Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus Pendidikan

Mas Wapres Benar, Sistem Zonasi Memang Sebaiknya Dihapus Saja karena Banyak Masalah

Ronaldo Suhandi oleh Ronaldo Suhandi
26 November 2024
A A
Mas Wapres Benar, Sistem Zonasi Memang Sebaiknya Dihapus Saja karena Banyak Masalah

Mas Wapres Benar, Sistem Zonasi Memang Sebaiknya Dihapus Saja karena Banyak Masalah (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Baru-baru ini, Wakil Presiden Indonesia, Gibran Rakabuming Raka, meminta Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) untuk menghapus sistem zonasi dari PPDB. Sistem zonasi sendiri mulai diterapkan dari tahun 2018. Sempat didesain untuk memeratakan pendidikan, sistem ini justru bikin orang tua, siswa, dan bahkan guru mengelus dada. Jujur, saya nggak bisa lebih setuju lagi. Kalau dipikir-pikir, mungkin memang sudah waktunya kita berhenti pura-pura kalau sistem ini benar-benar berhasil.

Saya sendiri merasa sedikit beruntung tidak kebagian sistem ini waktu sekolah dulu, tapi tidak demikian nasib adik-adik angkatan di bawah saya yang harus rela jadi kelinci percobaan. Setelah beberapa tahun, apa hasilnya? Keadilan pendidikan? Sepertinya sistem zonasi masih jauh dari harapan. Justru saya merasa lebih baik PPDB dikembalikan seperti dulu, pakai nilai UN agar para siswa beneran belajar buat masuk sekolah favorit yang mereka inginkan.

Sistem zonasi sudah adil buat semua?

Saat pertama kali diperkenalkan, sistem zonasi digembar-gemborkan bakal menjadi solusi untuk menciptakan keadilan bagi para siswa. Tapi kenyataannya malah sebaliknya, menjadi sumber ketidakadilan yang baru.

Bayangkan adik atau anakmu dengan nilai rapor tinggi malah nggak bisa masuk sekolah negeri favorit cuma karena rumahnya nggak masuk zona sekolah tersebut. Sementara anak dengan nilai di bawah mereka bisa dengan mudahnya masuk karena rumahnya dekat sekolah. Jadinya adil nggak?

Kalau kebetulan rumahmu di sebelah sekolah favorit sih mungkin jawabannya adil-adil saja. Tapi buat anak-anak yang rumahnya jauh gimana? Apalagi kebanyakan sekolah favorit adanya di pusat kota, bukan di daerah pinggiran. Sementara sekolah yang di pinggiran kualitasnya masih belum setara dengan yang di tengah kota. Para siswa sekarang seolah perlu hoki punya rumah yang lokasinya strategis.

Nggak semua daerah punya sekolah yang memadai

Ini salah satu alasan utama kenapa sistem zonasi nggak jelas: nggak semua daerah punya sekolah yang setara secara kualitas dan fasilitas. Di kota, mungkin masih banyak pilihan sekolah favorit dengan fasilitas cukup baik. Tapi kalau di daerah pinggiran atau pelosok? Sering kali hanya ada satu sekolah, dan itu pun kondisinya sangat memprihatinkan.

Misalnya, bagaimana nasib siswa yang tinggal di daerah terpencil, di mana sekolah terdekat saja itu jaraknya masih jauh tapi kualitasnya juga seadanya? Kalau sistem zonasi ini tetap mau dilanjutkan, kenapa nggak memperbaiki dulu kualitas sekolah di tiap daerah?

Kualitas sekolah menurun

Sebenarnya tujuan sistem zonasi ini mulia, yaitu untuk meratakan kualitas pendidikan agar semua sekolah punya siswa yang beragam kemampuan akademiknya. Tapi kenyataannya? Sekolah yang dulunya menyandang status “unggulan” jadi kualitasnya menurun.

Baca Juga:

Menjamurnya Bimbel Bukan karena Pendidikan Kita Ampas, tapi karena Mengajar di Bimbel Memang Lebih Mudah

Kantin Sekolah Adalah Penyelamat Guru yang Gajinya Rata dengan Tanah

Pemberlakuan nilai UN kembali sebagai sistem masuk sekolah malah jadi pilihan tepat untuk menghentikan kekacauan ini. Biarkan anak-anak berjuang demi masa depannya. Masa anak pintar yang rumahnya jauh harus pasrah nggak bisa masuk sekolah favorit yang mereka inginkan, sementara otak dan ekonominya mampu. Solusi mereka cuma ke sekolah swasta atau nyogok. Kalau memang mau merata, kenapa nggak kualitas semua sekolah yang ditingkatkan daripada maksa anak-anak menerima sistem yang nggak efektif?

