Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Luar Negeri

Susahnya Jadi Mahasiswa Bahasa Inggris Konservatif

Ahmad Abu Rifai oleh Ahmad Abu Rifai
16 Mei 2019
A A
Gap Year Selalu Dipandang Negatif, padahal Manfaatnya Juga Banyak terminal mojok.co

Gap Year Selalu Dipandang Negatif, padahal Manfaatnya Juga Banyak terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Sebagai mahasiswa Bahasa Inggris, saya selalu merasa terpanggil ketika ada seseorang yang salah menulis atau membaca kata dalam bahasa itu. Ketika seseorang mengucapkan /ˈiːv(ə)n/ alih-alih /ɪˈvɛnt/ untuk kata “event”, kuping saya langsung panas. Dengan berat hati saya akan mengoreksi, baik itu secara langsung maupun harus menunggu waktu tepat. Bagaimanapun, seseorang yang “berdosa” harus tetap diingatkan, bukan?

Kesalahan lain yang paling sering muncul adalah kesalahan gramatikal sederhana seperti penggunaan imbuhan “s/es” di kata kerja mode Simple Present Tense. Percaya atau tidak, ini yang paling nyebelin dan seolah tak ada habisnya. Jika kamu seorang mahasiswa atau setidaknya pernah jadi mahasiswa, kamu pasti sering melihat atau mendapatkan kiriman pamflet sebuah kegiatan, baik itu diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Hima (Himpunan Mahasiswa) maupun organisasi lain.

Di bagian teratas pamflet, biasanya setelah nama organisasi, kita akan menemukan “proudly present”. Sejauh karir ke-bahasa-inggris-an saya, penulisan frasa tersebut hampir selalu salah, bahkan oleh organisasi bahasa Inggris sendiri. Alih-alih menuliskan “proudly presents” karena sebuah (satu) organisasi masuk dalam kategori third-person singular, mereka malah menuliskan “proudly present”.

Dosa ini barangkali kecil, tak sebesar kesalahan Della JKT48 yang harusnya menulis “press conference” tapi malah “pres confresh” atau Babang Andika-Ganteng-Kangen-Band yang secara alay menuliskan “haaatterss” alih-alih “haters”. Namun percayalah, benih dosa kecil ini sudah menular terlampau luas dan menjengkalkan.

Saya ingat berkali-kali mengoreksi kesalahan tersebut. Ada yang merespon baik karena telah dikoreksi, namun banyak juga yang menertawakan dan mempertanyakan kredibilitas saya sebagai anak Bahasa Inggris.

Salah satu penglaman paling nggapleki terjadi pekan lalu. Ceritanya, salah seorang teman saya mengirimkan pamflet acara jurusannya. Seperti saya duga, sehabis nama Hima, kata “presents” ditulis tanpa imbuhan “s”.

Hati saya tergerak melihat itu. Saya bilang kepada teman saya, namanya Ifa, “Fa, itu tulisan ‘present’ di pamfletmu salah, yang benar ‘presents’. Harus pakai ‘s’.”

Ifa merespon baik koreksi dari saya. Dia melaporkan kesalahan tersebut ke bagian Dekorasi dan Dokumentasi. Namun bukannya berterima kasih, salah satu anggota sie Dekdok itu malah menertawakan saya.

Baca Juga:

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

4 Dosa Pemilik Jasa Laundry yang Merugikan Banyak Pihak

“Yang ada kan ‘presentation’, bukan presentstation. Itu mahasiswa Bahasa Inggrisnya udah lulus apa belum? Wkwk…,” tulisnya di Whatsapp. Ya Allah, Tuhan semesta alam. Dosa apa yang kiranya sudah hamba lakukan hingga hamba harus mengalami ini? Saat itu saya ingin beritisgfar sebanyak-banyaknya. Namun, di waktu yang sama saya juga ingin misuh: goblok!

Lha bagaimana tidak, membandingkan kata kerja kok dengan kata benda, apalagi di situ ada konteks subjek “it” yang masuk dalam kategori third-person singular dan mengharuskan tiap kata kerja diimbuhi “s/es” dalam Simple Present Tense. Pembandingan ini kayak mengutip satu bagian ayat tanpa melihat konteks atau ayat lain yang berhubungan. Ra massshhhoookkkk!!!

Jika berhadapan dengan orang seperti ini, pada akhirnya saya hanya bisa mengelus dada dan berdoa: semoga dia sadar dan kesalahan sama tak dilakukan olehnya maupun orang lain. Sayangnya, doa saya untuk hal ini termasuk doa yang tidak dikabulkan Tuhan.

Akibat kebiasaan saya mengoreksi kesalahan pengucapan maupun penulisan kata bahasa Inggris, beberapa teman sejurusan menjuluki saya sebagai Mahasiswa Bahasa Inggris Konservatif. Saat berkumpul dengan mereka dan ada orang yang salah mengucapkan kata dalam bahasa Inggris, pandangan mereka langsung menuju ke saya. Mata mereka seolah-olah ngomong, “Hayo, Inggris konservatif silakan membenarkan!”

