Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Featured

Suka Membuli Jomblo, Padahal Hubungannya Sendiri Toksik dan Bikin Melongo

Erwin Setia oleh Erwin Setia
3 Maret 2020
A A
membuli jomblo

Suka Membuli Jomblo, Padahal Hubungannya Sendiri Toksik dan Bikin Melongo

Share on FacebookShare on Twitter

Suatu hari sebuah tangkapan layar membikin saya ketawa miris. Isinya percakapan antara sepasang karib, si lajang dan si berpasangan. Si berpasangan dengan entengnya bilang, “Minjem duit lu dong, Bro. Gue lagi banyak keperluan nih. Lu mah kan enak masih jomblo, pengeluaran belum banyak.” Tak ayal ucapan itu membuat si lajang muntab. Sebab, sebelumnya si berpasangan ini hobi banget meledek kejombloannya seolah-olah tidak ada lelucon yang lebih berkelas. Tapi, pas lagi kepepet, dia seakan lupa bahwa orang yang sering jadi obyek ledekannya ternyata dia butuhkan.

Dalam esai Alasan Mengapa Masyarakat Gemar Melecehkan Kaum Jomblo, Feby Indirani menulis dua sebab orang berpasangan gemar menjadikan jomblo olok-olokan. “Pertama, karena kebiasaan meniru perilaku mayoritas orang secara otomatis, tanpa pernah berpikir ulang tentang alternatif yang lebih baik,” sebut Feby yang menulis buku 69 Things to be Grateful About Being Single. “Kedua, dan ini yang penting, orang berpasangan gemar melecehkan lajang karena mereka membutuhkannya sebagai mekanisme bertahan (dalam hubungan).”

Mungkin para pembuli jomblo menganggap apa yang mereka lakukan benar belaka. Tujuan mereka menghibur dan bercanda. Tapi, apa nggak ada bercandaan lain gitu? Asal tahu saja, seperti lelucon bapak-bapak grup wasap dan lelucon jayus lain, lelucon soal jomblo itu sudah semestinya dibuang ke tong sampah. Pertama, mengolok-olok status seseorang itu nggak lucu dan nggak elok. Kedua, jomblo nggak semengenaskan yang kita pikirkan. Nggak semua jomblo itu jones. Menjadi jomblo malah banyak untungnya, loh!

Menurut riset Dr. Elyakim Kislev, profesor di Hebrew University of Jerusalem, kita harus mengubah konsepsi kita mengenai jomblo. Seorang jomblo bukan berarti kesepian dan gagal. Alih-alih menjadi sumber penderitaan, kejombloan justru bisa mendatangkan banyak keuntungan.

Jomblo pasti kesepian? Wah, itu mah cuma mitos. Dengerin nih kata Dr. Indra Cidambi, direktur medis yang berfokus pada kesehatan mental dan perawatan kecanduan di Pusat Terapi Jaringan di New Jersey: “Kesepian itu bukan karena seseorang sendirian, tapi karena persepsi tentang kesepian itulah yang membuat seseorang merasa kesepian.”

Makanya kita temukan ada banyak jomblo yang enjoy-enjoy aja. Sebaliknya tak sedikit orang berpasangan yang merasa kesepian. Entah karena pasangannya terlalu sibuk dan abai, atau karena dia kangen bergaul dengan teman-temannya tapi terkerangkeng oleh hubungan.

Seorang jomblo memiliki waktu lebih banyak dan luang untuk memaksimalkan dirinya. Ia bisa lebih sering baca buku dan nonton film tanpa harus ketakutan pasangannya ngambek karena merasa kurang diperhatikan. Ia juga bisa lebih bebas, terhindar dari toxic relationship, punya waktu banyak untuk bercengkerama dengan teman dan travelling, dan sederet keuntungan lainnya.

FYI aja nih, sungguh bejibun para jomblo yang keren dan berkontribusi kepada dunia. Emma Watson, salah satu aktris terhebat era ini, adalah jomblo. Dia lebih suka menyebut dirinya “self-partnered” alias orang yang berpasangan dengan diri sendiri. Lalu, kalau kita menengok sejarah, kita bakal menemukan banyak nama beken yang memilih hidup melajang. Plato, Leonardo Da Vinci, Voltaire, Nikola Tesla, hingga Tan Malaka—mereka semua itu jomblo until die. Mereka jomblo dan mereka keren.

