• Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Login
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Sapa Mantan
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Sapa Mantan
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Hiburan
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus Loker

Jadi Guru TK Gampang, Cuma Keprok-keprok? Enak Aja!

Atri Diah Irfani oleh Atri Diah Irfani
2 November 2021
A A
Jadi Guru TK Gampang, Cuma Keprok-keprok_ Enak Aja! terminal mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Tepuk anak soleh prok prok prok

Rajin salat, prok prok prok

Rajin ngaji, prok prok prok

Orang tua, dihormati prok prok prok

Cinta islam sampai mati, Laillahailallah

(Bacanya gak usah sambil nyanyi, Gaes)

Itu tepuk paling familier di kalangan anak TK. Barangkali kalian punya adik, anak, atau saudara yang masih TK, coba deh kalau ketemu mereka langsung todong dengan berkata, “Tepuk anak sholeh prok prok prok!” Kemungkinan besar anak itu akan meneruskan.

Dari sekian banyak pelajaran yang diberikan ketika di sekolah, yang mudah nyantel pada anak-anak ya yang berkaitan dengan tepuk-tepuk dan menyanyi. Mereka akan melafalkannya di mana- mana dan kapan saja. Pernah tuh keponakan saya yang masih TK sudah ngantuk berat, mata sudah 5 watt tapi bibirnya mengeluarkan suara, “Tepuk jari satu ting, tepuk jari dua ting ting, tepuk jari tiga ting ting ting, tepuk jari empat…” Eh, habis itu tidur. Dalam keadaan ngantuk seperti itu saja dia masih sempat bernyanyi, dan itu menunjukkan betapa berhasilnya guru dalam urusan “tepuk-tepuk”.

Hal semacam itu seolah memvalidasi “Ngapain sekolah tinggi-tinggi kalau ujungnya cuma jadi guru TK? Lulusan SMP SMA saja juga bisa, lha wong kerjanya cuma tepuk-tepuk, nyanyi, menggunting, melipat, kok.”

Iya, bisa, kok. Bisa ngomong.

Bagi sebagian orang yang belum pernah berkecimpung di dunia TK, mungkin perkataan di atas terkesan biasa saja. Tapi tidak bagi guru TK, pernyataan semacam itu menyakitkan. Menjadi guru TK tidak segampang bersikap sabar dalam mengajarkan “hal remeh” macam menyanyi dan menggunting, lebih dari itu. Saya yang belum lama kecemplung di dunia TK merasakan hal itu.

Jadi gini, guru TK tuh harus berangkat pagi. Kalau biasanya pelajaran dimulai pukul 8, para guru TK harus sudah hadir di sekolah satu jam sebelumnya. Lho, ngapain? Menyambut anak-anak. Penyambutan ini tak sekadar menunggu di depan gerbang sekolah, kalau anak datang disalamin, terus menunggu anak yang lainnya datang lagi. Nggak gitu, ya.

Anak itu harus disambut dengan hangat, bagaimanapun mood kita, guru harus tetap tersenyum lebar di hadapan anak. Beruntung sekali kalau anaknya langsung berpamitan dengan orang tua, guru hanya perlu menyambutnya dengan basa-basi lalu mengantarkannya ke kelas.

Namanya anak-anak, tidak semuanya langsung bisa ditinggal. Ada yang terkadang memeluk ibunya, tidak mau turun dari kendaraan, menarik ibunya untuk ke kelas, mau ditinggal tapi menangis, ada yang tantrum, dan yang lainnya. Di sini guru TK dituntut untuk mencari solusi akan hal-hal semacam itu secara tepat dan cepat. Merayu si anak pelan-pelan tanpa terlihat memaksa apalagi menakutkan. Gimana coba?

Ketika anak sudah masuk kelas pun, guru TK dituntut untuk melaksanakan pembelajaran keprok- keprok seperti biasa. Yang diajarkan pada anak terdiri dari aspek agama dan moral, fisik motorik, bahasa, kognitif, seni, dan sosial emosional. Semua dikemas dalam metode pembelajaran, biasanya menggunakan metode sentra.

Ada 5 jenis sentra, yaitu (1) sentra persiapan, agar anak mengenal tulisan, huruf, dan menghitung; (2) sentra balok, zona bermain anak yang berisi berbagai macam bentuk balok; (3) sentra peran, melatih anak bermain peran; (4) sentra alam cair, membuat karya dari bahan-bahan yang ada di sekitar, dan (5) sentra iman dan takwa, mengamalkan nilai-nilai agama.

Apa iya semuanya dikemas dalam bentuk tepuk-tepuk? Tentu tidak, itu sebagian kecil saja.

Di tengah berlangsungnya pembelajaran, guru TK pun harus menyisipkan toilet training. Tak hanya menjelaskan, melainkan terjun langsung. Anak pipis? Sudah biasa. Pup? Sudah biasa. Ngompol? Kadang ada saja. Sudah biasa itu, sih.

Ketika lelah di tengah pembelajaran, jangan pikir guru TK punya waktu istirahat. Nggak ada, Gaes. Meskipun anak-anak istirahat, guru TK tetap harus mendampingi mereka entah itu snack time atau mendampingi mereka bermain, berlari ke sana kemari, loncat-loncatan. Pokoknya semua harus tetap diawasi selama anak-anak berada di lingkungan sekolah.

