadi logika sederhananya begini, wong Solo itu dimanjakan oleh gula asli sejak lama. Mana mungkin mereka rela turun kasta ke manis-manisan abal-abal?

Maka, ketika ada penjual yang nekat bikin “Es Teh Solo” tapi manisnya pakai gula sintetis, itu bukan sekadar kesalahan rasa. Itu penodaan sejarah. Wong Solo tidak pernah mengajarkan manis palsu. Wong Solo mengajarkan manis sejati: manis yang merayu, bukan manis yang memaksa.

Baca Juga:

Setup Makaroni: Kuliner Khas Solo tapi Banyak Orang Solo Malah Nggak Tahu

3 Rekomendasi Brand Es Teh Terbaik yang Harus Kamu Coba!

Sayangnya, di luar sana banyak penjual es teh abal-abal yang menaburkan gula pasir sembarangan. Kadang kebanyakan, kadang kekurangan. Jadinya manis yang maksa, nyegrak, bahkan bikin mual. Itu bukan legi. Itu cicilan paylater di tanggal tua.

Kalau manisnya asal-asalan, berarti pakem pertama ginastel sudah resmi dikhianati.

Babak II: Air Mengalahkan Teh

Kaidah selanjutnya ginastel adalah kenthel—kental. Es teh Solo yang benar itu harus terasa teh-nya, bukan sekadar bayangan teh dalam lautan air.

Namun, banyak penjual nakal lebih cinta air daripada tehnya sendiri. Mereka percaya rumus sesat: teh sejumput, air segalon, es satu kilo. Maka jadilah air es rasa teh dengan harga Rp3.000.

Padahal wong Solo itu tidak pernah bikin “air es rasa teh.” Wong Solo bikin teh yang kebetulan diberi es. Itu beda kelas. Es teh Solo sejati menyapa lidah dengan rasa pekat, lalu ditutup manis. Sedangkan es teh palsu bikin lidah kita bertanya: “Ini teh apa cuma air dingin yang kebetulan warnanya cokelat?”

Jika ada penjual yang lebih memuliakan air daripada teh, ketahuilah bahwa ia sedang melakukan penyimpangan dari pakem ginastel yang kedua.

Babak III: Teh yang Kehilangan Ruhnya

Kaidah selanjutnya ginastel adalah panas. Maksudnya bukan harus disajikan panas, karena ini jelas es teh, tetapi bahwa tehnya harus benar-benar digodok dengan air panas, diseduh dengan sungguh-sungguh.

Es teh Solo lahir dari tradisi oplosan—campuran beberapa jenis teh tubruk dengan wangi melati sebagai komponen utama. Umumnya dalam satu oplosan terdapat tiga merek teh yang disatukan. Filosofinya sederhana: hidup itu kadang pahit, kadang wangi, kadang sepet, tapi ketika dioplos dengan benar, hasilnya bisa luar biasa. Ini yang bikin seduhan teh Solo kompleks, beraroma halus, dan rasanya panjang di lidah.

Nama-nama seperti Nyapu, Sintren, Catut, 999, sampai Gopek adalah legenda dapur teh wong Solo. Merek-merek itu diwariskan dari dapur ke dapur, dari warung ke warung, sampai jadi pakem rasa. Tambah lagi dengan bahan baku dari perkebunan teh Kemuning yang sejak lama menyiapkan daun berkualitas tinggi. Maka tidak heran, ketika gelas es teh Solo didekatkan ke hidung, aromanya menampar lembut tapi mantap: melati yang segar, teh yang pekat.

Sayangnya, banyak penjual “Es Teh Solo” di luar sana tidak tahu apalagi peduli dengan tradisi oplosan ini. Mereka lebih suka jalan pintas: teh celup sekali cemplung, atau malah teh sachet instan. Hasilnya? Bukan teh wangi, melainkan cairan cokelat samar yang hambar.

Maka di titik inilah pengkhianatan paling fatal terjadi. Karena es teh Solo bukan sekadar minuman. Ia adalah warisan rasa, hasil dari kesabaran, ketekunan, dan kearifan wong Solo meramu seduhan. Mengganti oplosan dengan celupan instan sama saja mencabut ruhnya.

Dan ketika ruhnya hilang, yang tersisa bukan lagi es teh Solo—hanya gelas kosong yang kebetulan berisi cairan manis dingin.

Jalan Pulang ke Ginastel

Maka jelaslah sudah, trilogi kesalahan ini adalah bentuk penyimpangan dari pakem. Penjual es teh Solo palsu bukan sekadar berbuat salah teknis, melainkan menodai martabat kuliner Solo.

Jangan lagi ada yang mengaku jual es teh Solo kalau tak paham ginastel. Jangan sembarangan menempelkan nama Solo hanya demi gengsi dagangan. Kalau tehnya celup, airnya segalon, manisnya nyegrak, jujurlah, tulis saja Es Teh Biasa.

Karena Solo tidak butuh klaim palsu. Solo butuh kejujuran rasa. Dan es teh Solo sejati hanya lahir jika ginastel dihormati.

Penulis: Arrauna Bening Aji Kus Indriani
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Derita Pedagang Es Teh Jumbo yang Jualannya Terancam, Sudah Pasang Harga Murah Masih Kedatangan Pesaing Berat

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 23 Agustus 2025 oleh

Tags: Es Tehes teh jumboes teh sologinasthelsoloteh solo
Arrauna Bening Aji Kus Indriani

Arrauna Bening Aji Kus Indriani

ArtikelTerkait

6 Hal yang Nggak Boleh Hilang dari Solo Terminal Mojok

6 Hal yang Nggak Boleh Hilang dari Solo

10 November 2022
Orang Solo Pasti Paham, Kepleset di Rel Kereta Jalan Slamet Riyadi Adalah Hal yang Biasa jalan slamet riyadi solo

Orang Solo Pasti Paham, Kepleset di Rel Kereta Jalan Slamet Riyadi Adalah Hal yang Biasa

11 April 2024
5 Kuliner Klaten yang Rugi Dilewatkan oleh Pelancong Jogja-Solo terminal mojok.co

5 Kuliner Klaten yang Rugi Dilewatkan oleh Pelancong Jogja-Solo

22 Juli 2023
Jembatan Biru UNS, Jalur Alternatif Ekstrem yang Mengajarimu Pandangan Hidup Orang Solo

Jembatan Biru UNS, Jalur Alternatif Ekstrem yang Mengajarimu Pandangan Hidup Orang Solo

12 Agustus 2024
Mengenal Pokwe, Sebutan untuk Warung Makan Prasmanan di Solo terminal mojok UNS

5 Rekomendasi Warung Pokwe Andalan Mahasiswa UNS yang Wajib Dicoba para Maba

1 September 2023
Angkringan Solo, Kota Sukoharjo, Surakarta. (Unsplash.com)

Kota Sukoharjo Terbuat dari Kehangatan Temu di Sebalik Tenda Angkringan Solo

27 Juni 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Bali, Surga Liburan yang Nggak Ideal bagi Sebagian Orang

Pengalaman Motoran Banyuwangi-Bali: Melatih Kesabaran dan Mental Melintasi Jalur yang Tiada Ujung  

19 Desember 2025
Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

16 Desember 2025
3 Kebiasaan Pengendara Motor di Solo yang Dibenci Banyak Orang

3 Kebiasaan Pengendara Motor di Solo yang Dibenci Banyak Orang

16 Desember 2025
Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

18 Desember 2025
Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label “Mobil Taksi”

16 Desember 2025
Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

18 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi
  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik
  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.