Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Hiburan Anime

Tanpa Asuhan Kakek Gohan, Son Goku Tak Akan Jadi Pahlawan

Aminah Sri Prabasari oleh Aminah Sri Prabasari
13 Agustus 2021
A A
kakek gohan son goku dragon ball mojok

kakek gohan son goku dragon ball mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Kakek Gohan adalah karakter minor di anime Dragon Ball. Kemunculannya bahkan hanya muncul sebagai kilas balik dan arwah saja. Tapi, tanpa adanya asuhan beliau di awal kehidupan Goku di Bumi, belum tentu kita bisa bertemu dengan Goku sebagai seorang petarung yang budiman.

Kakek Gohan membuktikan, meski Goku berbakat jahat, pola asuh yang baik bisa mengubah bakat bawaan tersebut. Kenapa Goku dibilang berbakat jahat? Ya karena dia dikirim ke Bumi untuk menghancurkannya.

Penonton setia Dragon Ball pasti tahu, Kakek Gohan dan Goku ini beda spesies. Goku terdampar di Bumi dalam kapsul yang dikirim Bardock dan Gine, nama aslinya adalah Kakarotto (atau sebut saja Kakarot). Saat sedang dibawa Kakek Gohan, Goku terjatuh ke jurang lalu hilang ingatan. Sifat meledak-ledak dan nakal khas Saiyan sedikit berubah setelah itu.

Saya pernah bertanya-tanya juga, sih. Seandainya Goku nggak hilang ingatan saat masih kecil, apa iya beliau bisa mengatasi kenakalannya?

Bisa, dong. Pola asuh kuncinya di “pola” yang berarti pengulangan. Untuk mengasuh anak dengan pola yang sama diperlukan konsistensi dan persistensi. Oleh karena itu permasalahan utamanya ada di “pengasuh” sebagai subyek, bukan di “siapa yang diasuh” sebagai obyek.

Nggak masalah Goku bukan manusia, Kakek Gohan sadar betul tentang hal ini dan menolak menyerah. Ada beberapa kekuatan beliau yang diperlihatkan dalam mengasuh Goku, diantaranya:

Satu, Kakek Gohan adalah petarung yang hebat

Sebagai murid nomor satu guru Roshi, Kakek Gohan adalah salah satu karakter petarung paling jagoan di arc awal Dragon Ball. Ada beberapa episode di Dragon Ball yang menceritakan Goku bertanding melawan arwah beliau. Ini sebagai gambaran bahwa orang tua juga harus punya kualifikasi dalam mendidik anak. Orang tua perlu menambah pengetahuan, belajar aneka keterampilan, sebagai bekal mengasuh anak. Bisa hamil dan menghamili saja tak cukup. Itu mah dorongan berkembang biak sebagai manusia yang taken for granted.

Dua, fokus pada positivity

Goku dengan insting Saiyan-nya yang liar dan merepotkan sudah pasti bikin pusing Kakek Gohan. Terlebih Goku sering tidak sadar ketika melakukan perbuatan-perbuatan yang buruk. Tapi, beliau selalu fokus pada sisi baik Goku, ia hanya memberikan asuhan yang positif saja. Goku tidak dimaki, dihukum berlebihan, diabaikan, dihina, dan sebagainya. Perbuatan buruk Goku tidak ditanggapi dengan negativitas.

Baca Juga:

Chi-Chi dan Bulma, Tokoh Terkuat di Semesta Dragon Ball

Gaji dan Sifat 5 Ayah dalam Serial Animasi Jepang: Dari Crayon Shinchan sampai Dragon Ball

Pengendalian diri beliau memang jempolan, reward dan punishment dalam mengasuh Goku tidak berdasar pada emosi-emosi negatif melainkan dilakukan untuk kepentingan Goku. Kakek Gohan juga tidak pernah mispersepsi, ia tidak pernah merasa melakukan atau mengatakan sesuatu yang buruk untuk kebaikan Goku padahal sebenarnya hanya menuruti emosi diri sendiri.

Tiga, ketat dalam menjaga nilai-nilai yang ia ajarkan

Salah satu poin paling sulit dalam parenting adalah konsistensi. Hari ini bilang A, hari-hari berikutnya juga harus tetap A. Jika orang tua terlalu banyak meralat, terbiasa membuat peraturan dengan tanda bintang alias pakai syarat dan ketentuan berlaku melulu, lambat laun anak malah akan belajar akal-akalan. Anak akan belajar bahwa apa pun bisa ditawar dan diakali. Bukannya belajar memahami masalah, tentang alasan muncul peraturan dari orang tua, anak malah akan belajar bernegosiasi supaya bisa mendapat apa yang jadi keinginannya. Oleh karena konsistensi inilah Goku tetap mengingat ajaran-ajaran beliau meski hanya diasuh sebentar.

