Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Teror Pocong dan Sosok Berwajah Hancur Kepada Adik Kecil yang Bermain di Rumah Saya

Seto Wicaksono oleh Seto Wicaksono
13 September 2019
A A
adik

adik

Share on FacebookShare on Twitter

Sewaktu libur sekolah dulu, saya biasa mengisi waktu luang untuk bermain bersama di rumah dengan teman-teman. Apa yang dimainkan pun beragam, bisa PlayStation, Tamiya, atau sekadar berkumpul bersama—berbincang sambil menonton tv apa pun acaranya—sambil memakan beberapa camilan agar tidak cepat bosan sewaktu mengobrol. Tak jarang, jika memang sedang mengantuk di siang hari, kami sempatkan tidur siang terlebih dahulu.

Ya, ketika liburan sekolah, kami terbiasa bermain tanpa kenal waktu. Hitung-hitung refreshing dan memanfaatkan waktu liburan sesukanya—meski hanya berkumpul dan bermain di rumah. Saat berkumpul, seringkali juga beberapa teman saya membawa adiknya yang masih kecil—sekira 4 tahun—ke rumah untuk sekalian diajak main. Berhubung ada salah satu mainan favorit yang juga suka dimainkan, tamiya.

Ketika sedang bosan bermain PlayStation dan Tamiya, biasanya dalam waktu jeda kami mengobrol bersama. Bahkan tak jarang kami ke luar rumah lebih dulu untuk mengajak teman yang lain berkumpul bersama di rumah saya. Karena pada tahun 2004 kami belum memiliki handphone, jadi untuk mengajak teman berkumpul yang biasa kami lakukan adalah menghampiri ke rumahnya secara langsung dan memanggil namanya saat tiba di depan rumahnya.

Kala itu, tidak ada teman yang sedang ingin bermain di rumah saya. Jadi, saya bersama dengan satu orang teman yang membawa satu adiknya yang berusia 4 tahun, kembali lagi ke rumah saya—berhubung di rumah sedang kosong, karena Ibu dan Bapak sama-sama sedang bekerja. Rencananya, kami ingin makan siang bersama terlebih dahulu memasak indomie yang sudah disediakan oleh Ibu di rumah.

Kami tiba di rumah bertepatan dengan azan dzuhur. Entah kenapa ketika baru memasuki rumah saya dan melewati pintu depan, adik teman saya terus berada di belakang sambil memeluk paha abangnya dan menempelkan muka di sekitaran paha. Kemudian, teman saya hanya bertanya kepada adiknya, “kamu kenapa? Kok di belakang terus?” Adik teman saya tidak merespon dan hanya menggelengkan kepalanya yang masih ditutupi—seakan tidak mau melihat ruangan sekitar.

Setelah memasuki ruang tengah di rumah, adik teman saya mulai memberanikan diri untuk mengintip suasana ruangan. Bukannya merasa membaik dan semakin aman, adik teman saya malah menangis dan teriak ketika melihat ke suatu sudut ruangan seakan sudah melihat sesuatu—padahal tidak ada satu pun sesuatu di sana.

Kemudian adik teman saya semakin menangis kencang sambil berkata, “aku mau pulang..”. Setelah ditanya apa sebab dia ingin pulang, dia mulai memberanikan diri untuk menjelaskan bahwa, dia melihat ada satu sosok berbulu berkulit gelap matanya merah menyala dan wajahnya hancur penuh dengan darah mengalir setinggi pintu kamar. Saya dan teman sontak kaget atas penjelasan yang diberikan. Kami berdua merinding seketika—ikut merasa takut.

Akhirnya, kami memaksakan diri untuk pergi ke dapur dan segera memasak indomie melewati sosok tersebut. Adik teman saya sesekali mengintip ke arah sosok itu lalu berteriak kembali sambil memeluk paha abangnya sambil berkata, “aku dideketin, dia di sebelah aku. Mukanya rusak, aku takut”. Setibanya di dapur dan baru saja saya menyalakan kompor, adik teman saya semakin ketakutan dan menangis histeris.

