Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus

Jadi Alumni UI Itu Nggak Ada Beban? Sesekali Cobalah Menapak Tanah, Bebannya Ada dan Nyata!

Afif Notodewo oleh Afif Notodewo
9 Maret 2025
A A
Jadi Alumni UI Itu Nggak Ada Beban? Sesekali Cobalah Menapak Tanah, Bebannya Ada dan Nyata!

Jadi Alumni UI Itu Nggak Ada Beban? Sesekali Cobalah Menapak Tanah, Bebannya Ada dan Nyata! (Ammar Andiko via Unsplash)

Share on FacebookShare on Twitter

Alumni UI? Wah keren! sekarang sedang menjabat posisi apa?

Pernyataan ini sudah menjadi makanan sehari-hari bagi alumni UI. Sebenarnya tidak bisa disalahkan juga, ekspektasi ini muncul menimbang lulusannya banyak yang sukses dari berbagai profesi mulai dari pejabat, pengusaha, hingga tokoh terkenal. Namun, apakah fenomena tersebut,“anak UI pasti sukses”, sama dengan realitas di lapangan?

Sebagai alumni UI yang pernah merasakan lika-liku kuliah di sana, Terdapat beberapa poin yang harus diperhatikan. Kalian-kalian yang merasa bahwa jadi alumni UI itu bebas beban, cobalah menapak tanah agar kalian tidak kelewat jauh dengan realitas.

Kampus Kapitalis dengan BOP dan UKT yang Selangit

“Di mana-mana masuk negeri tujuannya supaya murah”

Nah, itu kan yang ada di pikiran kalian sebelum daftar kuliah? Segera buang jauh-jauh kalimat itu di benak hati anda jika ingin menjadi mahasiswa UI. Sekarang kampus UI sudah terkenal dengan biayanya yang mencekik. Coba kita bandingkan dengan kampus lain, dilansir dari Katadata, UKT tertinggi pada rumpun Soshum menyentuh angka Rp17,5 juta/ semester. Sementara untuk rumpun tersebut normalnya hanya menyentuh angka Rp7,5 juta/ semester.

Angka tersebut juga bisa naik per semesternya untuk mahasiswa baru. Saya sendiri merupakan lulusan fakultas SKSG (Sekolah Kajian Stratejik dan Global) untuk prodi Kawasan Wilayah Timur Tengah dan Islam, peminatan Politik dan Hubungan Internasional yang dulu biaya kuliah yang harus saya bayar per semesternya berjumlah Rp13 juta pada 2019. Sekarang saya periksa kembali di website UI, sudah menyentuh angka Rp17 juta/semester.

Perlu dicatat, ini baru uang semester dan belum termasuk uang pangkal di awal semester satu. Oleh karena itu, dulu saya dan teman-teman UI punya bahan candaan bahwa setiap semester seakan-akan kami menyumbang motor Beat (seharga 13 juta) untuk UI. Sementara, adik mahasiswa baru harus menyumbang Honda Vario (seharga 17 juta). Saya tidak tau nasib adik-adik seterusnya, jangan-jangan mereka harus menyumbang UKT setara Yamaha NMAX nantinya.

Tetap susah mencari pekerjaan

Mungkin ada benarnya, jika dulu alumni UI gampang dalam mencari pekerjaan. Banyak perusahaan yang menerima calon pegawai berdasarkan asal kampusnya. Tidak jarang saya sering mendengar bahwa alumni UI akan saling tolong menolong dalam hal ini. Namun jika melihat fenomena sekarang yang mana telah terjadi keterpurukan ekonomi dan gelombang PHK terjadi di mana-mana, UI pun tidak bisa banyak berbuat.

Tren sekarang, perusahaan mayoritas tidak peduli kita berasal dari lulusan mana asalkan bisa dibayar murah dan mau kerja lebih. Itu pun masuk dengan susah payah melihat minimnya ketersediaan lapangan kerja di Indonesia saat ini.

Ekspektasi terlalu tinggi terhadap Alumni UI

Saya jadi paham kenapa tulisan alumni UGM ini muncul dan dibaca banyak orang. Sebab saya juga sempat terbebani. Mas Genta di tulisan tersebut ketakutannya valid kok.

Baca Juga:

Depok, Adik Tiri Jakarta Selatan yang Kini Punya Gaya Sendiri

Status Alumni UI Tak Membebani Saya, Nama Besar Kampus Adalah Kenikmatan, Bukan Tekanan!

