Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Tipe-tipe Tukang Pangkas Rambut saat Memotong Rambut Pelanggannya

Seto Wicaksono oleh Seto Wicaksono
31 Mei 2020
A A
3 Kesamaan Garut dan Madura Selain Dikenal sebagai Penghasil Tukang Cukur terminal mojok.co

3 Kesamaan Garut dan Madura Selain Dikenal sebagai Penghasil Tukang Cukur terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Saat ini, saya memiliki rambut yang terbilang gondrong. Rambut sisi kanan dan kiri sudah menutupi kuping. Poninya sudah menutupi mata. Bagian belakang sejajar dengan leher. Bisa dikatakan, potongan rambut tergondrong saya ya seperti sekarang ini. Ternyata punya rambut gondrong itu bikin saya nggak nyaman. Rasanya gerah aja gitu. Dalam situasi dan kondisi yang normal, saya tidak akan pernah ragu untuk pergi ke pangkas rambut terdekat. Maklum, saya nggak pilih-pilih soal tempat pangkas rambut. Toh, potongan rambut andalan saya selalu sama walau berbeda siapa yang memangkas, “Rapiin aja, Bang. Tapi, jangan kependekan, ya!”

Oh, iya. Satu lagi. Saya termasuk pelanggan yang bawel saat potong rambut. Maklum, saya selalu khawatir tukang pangkas rambut menyalahartikan “rapi” jadi terlalu pendek. Jadi, tiap kali sudah mulai nyaris kependekan, saya selalu memberi kode, “Udah, Bang. Segitu aja. Nanti takut kependekan. Hehehe.”

Atas kebawelan tersebut, saya melihat beragam respons dari tukang pangkas rambut yang tentunya berbeda-beda pada saat memotong rambut para pelanggannya. Berdasarkan beberapa pengalaman yang didapat ketika potong rambut, saya dapat membagi tipe-tipe tukang pangkas rambut yang dimaksud. Di antaranya:

Satu: Dari awal sampai selesai diam dan tidak ada basa-basi

Pernah suatu ketika, mulai dari datang, duduk, dipakaikan kain penutup, sampai dengan selesai potong rambut, saya tidak diajak ngobrol sama sekali. Itu pun, saya hanya membuka obrolan di awal dengan berkata, “Rapiin, ya, Pak.” Setelah itu, selesai.

Maksud saya, semisal ada masalah atau ada yang pengin diceritakan, silakan lho, Pak. Saya pendengar yang baik dan terbuka untuk cerita apa pun. Biar kita nggak diem-diem aja gitu. Hehehe.

Dua: Komunikatif dan ramah banget

Memang dasarnya saya suka ngobrol, jadi ketika ketemu temen ngobrol yang seru ya malah makin seneng gitu. Termasuk ketika mengobrol dengan tukang pangkas rambut. Saya pernah bertemu dengan tukang pangkas rambut yang begitu komunikatif dan ramah. Dari awal hingga selesai, saya diajak ngobrol ngalor-ngidul.

Kala itu, potongan rambut saya memang tidak sesuai ekspektasi. Namun, keramahtamahan dan keseruan percakapan antara saya dengan tukang pangkas rambut seakan menjadi alasan untuk tidak larut dalam kecewa.

Tiga: Fokus pada request potongan rambut pelanggan

Setiap orang yang memiliki fokus usaha di bidang jasa, sudah menjadi kewajibannya untuk menyenangkan para pelanggannya. Tak terkecuali para tukang pangkas rambut. Saya pernah dilayani oleh tukang pangkas rambut yang selama proses potong rambut, yang ditanya hanya bagaimana potongan rambut saya, apakah sudah sesuai atau belum.

Baca Juga:

3 Tipe Kapster Menyebalkan yang Bikin Malas Pergi ke Salon

Pangkas Rambut Madura: Tetap Eksis Meski Digempur Barbershop Kekinian

Pertanyaannya template, nggak jauh-jauh dari, “Segini cukup, Mas?”, “Udah rapi, Mas?”, “Cek dulu belakangnya, Mas” dan seterusnya, dan seterusnya, sampai dengan selesai. Namun, dari situ saya jadi tahu, seberapa besar dedikasinya untuk memuaskan para pelanggannya.