Baca Juga:

Saat Belanja Bersama Anak Kecil, Orang Tua Perlu Perhatikan Aturan Tidak Tertulis Ini

Jadi Guru TK Gampang, Cuma Keprok-keprok? Enak Aja!

Setelah ditanya kenapa, dia hanya bisa menjawab, “ada pocong di situ”, sambil menunjuk ke arah dekat kompor. Karena merasa ada yang tidak beres, saya langsung mematikan kompor dan segera mengajak mereka keluar rumah agar adik kecil pun tidak semakin ketakutan melihat sosok yang sama sekali tidak diinginkan—untuk dilihat.

Akhirnya, saya memutuskan untuk menemani dan mengantar mereka pulang ke rumahnya, selain memang saya pun merasa takut jika harus sendirian di rumah. Saya memutuskan untuk tidak berada di rumah hingga Ibu dan Bapak pulang bekerja. Pada saat yang bersamaan, saya pun menjadi percaya bahwa anak-anak selalu memiliki kemampuan untuk melihat sosok tak kasat mata—yang katanya karena anak-anak itu masih suci dan tidak berdosa.

Dan kini, saya selalu sigap untuk lari 1000 langkah ketika ada saudara yang masih anak-anak berkata, “Om, itu di belakang Om ada yang berdiri merhatiin mukanya ketutup sama rambutnya yang panjang dan pake baju putih.”(*)

BACA JUGA Kuntilanak yang Menatap Tajam Saat Saya Terbaring Sakit atau tulisan Seto Wicaksono lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 13 September 2019 oleh

Tags: anak kecilhantu wajah hancurterorteror pocong
Seto Wicaksono

Seto Wicaksono

Kelahiran 20 Juli. Fans Liverpool FC. Lulusan Psikologi Universitas Gunadarma. Seorang Suami, Ayah, dan Recruiter di suatu perusahaan.

ArtikelTerkait

4 Ciri Orang yang Perlu Dihindari dalam Transaksi Utang-Piutang orang yang tidak mengembalikan utang mojok.co

5 Cara Mendapatkan Uang yang Sering Kita Lakukan saat Masih Kecil

1 Juli 2020

5 Hal yang Bikin Saya Nggak Jadi Batalkan Puasa Ramadan Saat Kecil. #TakjilanTerminal45

9 Mei 2021
Jadi Guru TK Gampang, Cuma Keprok-keprok_ Enak Aja! terminal mojok

Jadi Guru TK Gampang, Cuma Keprok-keprok? Enak Aja!

2 November 2021
kartun upin ipin dan nussa rara

Mempermasalahkan Logika Film Kartun Adalah Sebuah Bentuk Penyimpangan Logika

14 September 2020
poso

Poso dan Pengalaman Menjadi Terduga Teroris

23 Oktober 2019
reza arap microtransaction warnet gamer apex legend mojok

Sudah Saatnya Negara Mengawasi Microtransaction dalam Gim

20 Mei 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Daihatsu Gran Max, Si "Alphard Jawa" yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan Mojok.co

Daihatsu Gran Max, Si “Alphard Jawa” yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan

25 Desember 2025
Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

23 Desember 2025
Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

24 Desember 2025
Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi (Unsplash)

Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi: Menolong Ribuan Perantau, tapi Menyengsarakan Warga Sendiri

22 Desember 2025
Perpustakaan Harusnya Jadi Contoh Baik, Bukan Mendukung Buku Bajakan

Perpustakaan di Indonesia Memang Nggak Bisa Buka Sampai Malam, apalagi Sampai 24 Jam

26 Desember 2025
Gak Daftar, Saldo Dipotong, Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life Stres! (Unsplash)

Kaget dan Stres ketika Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life, Padahal Saya Nggak Pernah Mendaftar

21 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.