Ekspektasi ini bisa muncul dari 2 sisi, baik dari penilaian masyarakat maupun alumni UI sendiri. Pertama, berdasarkan penilaian masyarakat alumni UI sudah pasti sukses dan gampang mencari pekerjaan. Dari premis ini, masyarakat akan heran jika melihat alumni UI tiba-tiba buka usaha sendiri atau bekerja tidak sesuai dengan jurusannya. Mereka akan berkata “nggak sayang dengan ijazah UI-nya?” padahal, jika kita memasuki dunia kerja akan kembali berawal dari 0 terkecuali bagi orang-orang yang memiliki privilege.

Selain itu, saya pernah juga melihat judul berita “Alumni UI Kalah Saing Dengan Lulusan STM”. Lantas, memangnya kenapa? Jika lulusan STM itu jauh lebih baik kenapa tidak? Ijazah hanyalah sebagai tanda pernah sekolah, bukan tanda pernah berpikir.

Kedua, ekspektasi muncul dari lulusannya sendiri. Mereka berekspektasi bahwa alumni UI harus mendapatkan perlakuan berbeda. Ingatkah terdapat suatu fenomena di mana terdapat fresh graduate UI yang menolak gaji Rp8 juta/bulan hanya dengan alasan, “saya anak UI”?

Kejadian ini tidak hanya terjadi satu atau dua kali. Hampir dari alumni UI yang menganggur terjadi karena mereka tidak menurunkan egonya. Sebenarnya boleh saja mereka meminta gaji tinggi, asalkan sesuai dengan value yang diterima oleh perusahaan. Tidak jarang, akibat sikap para oknum ini, alumni UI banyak yang dicap sebagai karakter yang sombong dan angkuh. 

Mempertanyakan Integritas UI terkait disertasi Bahlil Lahadalia

Nggak ada hubungannya sebenarnya, hanya saja saya merasa ini perlu dibahas karena tetap saja kena ke saya dan alumni UI yang lain.

Fenomena mengenai Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia terkait masa studi yang tidak pada umumnya dan disertasinya yang plagiat tentu membuat kami malu sebagai alumni UI. Walaupun sekarang disertasinya ditangguhkan, fenomena ini tetap menampar muka kami. Seakan-akan UI sekarang sudah tidak memiliki integritas lagi sehingga mempengaruhi kredibilitas kami yang seakan-akan sama dengannya.

Fenomena ini juga membuat kebanggaan kami dengan slogan “We are The Yellow Jacket” sedikit memudar. Kami berharap peristiwa ini tidak mempengaruhi pandangan orang bahkan perusahaan terhadap integritas kami sebagai profesional.

Betul, beban jadi alumni kampus tertentu itu adalah perkara mindset. Tapi tak berarti ketakutan dan keresehannya tidak nyata. Selalu ada sisi lain yang bisa dilihat agar jadi lebih adil dalam berpikir.

Penulis: Afif Notodewo
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Mahasiswa UI Wajib Tahu, Ini 10 Istilah Tempat yang Cuma Ada di UI!

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 9 Maret 2025 oleh

Tags: alumni UIkeluh kesahUniversitas Indonesia
Afif Notodewo

Afif Notodewo

Penulis yang selalu Ikhtiar.

ArtikelTerkait

Alasan Saya Kecewa dengan Perpustakaan UI, Jam Operasional Nggak Jelas hingga Koleksi Ilang-ilangan Mojok.co

Alasan Saya Kecewa dengan Perpustakaan UI, Jam Operasional Nggak Jelas hingga Koleksi Ilang-ilangan

13 Mei 2024
Bus Odong UNPAD Masih Perlu Banyak Belajar dari Bus Kuning UI Mojok.co

Bus Odong Unpad Perlu Banyak Belajar dari Bus Kuning UI

29 Januari 2024
contact person

Contact Person, Tapi Kok Slow Response?

29 Agustus 2019
Gang Kober Depok, Wilayah Strategis Dekat UI tapi Menyiksa Pejalan Kaki

Gang Kober Depok, Wilayah Strategis Dekat UI tapi Menyiksa Pejalan Kaki

17 Oktober 2023
5 Rekomendasi Makanan di Kantin Budaya UI Terminal Mojok

5 Rekomendasi Makanan di Kantin Budaya UI

6 September 2022
Kampus UI, Tempat Jogging Terbaik di Depok

Kampus UI, Tempat Jogging Terbaik di Depok

24 Oktober 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

4 Desember 2025
Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

1 Desember 2025
Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

2 Desember 2025
Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern Mojok.co

Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern 

5 Desember 2025
5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru Mojok.co

5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru

2 Desember 2025
Ketika Warga Sleman Dihantui Jalan Rusak dan Trotoar Berbahaya (Unsplash)

Boleh Saja Menata Ulang Pedestrian, tapi Pemerintah Sleman Jangan Lupakan Jalan Rusak dan Trotoar Tidak Layak yang Membahayakan Warganya

3 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.