Sistem zonasi malah menciptakan kecurangan

Sistem zonasi ini juga menciptakan banyak kecurangan yang bikin mengelus dada. Misalnya, memalsukan Kartu Keluarga (KK), memalsukan Surat Keterangan Tidak Mampu (STKM), sampai pindah rumah. Semua itu dilakukan orang tua agar anak mereka bisa masuk sekolah tertentu.

Nggak cuma itu, kalau anak-anak mereka nggak bisa masuk ke sekolah yang mereka inginkan, orang tua jadi stres harus mencari jalan belakang untuk mengakali sistem. Anak-anak jadi merasa bersalah karena merasa gagal. Bukannya meringankan, sistem ini malah bikin ribet.

Sebenarnya sistem zonasi punya niat yang baik, tapi eksekusinya jauh dari harapan. Alih-alih membantu para siswa bisa bersekolah, sistem ini malah bikin susah. Jika ingin dikaji ulang, saya berharap sistem ini bisa direncanakan dengan sematang mungkin. Jangan memaksakan aturan yang membuat siswa, orang tua, dan guru menjadi korban. Kalau ternyata nggak bisa, ya sudah mending dihapuskan saja.

Penulis: Ronaldo Suhandi
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Sistem Zonasi Cuma Bentuk Kemalasan Pemerintah untuk Meningkatkan Kualitas Pendidikan. Sudah, Hapus Saja!

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 26 November 2024 oleh

Tags: Sekolahsistem zonasisistem zonasi dihapussistem zonasi sekolahzonasi
Ronaldo Suhandi

Ronaldo Suhandi

ArtikelTerkait

bahasa daerah mata pelajaran bahasa indonesia adalah pelajaran paling sulit mojok.co

Bahasa Indonesia Adalah Mata Pelajaran Paling Sulit

23 September 2020
Menebak Lokasi Parkir Anak SMP yang Naik Motor ke Sekolah Terminal Mojok

Menebak Lokasi Parkir Anak SMP yang Naik Motor ke Sekolah

4 November 2022
Punya Rumah Dekat SMP Negeri Banyak Masalah, Bikin Nggak Betah

Punya Rumah Dekat SMP Negeri Banyak Masalah, Bikin Nggak Betah

8 Februari 2024
5 Hal yang Akan Saya Bawa Saat No Backpack Day kalau Masih Sekolah Terminal Mojok.co

5 Hal yang Akan Saya Bawa Saat No Backpack Day kalau Masih Sekolah

25 Mei 2022
4 Ketololan yang Biasa Dilakukan di Perayaan Ulang Tahun Teman Saat Sekolah. Kalau Diingat Rasanya Bikin Malu!

4 Ketololan yang Biasa Dilakukan di Perayaan Ulang Tahun Teman Saat Sekolah. Kalau Diingat Rasanya Malu!

29 Oktober 2023
Namanya doang Study Tour, Aslinya Lebih Banyak Jalan-jalan daripada Studinya Mojok.co

Demi Kesehatan Mental Guru, Sebaiknya Study Tour Nggak Usah Diadain Aja

5 Februari 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka Mojok.co

Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka

1 Desember 2025
5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

2 Desember 2025
Nggak Ada Gunanya Dosen Ngasih Tugas Artikel Akademik dan Wajib Terbit, Cuma Bikin Mahasiswa Stres!

Dosen yang Minta Mahasiswa untuk Kuliah Mandiri Lebih Pemalas dari Mahasiswa Itu Sendiri

5 Desember 2025
Madiun, Kota Kecil yang Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya Mojok.co

Madiun, Kota Kecil yang Sudah Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya

2 Desember 2025
3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

4 Desember 2025
Video Tukang Parkir Geledah Dasbor Motor di Parkiran Matos Malang Adalah Contoh Terbaik Betapa Problematik Profesi Ini parkir kampus tukang parkir resmi mawar preman pensiun tukang parkir kafe di malang surabaya, tukang parkir liar lahan parkir

Rebutan Lahan Parkir Itu Sama Tuanya dengan Umur Peradaban, dan Mungkin Akan Tetap Ada Hingga Kiamat

2 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.