Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Surat Terbuka untuk Water Snob: Biasa Aja, Bos, Nggak Usah Jadi si Paling Sehat

Prabu Yudianto oleh Prabu Yudianto
30 September 2022
A A
Surat Terbuka untuk Water Snob: Biasa Aja, Bos, Nggak Usah Jadi si Paling Sehat

Surat Terbuka untuk Water Snob: Biasa Aja, Bos, Nggak Usah Jadi si Paling Sehat (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Water snob ini mulai meresahkan. Pansos kok pakai air putih, otaknya terkilir keknya

Ketika bumi mulai terbentuk, hidrogen dan oksigen sedang mesra-mesranya. Ikatan dari dua oksigen dan satu oksigen ini membentuk molekul air. Molekul ini berpadu sempurna dengan suhu bumi yang mulai mendingin. Air menjadi genangan yang membentuk sup primordial: awal mula kehidupan. Organisme berkembang, berevolusi, hingga menjadi manusia. Manusia mula-mula sangat memuliakan air sebagai elemen metafisis pembentuk kehidupan.

Kemudian ada sekelompok manusia yang jadi water snob. Mereka menilai manusia yang mengonsumsi air dengan substansi lain adalah makhluk terbelakang. Pokoknya paling benar adalah mereka yang selalu minum air minum, tanpa tambahan selain mineral yang terkandung secara alami.

Surat ini untuk kelompok manusia menyebalkan itu.

Pasti Anda tahu kenapa water snob bermunculan. Jelas bukan karena kesadaran organik atas asupan air minum, tapi karena geger Es Teh Indonesia beberapa waktu lalu. Gara-gara kritik tentang kandungan gula yang berujung somasi, para water snob dan pejuang air putih menjadi ormas baru. Mereka menyerang habit masyarakat yang masih doyan kandungan gula tinggi dalam konsumsi air minum mereka.

Saya sepakat bahwa kesadaran ini harus dibangun. Banyak orang harus mengidap berbagai penyakit karena kurang konsumsi air putih. Air sendiri juga punya tempat istimewa dalam metafisika dan religi. Ada air suci, menyucikan diri dengan air, sampai kualat ketika mencemari air. Air memang sepenting itu!

Tapi, tingkah water snob ini sudah melampaui pemujaan kepada air. Mereka menjadi gerombolan yang merasa paling sehat dan intelek. Kesadaran untuk menjaga konsumsi air dan mengurangi gula menjadi alat untuk menyerang. Bahkan menjadi status sosial yang menunjukkan pencerahan serta mulianya mereka hanya karena rajin minum air putih. Pokoknya yang masih suka jajan minuman berkadar gula tinggi itu goblok, pekok, dan otaknya di dengkul.

Yang ingin saya sampaikan adalah: biasa wae, Buos! Anda para water snob ini tidak lebih dari masyarakat biasa. Tidak ada yang istimewa selain kesadaran akan kesehatan semata.

Baca Juga:

Saya Lebih Percaya Dokter Tirta daripada Influencer Kesehatan Lainnya, To The Point, dan Walk The Talk!

Promosi Kesehatan: Jurusan Underrated yang Dianggap Cuma Sales, padahal Garda Terdepan Kesehatan Rakyat

Air itu substansi paling dasar. Tidak usah ada water snob, orang akan mengonsumsi air. Entah dari minuman, makanan, sampai ludah ketika ciuman. Tidak ada yang istimewa dari kebiasaan ini. Tanaman yang cuma kabur kanginan saja juga mengonsumsi air. Tapi mereka tidak pernah jadi si paling sehat ketika ada tanaman kekeringan tho?

Kesadaran akan kesehatan ini bukan untuk meningkatkan status sosial. Justru semua orang harus sadar dengan ini. Termasuk kesadaran akan bahaya gula bukanlah milik sekelompok orang. Kesadaran macam ini jangan sampai eksklusif apalagi membuat para water snob ini jadi si paling intelek. Karena memang tidak ada yang eksklusif dari sadar akan kesehatan.

