Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus

Stigma Busuk Menyebutkan kalau Anak UIN Nggak Akan Maju dan Punya Masa Depan Cerah, Apalagi Kuliah Pendidikan

Berliana Atika Permatasari oleh Berliana Atika Permatasari
5 Mei 2025
A A
Anak UIN Nggak Punya Masa Depan Cerah! Kamu Mau Jadi Apa! (Unsplash)

Anak UIN Nggak Punya Masa Depan Cerah! Kamu Mau Jadi Apa! (Unsplash)

Share on FacebookShare on Twitter

Dulu, waktu sekolah, saya nggak pernah kepikiran sama sekali kalau bakal kuliah di UIN, apalagi di jurusan Pendidikan Bahasa Inggris. Bahasa Inggris? Tapi ya, namanya juga hidup. Saya nggak ikut menentukan arah kehidupan ini.

Waktu mendaftar, saya yakin banget bisa lolos di pilihan pertama. Pilihan kedua dan ketiga hanya formalitas saja. Saya memang begitu, orangnya kepedean, sudah sangat yakin bakal lolos di pilihan pertama. Lalu, tibalah hari pengumuman.

Tengah malam, hape saya tak kunjung berhenti berdenting. Notifikasi masuk bersahut-sahutan. Saya belum sempat menengok web UIN untuk memastikan, teman saya sudah chat duluan, “Selamat yaaa. Keterima!”

Sampai di titik ini, saya masih yakin lolos di pilihan pertama. Tapi kenyataan berbicara lain. Adalah pilihan ketika yang menjadi nasib saya.

Saya langsung memberi tahu ibu. UIN menerima saya, di jurusan Pendidikan Bahasa Inggris.

“Yawes, dilakoni ae. Pancen dinehi kuwi dalane,” jawab ibu dengan bijak.

Perasaan bimbang kuliah di UIN

Rasanya antara senang dan sedih. Senang karena UIN menerima saya. Sedih, karena Pendidikan Bahasa Inggris bukan pilihan pertama saya.

Makanya, cukup lama saya merenung dan menyesali kenapa menulis Pendidikan Bahasa Inggris di pilihan ketika masuk UIN. Apalagi saya nggak pernah benar-benar Belajar bahasa Inggris secara serius sebelumnya. 

Baca Juga:

3 Alasan Maba Jangan Memasang Ekspektasi Ketinggian ke UIN Palembang, Takutnya Nanti Kecewa

Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

Yang saya pelajari di sekolah, kan, hanya dasar saja. Selebihnya, saya tidak pernah berusaha untuk belajar sendiri. Makanya, saya agak culture shock. Sebagai anak sosial, pindah ke jurusan bahasa itu, buat beberapa orang, nggak gampang. 

Belum juga menjalani perkuliahan di UIN, saya sudah membayangkan apakah saya bisa bertahan di jurusan ini. Apakah saya akan kesulitan?  

Ya sudah, dengan legowo saya menerima jurusan Pendidikan Bahasa Inggris UIN. Lagian, orang tua juga mendukung. Selain itu, saya juga belum menjalaninya. Itulah dia. Intinya, jalani aja dulu.

Realita yang saya temukan di jurusan Pendidikan Bahasa Inggris

Setelah menjalani perkuliahan, ada 1 hal yang membuat saya bersyukur masuk Pendidikan Bahasa Inggris UIN. Saya semakin memahami pentingnya bahasa sebagai alat komunikasi.

Bahkan lebih dari itu, ternyata bahasa bukan sekadar alat komunikasi, tetapi mensyukuri nikmat bahasa yang diberikan oleh-Nya. Bahwa sebenarnya juga bahasa Tuhan itu banyak.

Saya juga mulai menyadari bahwa Pendidikan Bahasa Inggris bukan cuma ilmu tentang menjadi guru. Banyak alumni yang bekerja di berbagai bidang. Mulai dari menjadi penerjemah, content creator, editor, hingga dosen dan peneliti. Bahkan, keterampilan berbahasa Inggris membuka banyak peluang untuk bekerja lebih luas lagi.

Lebih dari itu, UIN ternyata memberikan pengalaman berharga yang mungkin nggak bisa saya dapatkan di tempat lain. Jadi, di UIN, saya belajar sambil mempertimbangkan mudarat berbagai hal.

Ya, saya merasakan cakrawala ini menjadi lebih luas. Mulai dari lingkungan akademiknya, perspektif antara ilmu agama dan sains, dan lain sebagainya. Ini sangat mengejutkan untuk saya yang nggak pernah masuk pondok pesantren.

Stigma dan persepsi masyarakat

Keputusan memilih UIN dan jurusan Pendidikan Bahasa Inggris ternyata bukan hanya membingungkan diriku sendiri, tetapi juga orang lain. Banyak komentar yang saya terima.

“Loh, kok di UIN? Kenapa nggak PTN aja?”

“UIN nggak maju.”

