Kemiripan Hikayat September-Maret Pangeran Diponegoro dan Presiden Sukarno
Secara kebetulan, akhir September sama-sama merupakan batas akhir kepemimpinan Pangeran Diponegoro dan Presiden Sukarno.
Secara kebetulan, akhir September sama-sama merupakan batas akhir kepemimpinan Pangeran Diponegoro dan Presiden Sukarno.
Kita dibesarkan di lingkungan yang menganggap kuliah itu buat cari duit. Jurusan Sejarah pun diangap nggak "menghasilkan".
Meski naskah kuno identik dengan kata membosankan, aslinya itu cuma stereotip. Tengok saja bagaimana serunya kisah sejarah-mitologis Jawa.
Dengan tak mewajibkan pelajaran Sejarah, Kemendikbud seolah berharap bisa menghapuskan ingatan soal kebijakannya yang konyol dan menyebalkan.
Laksamana Nala adalah tokoh kunci yang memiliki peran vital dalam menyatukan Nusantara. Dialah panglima tertinggi angkatan laut Majapahit.
Berhentilah mengerdilkan malam satu Suro dan menganggap semua warisan simbah dulu adalah sesuatu yang mistis bin horor.
Sejak Pangeran Diponegoro masih kecil, Sultan HB I yang merupakan kakek buyutnya telah berfirasat cicitnya akan mengobarkan perang besar.
Orang Lamongan yang menjadi penjual pecel lele justru tidak pernah memakan jualannya sendiri karena ada pantangan lokal turun-temurun.