Jujur saja, julukan tersebut membuat saya merasa mirip Ivan Lanin, sang polisi bahasa yang lebih suka menyebut diri Wikipediawan pencinta Bahasa Indonesia. Saya merasa keren. Pada titik tertentu, saya juga merasa punya otoritas untuk “menilang” orang yang melanggar “lalu lintas” bahasa Inggris meski saya juga tidak jarang salah karena masih belajar.

Sebenarnya, ada hal lain yang saya katakan saat mengoreksi bahasa Inggris orang lain, terutama kesalahan “proudly presents” di pamflet yang sudah saya sebutkan di atas. Jika dalam bahasa Indonesia ada “dengan bangga mempersembahkan”, mengapa harus menggunakan “proudly presents”?

Barangkali orang-orang ingin acaranya terlihat lebih keren, wah, dan internasionalis banget jika menggunakan bahasa Inggris. Kalau acaranya memang penuh bahasa Inggris sih ndak apa-apa. Nyatanya, acara tersebut ya acara biasa yang tidak menggunakan Bahasa Inggris. Kita perlu sadar, fenomena ini menunjukkan bahwa bahasa Indonesia itu inferior bahkan di kalangan masyarakatnya sendiri; tidak ada yang bisa dibanggakan dari hal ini. Kalau kata Ivan Lanin idolaque: Utamakan Bahasa Indonesia, Lestarikan Bahasa Daerah, dan Kuasai Bahasa Asing.

Prinsip Om Ivan tentu brilian. Sayangnya, jika melihat anak-anak Jaksel yang which is literally itu, saya jadi pesimis kalau impian sang polisi bahasa bisa terwujud. Jalan menuju sana begitu panjang, sulit dan berliku-liku, sama seperti perjalanan hidup saya sebagai mahasiwa Bahasa Inggris aliran konservatif. Meski begitu, saya mendoakan Om Ivan Lanin terus sehat dan istikamah berada di jalan ninjanya. Saya tahu betul bahwa mengoreksi kesalahan berbahasa orang lain yang seolah tak ada habis dengan sabar itu sangat menguras tenaga dan emosi. Saking melelahkannya, belakangan ini saya berpikir untuk menerima ajakan teman-teman saya bergabung dalam Mahasiswa Bahasa Inggris aliran Nusantara; sebuah aliran yang nggak ngegas saat orang lain melakukan kesalahan, memilih diam memaklumi, dan membiarkan bahasa Inggris di-naturalisasi oleh ketidaktahuan orang-orang. Jika saya memutuskan untuk pindah aliran, barangkali hidup saya akan damai tanpa perlu berdebat dengan orang-orang bebal.

Ah, semoga Om Ivan tak berpikir seperti saya~

Terakhir diperbarui pada 8 Oktober 2021 oleh

Tags: Bahasa InggrisKonservatifMahasiswa
Ahmad Abu Rifai

Ahmad Abu Rifai

Takmir BP2M Unnes dan aktif di Kelas Menulis Cerpen Kang Putu

ArtikelTerkait

hidup tanpa circle pertemanan itu asyik dan simpel mojok.co

5 Alasan Nggak Punya Circle Itu Nggak Buruk-buruk Banget

27 Agustus 2020

Tolong, Jangan Suuzan sama Mahasiswa yang Ngerjain Skripsi di Coffee Shop

1 Juni 2021
Menganggap Skripsi Sudah Usang Adalah Pendapat Ngawur, Nyatanya Skripsi Masih Banyak Manfaatnya Kok! Mojok.co

Menganggap Skripsi Sudah Usang Adalah Pendapat Ngawur, Nyatanya Skripsi Masih Banyak Manfaatnya kok!

5 Agustus 2024
pejuang 3,5 tahun

Tidak Perlu Menjatuhkan Mimpi Para Mahasiswa Pejuang 3,5 Tahun

27 Agustus 2019
Cara Menjadi Mahasiswa S2 yang Baik dan Benar

Cara Menjadi Mahasiswa S2 yang Baik dan Benar

4 Oktober 2022
7 Tabiat Penjaga Kos yang Bikin Penghuninya Betah Tinggal Mojok.co

7 Tabiat Penjaga Kos yang Bikin Penghuninya Betah Tinggal

21 November 2025
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

18 Desember 2025
Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

16 Desember 2025
Mio Soul GT Motor Yamaha yang Irit, Murah, dan Timeless (Unsplash) yamaha mx king, jupiter mx 135 yamaha vega zr yamaha byson yamaha soul

Yamaha Soul Karbu 113 cc: Harga Seken 3 Jutaan, tapi Konsumsi BBM Bikin Nyesek

17 Desember 2025
Lumajang Bikin Sinting. Slow Living? Malah Tambah Pusing (Unsplash)

Lumajang Sangat Tidak Cocok Jadi Tempat Slow Living: Niat Ngilangin Pusing dapatnya Malah Sinting

19 Desember 2025
Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

18 Desember 2025
3 Alasan Kenapa Kampus Tidak Boleh Pelit Memberikan Jatah Absen ke Mahasiswa

3 Alasan Kenapa Kampus Tidak Boleh Pelit Memberikan Jatah Absen ke Mahasiswa

16 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi
  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik
  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.