Baca Juga:

3 Ide Pacaran Unik yang Hanya Ada di Bantul, Dijamin Nggak akan Terlupa

Jangan Jatuh Cinta dengan Orang Kabupaten Semarang, Kamu Nggak Akan Kuat!

Ada lagi jomblo keren—walaupun bukan jomblo until die, sih, tapi patut dijadikan pelajaran. Ialah Mohammad Hatta, salah satu founding father Indonesia. Si kutubuku yang necis itu punya tekat yang mantap betul. Beliau berikrar tak akan menikah sebelum Indonesia merdeka. Benar saja, Hatta baru menikah dengan Rachmi Rahim tiga bulan setelah Indonesia merdeka, alias ketika Hatta berusia 43 tahun. Tuh lihat, beliau memerdekakan Indonesia dalam keadaan jomblo!

Sementara itu, berpasangan tak sertamerta membuat orang lebih bahagia daripada lajang. Kita bisa temukan dengan mudah orang yang ketika berpasangan hidupnya terasa seperti neraka. Banyaknya kasus kekerasan dalam rumah tangga dan relasi personal (KDRT/RP), perceraian, perselingkuhan, pembunuhan, dan trauma panjang lantaran suatu hubungan menjadi bukti bahwa berpasangan tak seenak yang kita kira.

Tentu kita tidak menampik orang-orang yang menjadi lebih baik setelah berpasangan dan pasangan-pasangan yang bahagia. Pasangan jenis itu ada dan nyata. Namun, bahwa hidup berpasangan tak pernah mudah adalah kenyataan yang tak bisa dibantah. Bahwa banyaknya orang yang sengsara karena berpasangan juga tak bisa ditampik. Para pengidap toxic relationship dan hubungan bermasalah lah yang biasanya suka membuli jomblo. Seperti kata Feby di atas, mereka membuli jomblo bukan karena mereka lebih bahagia daripada jomblo, tapi bulian itu mereka lakukan sebagai cara mereka bertahan dalam kehidupan berpasangan (yang penuh masalah).

Alangkah konyol kalau orang-orang berpasangan lebih suka membuli jomblo ketimbang memeriksa kualitas hubungannya sendiri. Apalagi, seperti ilustrasi yang saya sampaikan di awal, sudahlah hobi membuli jomblo, eh pas butuh duit ngutangnya ke jomblo. Kan absurd!!1!1!

Sudahlah, tak usah membuli jomblo. Bagimu hubunganmu, bagiku hubunganku. Urus hubungan diri sendiri aja. Jangan sampai hobi membuli jomblo, tapi hubungan sendiri toksik dan bikin melongo.

BACA JUGA Jomblo Lebih Bahagia, Setidaknya Itu Kata BPS atau tulisan Erwin Setia lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 3 Maret 2020 oleh

Tags: bullyingJombloPacaran
Erwin Setia

Erwin Setia

Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

ArtikelTerkait

jadi jomblo

Beruntunglah Kalian Para Jomblo

30 Juli 2019
Jasa Merangkai Kata yang Laris Manis: Kok Bisa?

Jasa Merangkai Kata yang Laris Manis: Kok Bisa?

7 Agustus 2019
Menjustifikasi Jones pada Para Pengguna Aplikasi Pencari Jodoh adalah Tindakan Naif Belaka

Menjustifikasi Jones pada para Pengguna Aplikasi Pencari Jodoh Adalah Tindakan Naif Belaka

9 Desember 2019
Membedah Isi Kepala Manusia yang Hobi Menggantungkan Hubungan Asmara terminal mojok.co

Kalau Orang Belum Pernah Pacaran Memangnya Kenapa?

10 Desember 2020
lelaki turki

Sebelum Pesona Lelaki Turki Merebak, Segera Ajak Doi ke KUA

27 Juli 2019
Hal-Hal Ini Bakal Kamu Rasakan Jika Menjadi Muslimah yang Menjaga Hijab

Hal-Hal Ini Bakal Kamu Rasakan Jika Menjadi Muslimah yang Menjaga Hijab

18 November 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

24 Desember 2025
Daihatsu Gran Max, Si "Alphard Jawa" yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan Mojok.co

Daihatsu Gran Max, Si “Alphard Jawa” yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan

25 Desember 2025
Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

20 Desember 2025
Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

24 Desember 2025
Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

25 Desember 2025
Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

24 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.