Ancaman industri pangan yang mengeksploitasi pasar dengan gula adalah ancaman. Dan untuk menghadapi ini tidak bisa dengan eksklusifitas goblok macam water snob. Dengan sok eksklusif, makin sedikit orang yang merasa perlu untuk menjaga kesehatan. Lha malas juga kan kalau hanya dihakimi oleh para water snob ini.

Saya malah takut ketika konsumsi air putih ini menjadi tren dan lifestyle. Nanti perlakuan air putih akan seperti perlakuan coffee snob pada kopi. Membanding-bandingkan air dari sumber, suhu lingkungan, ketinggian, dan faktor ra mashok lainnya. Memang benar air dari sumber berbeda akan punya karakter rasa unik. Tapi ya biasa wae ngono lho. Ingat, air itu basic human needs. Bahasa Samaria-nya: butuhe uwong umume!

Jangan sampai bermunculan kedai air putih macam coffee shop. Nanti air jadi lifestyle orang berada. Sedangkan belum semua manusia bisa mengakses air bersih. Bukan masalah moral, tapi ini masalah eksploitasi. Mosok air yang harusnya dikonsumsi semua manusia malah dikapling pemilik kapital gara-gara water snob ini? Tidak akan rela saya melihat air putih dijual puluhan ribu satu gelasnya. Hanya karena, “Ini diambil dari puncak gunung setelah melawan naga seribu tahun.”

Setiap ada yang viral, pasti muncul si paling si paling ini. Tapi, kalau urusan air sih memang berlebihan gobloknya. Mbok biasa saja dalam mendaki sosial. Tidak perlu sampai menjadikan air minum sebagai alat agar terlihat si paling sehat dan intelek.

Penulis: Prabu Yudianto
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Air Mineral, Air Putih, dan Air Bening, Mana yang Benar?

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 30 September 2022 oleh

Tags: Air Putihcoffee snobKesehatanwater snob
Prabu Yudianto

Prabu Yudianto

Penulis kelahiran Yogyakarta. Bekerja sebagai manajer marketing. Founder Academy of BUG. Co-Founder Kelas Menulis Bahagia. Fans PSIM dan West Ham United!

ArtikelTerkait

jus detoks

Pengalaman Mencoba Jus Detoks: Berakhir Sebelum Matahari Terbenam di Hari Pertama

5 September 2019
Dasar Snob, Beda Cara Minum Kopi Aja Jadi Masalah

Dasar Snob, Beda Cara Minum Kopi Aja Jadi Masalah

2 Januari 2020
pertolongan pertama luka bakar

Pertolongan Pertama Ketika Luka Bakar dengan ‘Biasanya Begini Kok’

12 Mei 2019
Kegiatan Tidak Berguna: Nyuruh Orang Berhenti Merokok atau Mempertanyakan Alasan Merokok terminal mojok.co

Memangnya Kenapa Kalau Rokokku Rokok ‘Jablay’?

31 Juli 2019
Nggak Usah Jijik Melototin Warna Feses dan Urin. Penting lho Ini!

Nggak Usah Jijik Melototin Warna Feses dan Urin. Penting lho Ini!

22 Februari 2021
Meskipun Jadi Daerah dengan Akses Layanan Kesehatan Tersulit di Jawa Tengah, Saya Bersyukur Lahir dan Besar di Cilacap

Meskipun Jadi Daerah dengan Akses Layanan Kesehatan Tersulit di Jawa Tengah, Saya Bersyukur Lahir dan Besar di Cilacap

12 Agustus 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

3 Desember 2025
Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

2 Desember 2025
Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang (Unsplash)

Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang dengan Pesona yang Membuat Saya Betah

4 Desember 2025
Ketika Warga Sleman Dihantui Jalan Rusak dan Trotoar Berbahaya (Unsplash)

Boleh Saja Menata Ulang Pedestrian, tapi Pemerintah Sleman Jangan Lupakan Jalan Rusak dan Trotoar Tidak Layak yang Membahayakan Warganya

3 Desember 2025
4 Hal tentang Untidar Magelang yang Belum Diketahui Banyak Orang Mojok.co

4 Hal tentang Untidar Magelang yang Belum Diketahui Banyak Orang

29 November 2025
Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.