Jam pelajaran selesai, anak-anak pulang, guru juga bisa pulang? Oh, tentu tidak. Usai penjemputan selesai, guru TK tidak langsung pulang, lho. Ada banyak pekerjaan yang menanti, mulai dari melakukan penilaian, menyiapkan ragam main untuk esok hari (ini harus sekreatif mungkin), asesmen dan administrasi lainnya. Pengalaman saya, baru bisa pulang sekitar pukul 2 siang. Belum lagi kalau ada rapat atau acara lainnya, pasti pulang lebih sore lagi. Mana ada tuh ceritanya anak pulang guru ikutan pulang.

Setelah pulang pun masih tetap dikejar-kejar urusan pekerjaan. Guru TK tidak hanya berhadapan dengan anak, lho, melainkan lebih kepada orang tuanya. Kami dituntut untuk berkolaborasi dengan orang tua. Banyak di antara mereka yang menanyakan perkembangan anak di sekolah, bercerita tentang anaknya di rumah, atau sekadar menanyakan suatu hal melalui chat. Tentu guru harus bisa merespons dengan baik.

Meski terlihat sepele, tugas guru TK itu berat, memberikan pondasi pada anak, lho. Kalau pondasinya tidak benar, gimana dengan bangunan di atasnya nanti? Makanya jadi guru TK tidak mudah. Kami dituntut harus punya pengetahuan, kepribadian, dan profesionalitas yang mendukung agar mampu menstimulus anak mencapai perkembangan yang optimal.

Gimana? Gampang kan jadi guru TK?

Senyum lebar sembari keprok-keprok lumayan lho buat anti-aging.

Sumber Gambar: Pixabay

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 2 November 2021 oleh

Tags: anak kecilguru TKprofesi

Ikuti untuk mendapatkan artikel terbaru dari Terminal Mojok

Unsubscribe

Atri Diah Irfani

Atri Diah Irfani

Halu adalah kegiatanku.

ArtikelTerkait

Desain Grafis dan Profesi yang Bakal Tetap Menguntungkan (Unsplash)

Desain Grafis dan Profesi yang Bakal Tetap Menguntungkan

19 Desember 2022
Salahkah Menulis demi Uang? kaya

Salahkah Menulis demi Uang?

17 Oktober 2022
Kalau Eks Koruptor Boleh Nyaleg, Mending SKCK Dihapus Aja, Buat Apa?

Mau Profesi Minim Risiko? Jadilah Koruptor!

12 September 2022
Ketahui Tingkat Kesulitan Call Center Sebuah Bank (Unsplash.com)

Ketahui Tingkat Kesulitan Call Center Sebuah Bank, Profesi yang Katanya Menjanjikan

6 September 2022
Emang Iya Kuliah Keguruan Cepat Balik Modal?

Noda dan Dosa Guru: Sisi Gelap Sebuah Profesi yang Dianggap Mulia

6 September 2022
5 Sisi Gelap Profesi Bankir Terminal Mojok

5 Sisi Gelap Profesi Bankir

24 Agustus 2022
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Sumber gambar akun instagram welovehonda_id honda pcx

Review Honda PCX setelah 2 Tahun Pemakaian

madura calon mertua menikah dengan teman satu kantor mojok

14 Tahapan dan Istilah Pernikahan di Madura

Proyek Food Truck di Tegal Itu demi Siapa? terminal mojok.co

Proyek Food Truck di Tegal Itu demi Siapa?

Tinggalkan Komentar


Terpopuler Sepekan

Surat Cinta untuk Walikota: Pak, Malang Macet, Jangan Urus MiChat Saja!
Pojok Tubir

Mati Tua di Jalanan Kota Malang

oleh Mohammad Faiz Attoriq
28 Maret 2023

Lama-lama, kelakar mati tua di jalanan Kota Malang itu nggak lagi jadi guyonan, tapi risiko yang menjelma jadi nyata.

Baca selengkapnya
Derita Pemilik Honda CS1, Mulai dari Biaya Servisnya Mahal Sampai Disinisin Montir di Bengkel

Derita Pemilik Honda CS1, dari Biaya Servis yang Mahal Sampai Disinisin Montir di Bengkel

25 Maret 2023
Pantes Nissan Evalia Nggak Laku di Indonesia, Desainnya Aneh!

Pantes Nissan Evalia Nggak Laku di Indonesia, Desainnya Aneh!

28 Maret 2023
Pengalaman Saya Naik ATR 72, Pesawat Baling-baling yang Katanya Berbahaya

Pengalaman Saya Naik ATR 72, Pesawat Baling-baling yang Katanya Berbahaya

23 Maret 2023
3 Dosa Tempat Kursus Bahasa Inggris di Kampung Inggris Pare yang Bikin Kecewa

3 Dosa Tempat Kursus Bahasa Inggris di Kampung Inggris Pare yang Bikin Kecewa

20 Maret 2023

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=_zeY2N8MAE4

Subscribe Newsletter

* indicates required

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
DMCA.com Protection Status

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Login
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
    • Sapa Mantan
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Halo, Gaes!

atau

Masuk ke akunmu di bawah ini

Lupa Password?

Lupa Password

Silakan masukkan nama pengguna atau alamat email Anda untuk mengatur ulang kata sandi Anda.

Masuk!