Suzuki Skydrive adalah salah 1 motor aneh di Indonesia. Suzuki memproduksi motor ini pada 2009 dan berhenti memproduksinya pada 2014. Singkat sekali masa edar motor ini. Namun, hingga saat ini, keluarga saya masih setia merawat motor wagu ini.
Suzuki Skydrive adalah sebuah usaha untuk bersaing dengan pasar Honda Vario 125 dan Yamaha Mio Soul. Namun, benar kata Mita Idhatul Khumaidah, yang menulis artikel berjudul “Kelebihan Sepeda Motor Suzuki yang Membunuh Bengkel Resminya Sendiri” bahwa desain motor pabrikan asal Jepang ini memang “wagu banget”. Desainnya kayak enggan membaca selera zaman. Artikel tersebut bisa kalian baca di sini.
“Entah apa yang merasuki pikiran para pegawai R&D Suzuki. Sadar bahwa hal paling esensial dari sepeda motor adalah mesin, mereka mencurahkan semuanya ke sektor ini sambil menutup mata pada sektor lain. Hasilnya, muncul sepeda motor berdesain janggal yang tampaknya sanggup melaju hingga akhir zaman kelak. Mesin motor Suzuki, asal tidak dimodifikasi, susah banget rusaknya,” tulis Mita.
Suzuki Skydrive saja misalnya. Body motor ini terlalu bongsor untuk ukuran motor matik yang ingin bersaing dengan Mio Soul. Sudah begitu, bagasi yang disediakan juga minimalis. Bahkan bagasi motor saya ini cuma cukup buat tempat kunci-kunci dan lap. Sementara itu, jas hujan saya taruh di bawah kaki. Pelit amat, memang.
Daftar Isi
Berat Suzuki Skydrive sampai 108 kilogram
Selain bagasi yang terlalu pelit, Suzuki Skydrive itu terlalu berat. Konon, beratnya sampai 108 kilogram. Buat keluarga saya yang kurus-kurus, motor ini kayak petinju kelas berat main di kelas bulu. Motor ini baru menemukan “majikan yang tepat” setelah saya tunggangi. Secara bobot kami nggak beda jauh. Maksudnya sama-sama “kelas berat”.
Lantaran bodi yang wagu dan terlalu berat, banyak orang yang mengaku susah bermanuver dengan Suzuki Skydrive ini. Ah, kalau ini, saya rasa mereka aja sekumpulan manusia lemah. Buktinya, saya saja bisa. Malah rasanya nyaman ngebut pakai motor bongsor wagu ini.
Power motor ini memang termasuk besar. Enak banget buat nanjak atau bermanuver take over pengendara lain. Tapi, ya tetap ada syaratnya.
Syarat biar motor aneh ini tetap tokcer
Syarat supaya Suzuki Skydrive tetap tokcer cuma 2. Pertama, rajin ganti oli setidaknya 1 kali dalam satu bulan. Kedua, rajin cek kelayakan kampas rem. Nggak tahu kenapa, sejak pakai Skydrive, saya sering ganti kampas. Tapi, ya, masih nggak memberatkan kantong, sih.
Hanya dengan 2 cara itu saja, Suzuki Skydrive saya bisa bertahan dari kepunahan. Setiap hari saya bawa menempuh perjalanan hampir 50 kilometer dari rumah ke kantor. Sampai sekarang, tidak ada masalah berarti yang saya rasakan.
Saya, kok, agak yakin kalau motor ini bakal terus ada meskipun saya sudah tiada. Oleh sebab itu, saya akan memasukkan motor perjuangan ini ke dalam surat warisan. Biar anak dan cucu saya tahu kalau Suzuki memang nggak main-main bikin mesin yang ciamik.
Jangan-jangan, motor bikinan Suzuki malah bisa bertahan dari serangan meteor yang dulu bikin dinosaurus punah. Atau, jangan-jangan Suzuki Skydrive ini yang jadi meteor itu. Menghantam bumi dan bikin dinosaurus punah.
Tidak pernah servis berat
Total, saya mengendarai Suzuki Skydrive ini selama 5 tahun sebelum ganti ke Honda Scoopy, lalu Vario 160. Selama 5 tahun itu, saya tidak pernah servis berat, apalagi turun mesin. Servis yang saya lakukan ya yang lumrah saja plus ganti oli. Sudah, begitu saja.
Penggantian onderdil, paling banter adalah kampas rem depan dan belakang. Selain itu paling mengganti sarung jok motor yang koyak karena dicakar kucing sialan yang sering mampir di kantor Mojok kala itu. Jadi, saya kadang membatin, Suzuki itu apa nggak mau mencari untung dengan membuat motor yang gampang rusak gitu.
Oya, saya juga pernah kecelakaan bersama Suzuki Skydrive di Jalan Kaliurang. Tercatat 3 tulang rusuk saya patah sementara Skydrive saya cuma lecet saja. Bodinya memang sekuat tekad seorang samurai.
Sekarang, adalah kakak ipar saya yang merawat motor tersebut. Dan, sampai detik ini, yang “bisa” dilakukan kakak ipar saya adalah memoles ulang warna motor tersebut. Servis berat? Mana pernah. Oleh sebab itu, kayaknya motor ini bakal membunuh bengkel resminya sendiri, deh.
Penulis: Yamadipati Seno
Editor: Yamadipati Seno
BACA JUGA Suzuki Skywave 125: Dulu Dibenci, tapi Sekarang Banyak Dicari