Empat, tidak mabuk dalil “anak harus nurut orang tua” secara membabi-buta

Jika dilihat perbedaan usianya, Kakek Gohan ibarat generasi baby boomer dan Goku adalah generasi milenial. Perbedaan usia yang jauh ini bisa menjadi “gap” yang serius. Saat ada persoalan pelik ketika mengasuh, orang yang usianya jauh lebih tua cenderung menjadi sewenang-wenang atas nama usia. “Anak kecil tahu apa,” misalnya. Atau, “Orang tua lebih berpengalaman,” contoh lainnya. Kalimat-kalimat yang menyatakan otoritas bermodal usia ini menjadi senjata untuk mengendalikan anak. Bukannya diajak berkomunikasi dan berdiskusi untuk melatih berpikir kritis, si anak malah dijejali dalil tak berguna tentang seseorang mutlak dihormati karena usianya.

Lima, memahami bahwa afeksi adalah kebutuhan dasar

Umumnya afeksi tidak dilihat sebagai kebutuhan dasar. Pendidikan (formal dan informal), sandang, pangan, papan, dan sebagainya lah yang dianggap wajib dipenuhi oleh orang tua. Oleh karena itu seringkali ditemukan kasus anak menjadi nakal bahkan berbuat kriminal karena tidak dipenuhi kebutuhannya akan kasih sayang. Kakek Gohan berbeda, ia memberi kasih sayang pada Goku dengan sangat keras kepala bahkan sampai harus berkorban nyawa. Padahal bisa saja beliau memperlakukan Goku seenaknya atau malah dibunuh, toh Goku hilang ingatan dan jahat. Kakek Gohan percaya bahwa afeksi dalam bentuk sekecil apa pun, senyuman misalnya, bisa mengubah Goku menjadi pribadi yang lebih baik.

***

Meski ending hubungan Kakek Gohan dan Goku ini sangat menyedihkan, Kakek Gohan mati terinjak Goku (Saiyan yang punya ekor bakal jadi kera raksasa dan hilang kesadaran), tapi keduanya tetap mengasihi satu sama lain dengan tanpa syarat.

Parenting ala Kakek Gohan highlight-nya ada pada kesadaran untuk terus-menerus memberi pada anak tanpa berpikir bahwa pemberian tersebut adalah hutang yang harus dibayar oleh si anak.

Toh pada akhirnya, tanpa perlu direcoki omongan-omongan soal balas budi atau keluh kesah dari orang tua yang mengaku capek mengurus anak, Goku tetap ingin melakukan sesuatu dan berbakti pada beliau, bukan?

Sumber gambar: YouTube Carthu’s Dojo

BACA JUGA Gaya Parenting Orang Tua Shinichi Kudo yang Bikin Saya Kepingin Juga dan tulisan Aminah Sri Prabasari lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 7 September 2021 oleh

Tags: bardockdragon ballgaya parentinggineHiburan Terminalkakek gohansaiyanson goku
Aminah Sri Prabasari

Aminah Sri Prabasari

Perempuan yg merdeka, pegawai swasta yg punya kerja sambilan, pembaca yg sesekali menulis.

ArtikelTerkait

Pengalaman Buruk Seorang Teman Membuat Saya Makin Maju Mundur Nonton Drama Thailand terminal mojok

Pengalaman Buruk Seorang Teman Bikin Saya Maju Mundur Nonton Drama Thailand

26 Juli 2021
Adegan Romantis di Film yang Sebenarnya Nggak Romantis-romantis Amat di Dunia Nyata terminal mojok

Adegan Romantis di Film yang Sebenarnya Nggak Romantis-romantis Amat di Dunia Nyata

18 Juli 2021
Bali dan Jogja Masih Jadi Setting Cerita FTV Terbaik Selama Ini terminal mojok.co

Bali dan Jogja Masih Jadi Setting Cerita FTV Terbaik Selama Ini

13 Juli 2021
Membedah Penampilan Daechwita BTS di Muster 2021 Berdasarkan Stratifikasi Sosial Joseon terminal mojok

Membedah Penampilan ‘Daechwita’ BTS di Muster 2021 Berdasarkan Stratifikasi Sosial Joseon

25 Juni 2021
tipe ibu-ibu tetangga gosip mojok

3 Jenis Ibu-ibu Tetangga yang Harus Anda Hindari

16 Agustus 2021
Sejarah Drama Korea_ dari Pentas di Media Terbatas hingga Meraih Popularitas  terminal mojok

Sejarah Drama Korea: dari Pentas di Media Terbatas hingga Meraih Popularitas 

18 Juni 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang (Unsplash)

Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang dengan Pesona yang Membuat Saya Betah

4 Desember 2025
Video Tukang Parkir Geledah Dasbor Motor di Parkiran Matos Malang Adalah Contoh Terbaik Betapa Problematik Profesi Ini parkir kampus tukang parkir resmi mawar preman pensiun tukang parkir kafe di malang surabaya, tukang parkir liar lahan parkir

Rebutan Lahan Parkir Itu Sama Tuanya dengan Umur Peradaban, dan Mungkin Akan Tetap Ada Hingga Kiamat

2 Desember 2025
Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

2 Desember 2025
5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

2 Desember 2025
Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

2 Desember 2025
Logika Aneh di Balik Es Teh Solo yang Bikin Kaget (Unsplash)

Logika Ekonomi yang Aneh di Balik Es Teh Solo, Membuat Pendatang dari Klaten Heran Sekaligus Bahagia

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana
  • Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.