Kita tentu tidak asing dengan kemasan sachet. Jika sebelumnya kemasan sachet banyak dipakai untuk mengemas snack dan jenis camilan lain, saat ini kemasan sachet telah merambah segala macam jenis kebutuhan manusia mulai dari yang paling dasar hingga sekunder, dari penyedap rasa dan bumbu-bumbu praktis, keperluan mandi dan mencuci hingga sampo motor kini punya varian ekonomis dalam kemasan sachet.
Kemasan sachet memang jadi pilihan bagi banyak masyarakat karena harganya jauh lebih ekonomis dibandingkan dengan langsung membeli dalam kemasan yang besar. Bukan hanya perihal harga akan tetapi pada kondisi tertentu, membeli kebutuhan dalam kemasan sachet dirasa lebih sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan, rasanya sayang sekali jika harus membeli sesuatu dengan jumlah besar tapi yang dipakai justru sesekali atau hanya akan dipakai satu kali saja. Bagi produsen, permintaan konsumen yang tinggi tersebut selaras dengan biaya produksi yang juga murah serta waktu produksi yang relatif lebih singkat. Kemasan sachet selain diyakini lebih murah juga diyakini lebih praktis untuk dibawa oleh konsumen.
Tapi sisi praktis dari kemasan sachet mungkin hanya tepat disematkan bila menakar pada jumlah produk di tiap kemasan saja, tidak pada kemasan itu sendiri. Kemasan sachet didesain dengan logika di mana konsumen akan membeli untuk di konsumsi sekali pemakaian. Maka dari itu, penting untuk membuat sebuah produk kemasan sachet sepraktis mungkin. Kita tentu tahu bahwa selain warna yang mencolok dan berbahan plastik, ada komponen lain yang jadi ciri khas kemasan sachet. Desain kemasan sachet memang boleh jadi berbeda tapi setiap kemasan sachet pasti memiliki bagian yang dibuat bergerigi di setiap ujungnya, hal tersebut bukannya tidak sengaja didesain demikian. Hal tersebut dimaksudkan sebagai bantuan agar konsumen dapat dengan mudah menyobek kemasan sachet tanpa harus repot mengguntingnya.
Seolah jadi komponen wajib, bagian ujung bergerigi di kemasan sachet juga dilengkapi dengan panduan “SOBEK DI SINI” yang tentu tidak asing lagi bagi kita semua. Tapi, beberapa waktu ini saya kok rasanya sering tertipu dengan instruksi tersebut. Dalam sebuah kesempatan saya mengikuti instruksi “SOBEK DI SINI” pada sebuah kemasan sachet kopi instan, tapi tidak berhasil. Kemasan sachet kopi instan itu terbuat dari bahan plastik yang cukup tebal dan komponen bergerigi pada kemasan juga ternyata tidak cukup dalam sehingga sangat sulit untuk membuatnya dapat sobek sempurna.
Setelah mencoba membukanya dengan gigitan saya menyerah juga dan akhirnya menggunakan gunting. Tak berselang lama setelah kejadian tersebut, saya mengalami kejadian serupa, kali ini pada kemasan sachet cemilan kuaci, setelah gagal merobeknya sesuai dengan instruksi dan tidak menemukan gunting karena sedang berada di dalam angkutan umum, saya memutuskan untuk membuka kemasan dengan menarik ujung yang berlawanan, hasilnya kuaci tersebut tumpah tak karuan. Pada kesempatan lain saya mengikuti instruksi yang serupa namun sedikit berbeda, kali ini pada produk minyak goreng dimana ada instruksi “POTONG DI SINI” lengkap dengan gambar gunting dan garis putus-putus, saya ikuti instruksi tersebut, namun saat digunakan menuang minyak goreng ke wajan, minyak malah mbleber ke seluruh bagian kemasan.
Lantas saya jadi bertanya-tanya akan nilai guna “SOBEK DI SINI” pada kemasan sachet. Rasanya instruksi “SOBEK DI SINI” dan ujung bergerigi tak lebih dari sekedar template bawaan yang wajib digunakan demi memenuhi nilai estetika tanpa lagi mempedulikan perihal esensi. Padahal sebagai konsumen yang telah terpedaya oleh bujuk rayu iklan kemasan sachet, kita tentu berhak mendapat kemudahan-kemudahan yang ditawarkan. Salah satunya adalah tidak perlu repot alias praktis dalam mengkonsumsinya.
Namun seringkali hal kecil ini tidak diperhitungkan oleh pihak produsen. Mereka seringkali lebih tertarik mempedulikan bentuk, warna dan menambah variasi rasa ketimbang melakukan riset sejauh apa efektifitas instruksi “SOBEK DI SINI” dalam mendukung produk mereka.
Setelah tertipu oleh isi produk yang terlihat menggelembung dan banyak padahal cuma berisikan udara, masihkah kita harus di bohongi perihal instruksi “SOBEK DI SINI”? Adakah yang pernah mengalami kejadian serupa? Benar-benar membuat gemas, ya! (*)
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) yang dibikin untuk mewadahi sobat julid dan (((insan kreatif))) untuk menulis tentang apa pun. Jadi, kalau kamu punya ide yang mengendap di kepala, cerita unik yang ingin disampaikan kepada publik, nyinyiran yang menuntut untuk dighibahkan bersama khalayak, segera kirim naskah tulisanmu pakai cara ini.