“Pendidikan? Mau jadi apa? Gaji guru dikit.”

“Bahasa Inggris? Bisa belajar sendiri. Ngapain kuliah?”

Komentar-komentar ini membuat saya merenung. Kadang saya jadi sering diam sambil memandang langit-langit kamar. Semacam mempertanyakan eksistensi. Apa benar saya salah jurusan? Apakah masa depan saya akan cerah?

Namun, seiring berjalannya waktu, saya mulai menemukan jawaban atas semua keraguan itu. Dan jujur saja, saya bersyukur.

Melawan stigma negatif mahasiswa UIN

Nah, setelah beberapa semester menjalani kuliah di UIN, saya nggak lagi menyesali keputusan ini. Justru saya semakin bersyukur. Tanpa sadar, saya telah berada di jalur yang membuka banyak peluang.

Saya juga belajar bahwa semua pilihan yang kita ambil itu bukan untuk memuaskan ekspektasi orang lain. Memuaskan ekspektasi orang lain itu nggak ada habisnya dan cuma bikin capek.

Orang lain nggak akan puas mencela, bahkan meremehkan. Ini semua tentang kita berproses menjalani dan memaksimalkan pilihan.

Jadi, untuk mereka yang masih meremehkan UIN, jurusan pendidikan, dan Bahasa Inggris, mungkin hanya belum melihat lebih dalam. Dan untuk saya di masa lalu yang sempat meragukan pilihan ini, saya hanya ingin bilang:

“Tenang, kamu akan baik-baik saja. Bahkan lebih dari itu, kamu akan menemukan jalanmu sendiri. Dan ketika semua terlihat akan gagal, you will survive, kok. Yang penting usaha dan berdoa. Pasrah saja sama Gusti Allah. Kamu akan sukses meski belajar di tempat yang dipandang sebelah mata.”

Saat ini, saya berhasil bertahan sampai semester 4 di Pendidikan Bahasa Inggris UIN. Masih banyak tantangan di depan dan saya masih harus lebih giat belajar. 

Saya yakin pilihan ini bukan seperti asal nyebur aja ke laut. Saya sedang menyeimbangkan dan melatih diri. Kelak, saya akan menemukan lautan luas yang nggak pernah saya duga sebelumnya.

Penulis: Berliana Atika Permatasari

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Dulu Dicap Berandal karena Suka Musik Punk, Kini Tempuh S3 Buat Buktikan Kalau Kuliah Itu Nggak Penting

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 6 Mei 2025 oleh

Tags: Bahasa InggrisJurusan BahasaPendidikan Bahasa InggrisPendidikan Bahasa Inggris UINstigma uinUINUniversitas Islam Negeri
Berliana Atika Permatasari

Berliana Atika Permatasari

Mahasiswa bingung, tapi tetap semangat.

ArtikelTerkait

Mitos Mahasiswa UIN yang Telanjur Dipercaya Banyak Orang

Mitos Mahasiswa UIN yang Telanjur Dipercaya Banyak Orang

2 Februari 2024
6 Rekomendasi Kanal YouTube Belajar Bahasa Inggris untuk Anak-anak Selain Cocomelon

6 Rekomendasi Kanal YouTube Belajar Bahasa Inggris yang Cocok untuk Anak-anak Selain Cocomelon

3 Maret 2023
5 Hal Kecil yang Bisa Meningkatkan Kemampuan Bahasa Inggris guru bahasa inggris

5 Hal Kecil yang Bisa Meningkatkan Kemampuan Bahasa Inggris

31 Mei 2022
Kuliah di UIN (Unsplash.com)

Kuliah di UIN? Ini 5 Culture Shock yang Dirasakan Lulusan SMA

20 Juni 2022
Di Jogja, Apoteker Menderita Kalau Nggak Bisa Bahasa Inggris (Unsplash)

Penderitaan Apoteker yang Kerja di Jogja

4 Desember 2023
Tidak Turunnya UKT Adalah Misi Membuat Kampus Kaya, Mahasiswa Sengsara terminal mojok.co

Mahasiswa Kampus Islam Negeri Emang Harus Tabah dan Qanaah Menghadapi Kemenag

27 April 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Panduan Membeli Toyota Vios Bekas: Ini Ciri-Ciri Vios Bekas Taxi yang Wajib Diketahui!

18 Desember 2025
Setup Makaroni Kuliner Khas Solo, tapi Orang Solo Nggak Tahu

Setup Makaroni: Kuliner Khas Solo tapi Banyak Orang Solo Malah Nggak Tahu

19 Desember 2025
Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

16 Desember 2025
Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

16 Desember 2025
Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

15 Desember 2025
Drama Puskesmas yang Membuat Pasien Curiga dan Trauma (Unsplash)

Pengalaman Saya Melihat Langsung Pasien yang Malah Curiga dan Trauma ketika Berobat ke Puskesmas

14 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi
  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik
  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.