Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Standar Orang Kaya di Mata Anak Kelahiran ’80-an dan ’90-an

Istiqomah oleh Istiqomah
23 November 2020
A A
Standar Orang Kaya di Mata Anak Kelahiran '80-an dan '90-an terminal mojok.co

Standar Orang Kaya di Mata Anak Kelahiran '80-an dan '90-an terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Kenangan masa lalu pasti tidak mudah untuk dilupakan. Apalagi untuk anak kelahiran ’80-an dan ’90-an. Banyak sekali cerita-cerita menarik yang selalu terkenang sampai sekarang. Dari zaman dulu sampai sekarang perbedaan yang mencolok antara anak orang kaya dan tidak, selalu menyenangkan untuk menjadi bahan perbincangan.

Enaknya jadi orang kaya salah satunya adalah bisa memiliki apa pun karena ada saja uangnya. Lalu bagaimana jika terlahir dari orang yang tidak kaya? Berikut ini saya akan jabarkan apa saja standar menjadi orang kaya di mata anak yang lahir di tahun ’80-an dan ’90-an.

#1 Menyuguhkan air putih dingin dari kulkas

Saat main ke rumah teman dan disuguhin air putih dingin yang tersimpan di wadah plastik merek Lion Star, fix dia anak orang kaya. Dilihat dari cara penyajian saja sudah berbeda. Kalau di rumah sendiri air putih dimasukkan ke dalam kendi yang terbuat dari tanah liat. Dijamin anyes sambil bayangin air putih itu masuk kulkas.

Memang sih, air putih ya rasanya kayak gitu doang tidak ada perubahan. Tapi, di mata anak kelahiran ’80-an dan ’90-an, kulkas masih dianggap barang mewah yang hanya dimiliki oleh orang-orang kaya. Jadi, kalau kita disuguhin makanan/minuman yang sudah dimasukkan ke dalam kulkas anggap saja itu rezeki nomplok. Belum tentu bisa sebulan sekali. Walaupun hanya sekadar air putih dingin, ya.

#2 Punya mainan gimbot

Kalau ditanya jenis permainan apa saja yang hits pada zaman dahulu, yang pasti bisa menjelaskan dengan gamblang adalah anak kelahiran ’80-an dan ’90-an. Setiap pulang sekolah main. Pulang dari ngaji main lagi. Pokoknya seru banget, deh. Kalau tidak dijemput ibu suruh makan/mandi mungkin sampai malam itu nggak selesai-selesai mainnya.

Selain serunya permainan-permainan zaman dahulu, ada satu jenis mainan yang hanya dimiliki oleh orang kaya. Namanya adalah gimbot. Harganya mahal. Tidak semua orang punya. Kecuali dari keluarga kaya. Saat ada salah satu teman yang bawa gimbot, pasti teman yang lain akan bergantian ingin mencoba asyiknya mainan tersebut.

Ada beberapa kategori permainan dalam gimbot. Yang paling mudah dimainkan adalah noto boto (menata batu bata). Cara gantian untuk main ditentukan dari bisa/tidaknya anak tersebut menata batu bata dengan rapi tanpa celah yang kosong. Kalau tidak bisa, kalimat game over akan menjadi pertanda permainan berakhir. Satu sih kuncinya, yaitu rukun dalam bergantian.

#3 Langganan majalah Bobo

Orang kaya atau bukan bisa dilihat dari bacaannya. Kalau ada teman yang bawa majalah Bobo di sekolah, otomatis dia terlahir dari orang berada. Dulu, langganan koran saja sudah dianggap kaya. Apalagi yang langganan majalah Bobo. Setahu saya majalah Bobo itu tidak terbit setiap hari, tapi mingguan. Biasanya hari Kamis baru terbit. Dari satu kelas mungkin hanya satu atau dua anak saja yang mampu berlangganan majalah tersebut.

