Sebagai mahasiswa di salah satu perguruan tinggi di Purwokerto, saya memiliki kawan yang mayoritas berasal dari daerah ngapak. Bahkan bisa dikatakan 80 persen mahasiswa yang sedang menempuh studi di kampus saya adalah para penutur ngapak yang fasih. Kebanyakan mahasiswa berasal dari daerah Barlingmascakeb (Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap, dan Kebumen). Selain itu, ada tiga kabupaten lain juga yang menjadi penutur bahasa ngapak sekaligus penyumbang jumlah mahasiswa terbanyak di kampus saya, yaitu Brebes, Pemalang, dan Tegal.
Kali ini, saya akan membahas mengenai dua kabupaten yang saya sebutkan terakhir. Dua-duanya terkenal dengan aksen ngapaknya yang sangat medok. Ya, Tegal dan Pemalang.
Tegal dan Pemalang memiliki kesamaan mengingat keduanya terletak di utara Pantai Jawa. Selain itu, kedua daerah ini juga sering dijadikan jalur utama para pemudik yang pulang kampung saat Lebaran tiba. Namun entah mengapa nama Tegal jauh lebih terkenal di benak masyarakat pada umumnya dibandingkan Pemalang. Alih-alih mengetahui letak geografis Pemalang, masyarakat luas justru lebih familier dengan Malang.
Lantas, kenapa dua daerah yang terletak di pesisir utara ini memiliki nasib yang sangat berbeda? Nih, saya kasih alasannya.
Jumlah ruang publiknya berbeda
Bicara soal ruang publik, Tegal menjadi salah satu kota yang sangat memanjakan warganya. Salah satu ruang publik yang sangat terkenal di kota penghasil kupat glabed ini adalah Jalan Pancasila. Jalan yang bisa dibilang duplikat dari Malioboro tersebut memiliki daya pikat yang menarik para pengunjung. Area jalan yang lebar, bangunan tua bernuansa klasik, dan para pedagang kaki lima di sepanjang jalan membuat nuansa malam di Jalan Pancasila semakin hangat.
Selain itu, pengunjung yang datang lalu-lalang di antara cahaya lampu yang terang di bawah gemintang. Puluhan fotografer menawarkan jasa mengabadikan momen di kota yang terkenal dengan sebuatan kota bahari itu. Apalagi di ujung jalan ada stasiun yang digunakan sebagai akses warga untuk mobilisasi ke luar kota. Penataan kota yang apik membuat Kota Tegal layak dijadikan sebagai panutan wilayah lain dalam membangun tata ruang.
Baca halaman selanjutnya: Pemalang juga punya ruang publik, tapi…