Empat: Potong terus sampai kependekan

Kedapatan tukang pangkas rambut yang tipenya begini cukup menyebalkan bagi saya. Berkali-kali saya bilang sudah cukup, eh, terus aja rambut dipotong tanpa ampun. Omongan saya nggak dihiraukan sama sekali. Alhasil, potongan rambut jadi kependekan. Bisa dikatakan, jauh dari ekspektasi.

Bukannya apa, kalau potongan rambut nggak sesuai ekspektasi (atau sering kali ketika kependekan), jadinya nggak pede aja gitu.

Lima: Bilang “iya” aja dulu, padahal nggak paham gimana model potongannya

Ketika pangkas rambut, saya pernah pengin dipotong dengan gaya rockabilly. Ala ala David Beckham gitu. Siapa tahu keliatan lebih macho. Nah, tanpa pikir panjang, saya bilang ke tukang pangkas rambut, “Pak, gaya rockabilly.” Khawatir belum familiar dengan istilahnya, saya juga menunjukkan foto David Beckham saat bergaya rambut seperti itu. Bapak pemangkas rambut hanya manut sambil bilang, “Iya, Mas. Siap!” jawaban yang cukup meyakinkan.

Dalam prosesnya, ternyata jawaban tersebut tidak cukup untuk menenangkan saya. Lha gimana, selain kependekan, ternyata tidak mirip sama sekali dengan gaya rambut ala ala David Beckham. Nasib, nasib.

Lantaran kadung kecewa, kala itu akhirnya saya meminta untuk dipotong cepak dengan format 3-2-1. 3 cm untuk bagian atas kepala, 2 cm untuk sisi kiri dan kanan, lalu 1 cm untuk bagian belakang. Ya mau gimana, biar pun gagal, namanya juga coba-coba mengubah penampilan, Mylov.

BACA JUGA Tukang Pangkas Rambut Berpenghasilan 45 Juta Tiap Bulan: Makanya Jangan Suka Menyepelekan Pekerjaan Orang dan tulisan Seto Wicaksono lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 28 Mei 2020 oleh

Tags: pangkas rambutpotong rambut
Seto Wicaksono

Seto Wicaksono

Kelahiran 20 Juli. Fans Liverpool FC. Lulusan Psikologi Universitas Gunadarma. Seorang Suami, Ayah, dan Recruiter di suatu perusahaan.

ArtikelTerkait

3 Tipe Kapster Menyebalkan yang Bikin Malas Pergi ke Salon Mojok.co

3 Tipe Kapster Menyebalkan yang Bikin Malas Pergi ke Salon

31 Oktober 2024
3 Kesamaan Garut dan Madura Selain Dikenal sebagai Penghasil Tukang Cukur terminal mojok.co

Merayakan Satu Dekade Romantisme Saya dengan Pangkas Rambut Bang Salim

13 Maret 2020
model rambut pangkas rambut mojok

Tips bagi para Lelaki agar Memiliki Model Rambut yang Cocok Saat Pangkas Rambut

8 September 2020
Pangkas Rambut Madura: Tetap Eksis Meski Digempur Barbershop Kekinian

Pangkas Rambut Madura: Tetap Eksis Meski Digempur Barbershop Kekinian

30 Mei 2023
Relasi Paling Masuk Akal Antara Putus Cinta dan Potong Rambut

Relasi Paling Masuk Akal Antara Putus Cinta dan Potong Rambut

7 Februari 2020
Dear Kapster Salon, Kami Butuh Potong Rambut, Bukan Komentar Julid

Dear Kapster Salon, Kami Pengin Potong Rambut, Bukan Dengerin Komentar Julid

25 Mei 2023
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall Mojok.co

3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall

5 Desember 2025
Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

29 November 2025
Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang (Unsplash)

Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang dengan Pesona yang Membuat Saya Betah

4 Desember 2025
Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

30 November 2025
Menanti Gojek Tembus ke Desa Kami yang Sangat Pelosok (Unsplash)

“Gojek, Mengapa Tak Menyapa Jumantono? Apakah Kami Terlalu Pelosok untuk Dijangkau?” Begitulah Jeritan Perut Warga Jumantono

29 November 2025
Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

2 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.