Stasiun yang sebenarnya juga terancam
Lokomotif yang biasa berdinas seperti CC201 dan CC206 harus berhenti di Stasiun Alastua Semarang yang biasanya nggak kena banjir. Sebab, loko-loko tersebut nggak bisa menerjang genangan air. Loko-loko itu adalah loko diesel elektrik yang mungkin kalau dipaksa bisa korsleting. Sedangkan lokomotif diesel hidrolik seperti BB304 yang biasanya dipakai untuk langsir kereta yang kena banjir di Kota Lumpia, meskipun secara umur sudah uzur, tapi andal digunakan untuk menerjang genangan banjir.
Meski jadi penyelamat kereta-kereta yang lalu-lalang di Semarang, Stasiun Alastua jangan merasa aman dulu karena sekarang juga nggak luput dari ancaman banjir. Tahu sendiri laju penurunan tanah kota Semarang sangat cepat. Bahkan Kota Lumpia diprediksi akan duluan tenggelam daripada Jakarta. Bulan Maret 2024 lalu saja, Kelurahan Tlogomulyo di mana Stasiun Alastua berada juga terdampak banjir yang lumayan serius.
Terus, kalau Stasiun Alastua juga terendam banjir, siapa lagi yang akan menyelamatkan kereta yang hendak lewat Semarang? Pilihannya cuma mengalihkan rute kereta ke jalur selatan, atau mencari stasiun penolong lain. Warga Kota Lumpia jadi nggak bisa naik kereta kalau rute kereta dialihkan ke jalur selatan terus karena nggak ada kereta jarak jauh dan kereta lokal yang berhenti di Semarang. Repot juga kalau stasiun penolongnya tambah jauh.
Oleh karena itulah Stasiun Alastua yang biasanya menolong sekarang juga harus ditolong. Pemangku kebijakan di Semarang harusnya benar-benar serius menangani soal penurunan tanah dan banjir di kotanya. Kalau nggak bisa gawat.
Penulis: Rizqian Syah Ultsani
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Ancaman Tenggelamnya Stasiun Semarang Tawang Menyusul Penurunan Muka Tanah di Semarang Utara.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.