Bagaimana dengan mereka yang bergaji rendah. Misal, fresh graduate yang digaji berdasar UMR Jogja. Katakanlah gaji seseorang di Jogja Rp2,5 juta per bulan. Untuk menabung Rp850.000 saja, mereka harus mengorbankan 33 persen gaji setiap bulan. Itu bukan persentase yang kecil lho. Sisa gaji masih harus dialokasikan untuk kebutuhan dasar seperti tempat tinggal dan makan. Mau nabung sampai Rp20 juta? Yo ndhak mampu tho.
Jangan lupa, perhitungan di atas dalam kondisi ideal ya. Sementara, tidak ada yang ideal di dunia ini. Banyak yang baru mulai bekerja setelah usia 24 tahun. Belum lagi banyak fresh graduate diupah rendah di bawah UMR. Saya juga belum membahas kelompok masyarakat ekonomi bawah yang hampir mustahil untuk menabung.
Kalian masih mau maksa usia 25 tahun punya minimal tabungan Rp20 juta? Mending kalian cuci muka saja lalu tidur. Ingat, tidak semua orang berprivilese punya tabungan sebesar itu. Nah, di tulisan ini saya mau menawarkan pendapat yang lebih realistis dan semoga masih bisa kalian capai.
Menabung dengan jumlah yang lebih realistis
Sebelum melanjutkan perhitungan ini, mari kita sepakati bahwa tabungan ini untuk memberi rasa aman. Jadi tidak ada tabungan untuk menikah, ibadah, ataupun keperluan yang sudah pasti besarannya. Untuk rasa aman ini, tabungan kita harus melihat biaya hidup layak dan keperluan harian.
Situasi aman menurut saya adalah dengan terjaminnya hidup layak minimal selama 3 bulan. Setidaknya kita tidak hancur lebur ketika kena PHK atau terjadi krisis. Tentunya besar tabungan akan terus meningkat bersama dengan inflasi. Jadi idealnya tabungan kalian juga sesuai dengan biaya kebutuhan hidup selama 3 bulan sesuai dengan tahunnya.
Sekarang mari kita coba hitung tabungan ideal bagi muda-mudi Jogja. Menurut survei yang dilakukan Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), biaya hidup layak di Jogja adalah Rp4,2 juta setiap bulan. Jadi, simpanan paling ideal sekitar Rp13 juta. Besarnya lumayan juga ya? Tentu saja, lha wong Jogja sudah tidak murah lagi.
Kenapa saya tidak memakai besar gaji untuk menghitung tabungan, misal teori seseorang harus punya pundi-pundi minimal 3 kali gaji? Menurut saya, gaji atau upah tidak benar-benar menjamin hidup layak. Apalagi dalam situasi hari ini ketika terjadi defisit gaji. Contohnya, seperti perbandingan biaya hidup dengan UMR Jogja di atas. Remuk kan?
Inilah angka ideal tabungan seseorang di usia 25 tahun ketika masih bujang. Angkanya akan berbeda-beda di setiap daerah. Angkanya akan berbeda juga untuk mereka yang masih bujang dengan sudah menikah. Masih banyak lagi faktor penentu besar tabungan, tapi minimal sekarang kalian punya pegangan dasar. Jadi tidak perlu terhanyut dengan anjuran tidak menapak bumi yang sering muncul di media sosial.
Penulis: Prabu Yudianto
Editor: Kenia Intan
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.