Baca Juga:

6 Alasan Orang Kaya Bayar Pakai Kartu Kredit padahal Bergelimang Duit

Beasiswa untuk Orang Kaya: Ironi Sistem Pendidikan Kita

Meminjam dengan metode antre dan sabar adalah satu-satunya cara untuk bisa membaca majalah Bobo. Syukur-syukur sih boleh dibawa pulang majalahnya. Jadi bisa puas-puasin deh bacanya. Sampai diulang-ulang gitu sampai mblenger. Satu sih pesan dari yang punya majalah, “Pokoknya besok dikembalikan ya, jangan sampai lecet apalagi sobek. Kalau nggak, ora tak boloni (tidak saya anggap teman).”

#4 Memanggil orang tua dengan panggilan mama-papa atau mami-papi

Di kota besar mungkin sudah terbiasa anak memanggil orang tuanya dengan panggilan mama-papa atau mami-papi. Namun, kalau di kota kecil panggilan itu dianggap hanya untuk keluarga berada alias kaya. Orang biasa memanggil orang tuanya dengan panggilan ibu-bapak, emak-bapak, simbok-abah, atau yang lainnya selain mama-papa atau mami-papi.

Saat ada salah satu teman yang memanggil orang tuanya dengan panggilan mama-papa atau mami-papi, anak kelahiran tahun 80-an dan 90-an pasti menganggap temannya itu berasal dari orang kaya. Entah kaya beneran atau tidak yang penting sudah kelihatan kaya. Apalagi ditambah dengan gaya bicara seperti orang kota. Kamu sah menjadi anak orang kaya.

Itulah standar orang kaya di mata anak yang lahir di tahun 80-an dan 90-an. Enaknya zaman dulu itu, orang-orang masih sangat mengedepankan kebersamaan dan rasa sosial yang tinggi. Yang kaya memang sudah keliatan kaya. Yang tidak kaya ya mencoba apa adanya. Tidak memaksakan. Bedanya dengan sekarang adalah banyak orang kaya yang tidak mau tersaingi dengan orang kaya lain, sedangkan orang yang tidak kaya sering memaksakan untuk terlihat kaya di mata orang lain. Ingat, rezeki orang itu masing-masing. Yang penting jangan mengambil yang bukan hak kita, ya.

BACA JUGA 5 Cara yang Membuatmu Kelihatan Kaya di Mata Orang Indonesia dan tulisan Istiqomah lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 10 Oktober 2021 oleh

Tags: 90anorang kaya
Istiqomah

Istiqomah

Ibu-ibu yang suka ngemil tapi takut gendut.

ArtikelTerkait

6 Alasan Orang Kaya Bayar Pakai Kartu Kredit meski Bergelimang Duit

6 Alasan Orang Kaya Bayar Pakai Kartu Kredit padahal Bergelimang Duit

5 Agustus 2024
Hierarki Penyebutan Orang Meninggal dalam Bahasa Jawa

Kematian Orang Kaya yang Dikomentari ‘Harta Tidak Dibawa Mati’ Itu Ngeselin

4 November 2020
Berhenti Cari yang Sempurna, Carilah Anak Tunggal yang Kaya: Ungkapan yang Nggak Sungguh Janggal! terminal mojok.co

Berhenti Cari yang Sempurna, Carilah Anak Tunggal yang Kaya: Ungkapan yang Sungguh Janggal!

24 September 2021
sederhana

Orang Sederhana itu Pasti Miskin: Salah!

13 Juli 2019
First Class Sebagai Citra Diri Orang Kaya

First Class Sebagai Citra Diri Orang Kaya

13 Februari 2020
Gereja Adalah Tempat Nongkrong Wanita Sosialita pada Masa VOC terminal mojok.co

5 Cara yang Membuatmu Kelihatan Kaya di Mata Orang Indonesia

22 Oktober 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

21 Desember 2025
Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

22 Desember 2025
Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

17 Desember 2025
Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

19 Desember 2025
Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

19 Desember 2025
Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

19 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah
  • 10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua
  • Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik
  • Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa
  • Menguatkan Pembinaan Pencak Silat di Semarang, Karena Olahraga Ini Bisa Harumkan Indonesia di Kancah Internasional
  • Dianggap Aib Keluarga karena Jadi Sarjana Nganggur Selama 5 Tahun di Desa, padahal Sibuk Jadi Penulis

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.